(Ceramah Buddha Hidup Lian Sheng di Rainbow Temple Usai "Upacara Homa Vajrasattva" Tanggal 8 Juni 2008)
Sembah
sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI,
Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala. Para acarya,
dharmacarya, lama, umat se-Dharma, selamat siang semuanya. (Hadirin
tepuk tangan)
Hari ini yang kita adakan adalah "Homa
Vajrasattva", tatacaranya dari awal hingga akhir sangat lengkap, tidak
ketinggalan detil apapun. Makanya, homa Vajrasattva kita sangat
sempurna. (Hadirin tepuk tangan)
Perintis Tantra adalah
Vajrasattva. Mengapa Vajrasattva adalah perintis? Sebab, dulu saat
Bodhisattva Nagarjuna membuka pagoda besi di Hindustan Selatan, di
dalamnya adalah Vajrasattva. Vajrasattva boleh dikatakan mentransmisikan
seluruh Dharma Vajradhatu dan Garbhadhatu kepada Bodhisattva
Nagarjuna. Jadi, Vajrasattva berarti guru Bodhisattva Nagarjuna. Berkat
Bodhisattva Nagarjuna membuka pagoda besi dan memperoleh Dharma Tantra
langsung dari Vajrasattva, Dharma Tantra baru mulai disebarluaskan.
Jadi, Vajrasattva adalah perintis ajaran Tantra. Ketika Guru Thubten
Dhargye masih hidup, suatu kali saya menemui Guru Thubten Dhargye,
Beliau membawa sebuah stupa Buddha, di dalamnya ada Vajrasattva, Beliau
pun memberikan stupa Buddha ini pada Gurudhara. Beliau berkata,
"Kadang-kadang, Anda beranjali pada-Nya, di dalamnya adalah perintis
Tantra -- Vajrasattva."
Kita tahu bahwa di dalam Agama
Buddha terdapat banyak Mahasattva, pertama adalah "3 Yidam Sukhavati",
"3 Yidam Sukhavati" terdiri dari "Buddha Amitabha, Bodhisattva
Avalokitesvara, dan Bodhisattva Mahasthamaprapta", di antara "3 Yidam
Sukhavati", Bodhisattva teragung adalah Bodhisattva Avalokitesvara. Dan
"3 Yidam Avatamsaka" di dalam "Sutra Avatamsaka" terdiri dari "Namo
Buddha Sakyamuni, Bodhisattva Manjushri, dan Bodhisattva
Samanthabradha". Di antara "3 Yidam Avatamsaka", Bodhisattva teragung
adalah Bodhisattva Manjushri. Dan "3 Yidam Tantra" terdiri dari
"Bodhisattva Vajrapani, Bodhisattva Vajracitta, dan Bodhisattva
Vajrasattva", ketiga yidam ini termasuk bodhisattva teragung dalam
Tantra, ketiga yidam ini digabungkan, itulah Vajrasattva.
Wujud
Vajrasattva ini adalah Vajrasattva Sambhogakaya; satu lagi adalah
Vajrasattva yidam Dharmapala, yakni Vajrapani -- Bodhisattva Vajrapani,
Ia termasuk yidam Dharmapala; satu lagi adalah Vajracitta, yakni yang
namanya Bodhisattva Vajracitta, yakni Bodhisattva Dharmadhatu, Ia
sendiri termasuk bodhisattva Dharmakaya. Dengan kata lain, Bodhisattva
Dharmakaya, Bodhisattva Sambhogakaya, dan Bodhisattva Nirmanakaya, bila
ketiganya digabungkan bisa disebut sebagai Vajrasattva. Jadi,
bodhisattva yang teragung di dalam Tantra adalah Bodhisattva
Vajrasattva.
Kita tahu, Agama Buddha memiliki tiga
Mahasattva, satu mewakili "welas asih", yakni Bodhisattva
Avalokitesvara, Bodhisattva Avalokitesvara adalah simbol "welas asih"
terbesar; Bodhisattva Manjushri adalah simbol "kebijaksanaan" terbesar;
Vajrasattva adalah Dharmabala, merupakan simbol kekuatan terbesar.
Jadi, hari ini kita menjelaskan tiga Mahasattva--"Bodhisattva
Avalokitesvara, Bodhisattva Manjushri, dan Vajrasattva", semua sangat
dihormati, sebab, satu melambangkan "welas asih", satu melambangkan
"kebijaksanaan", satu lagi melambangkan "kekuatan", yang melambangkan
kekuatan adalah Bodhisattva Vajrasattva.
Seperti Guru
Thubten Dhargye, guru Tantra saya yang mana pun, sebenarnya, pusat
utamanya adalah Vajrasattva. Sebab, Vajrasattva adalah titisan Buddha
lima penjuru, Buddha lima penjuru sendiri bergabung dan menjadi
Vajrasattva. Seterusnya, seluruh acarya Tantra kita mengenakan mahkota
Pancabuddha, tangan kanan memegang Vajra Dorje, tangan kiri memegang
Vajra Gantha, semuanya melambangkan titisan Vajrasattva. Sebab,
Vajrasattva mentransmisikan Dharma kepada Bodhisattva Nagarjuna,
sehingga Vajrasattva adalah acarya pertama, Vajracarya pertama yang
paling mulia, sumber dari diri acarya. Selanjutnya, seluruh acarya sama
halnya dengan titisan Vajrasattva. Di dalam Tantra, Anda seharusnya
berpikiran demikian, Anda melihat acarya sama halnya melihat
Vajrasattva, penampilannya adalah wujud Vajrasattva. Jadi, di dalam
Tantra, Vajrasattva adalah guru akar.
Dini hari ini, saya
meditasi sebentar, alhasil datang seseorang yang sama sekali tidak
pernah terlintas dalam pikiran. Dulu, orang ini pernah tinggal di
Vancouver, belakangan, ia pindah ke Hawaii. Akhirnya, setelah ia
meninggal dunia, abunya ditaruh di Keleteng Guandi di Tainan. Tahukah
kalian siapa dia? (jawab: "Fengfeng.") Benar! Dia Fengfeng. Pagi ini,
saat saya meditasi, saya bertemu Fengfeng, ia mengatakan bahwa ia punya
satu rahasia yang harus diungkapkan pada saya. Saya berkata, "Semasa
hidup, hubungan kita cukup baik, saat saya pergi ke Vancouver, Anda
memberikan saya buku. Kita juga pernah bertemu, Gurudhara dan saya juga
pernah ke rumah Anda, hubungan kami dengan ibumu juga cukup baik,
segalanya sangat harmonis." Ia sering menjuluki saya "Sdr. Sheng-yen",
selanjutnya memanggil saya "Y.A. Sheng-yen", atau "Bodhisattva Lian
Sheng", di dalam bukunya juga memanggil demikian. Ia pernah menulis
banyak surat untuk saya.
Lantas, saya bertanya padanya,
"Kali ini ada urusan apa Anda menemui saya?" Ia pun berkata, ia mau
memberitahu saya sebuah rahasia besar, rahasia pribadinya. Saya
berkata, "Anda punya rahasia apa? Saya tahu segalanya tentang Anda,
masih ada rahasia apa lagi?" Ia berkata, "Ada! Semua orang pun tahu."
Saya berkata, "Bolehkah anda mengatakannya?" Sedikit saja." "Baiklah!"
Ia pun menceritakan rahasianya, ia berkata, suatu tahun, ada seorang
gadis dari jauh datang ke rumahnya untuk berobat, Fengfeng pun mencoba
menyembuhkannya. Dulu, Fengfeng juga membantu orang lain berkonsultasi,
misalnya bila ada kesulitan, orang lain menulis surat, atau
mencarinya, ia pun membantu mereka. Selanjutnya? Gadis dari jauh ini
berkata bahwa ia tidak membawa uang banyak, ia pun mempersembahkan uang
yang dimilikinya kepada Fengfeng, hanya tinggal uang untuk tiket
pesawat pulang saja. Fengfeng simpati padanya, berkata, "Begini saja,
terserah saja mau memberikan berapa, di dalam rumah kecil saya itu
ditinggali oleh ibu saya dan saya, ada satu rumah kecil lagi, Anda
tinggal di sana saja."
Fengfeng bercerita pada saya,
malamnya, wanita ini merintih kesakitan. Fengfeng berkata, tengah malam
merintih kesakitan, di rumahnya hanya ada seorang ibu yang sudah
lanjut usia, menurut Anda, apa yang dilakukan Fengfeng? Fengfeng
terpaksa memeriksanya, begitu ia melihat Fengfeng masuk, ia pun
mencengkeram tangan Fengfeng, ia berkata jantungnya berdegup kencang,
seperti hampir mengembuskan napas terakhir saja, "Phong! Phong! Phong!"
Berdegup kencang. Fengfeng juga tidak tahu harus bagaimana, ia pun
meraba bagian jantungnya, memeriksa bagaimana degup jantungnya. Begitu
dilihat, alamak, Fengfeng menghentikan ceritanya.
Saya
tidak tahu apakah kalian tahu kejadian ini, mungkin kalian tidak tahu,
ia berkata, ini adalah rahasianya. Setelah ia memeriksa gadis itu,
tadinya tidak terjadi apa-apa. Namun, gadis itu meminta ganti rugi
darinya. Fengfeng ini sangat melekat pada beberapa hal, misalnya:
mengenakan baju compang-camping, hanya makan sayuran, seumur hidup
sangat miskin. Gadis itu memintanya harus ganti rugi. Baiklah! Fengfeng
melekat pada reputasinya, "nama" sangat penting, hari ini "nama" nya
telah dihancurkan oleh gadis itu, tamatlah riwayatnya. Fengfeng juga
hidup menderita sepanjang hidupnya, banyak orang menfitnahnya. Setelah
terjadi masalah ini, Fengfeng berkata pada saya, ia pun ganti rugi
uang, "Saya ganti rugi padanya." Saya bertanya padanya, "Anda ganti
rugi berapa?" Ia mengatakan sejumlah besar uang. Saya berkata,
"Fengfeng, kenapa Anda bisa punya uang? Anda tidak punya uang, kenapa
Anda bisa punya uang?" Ia berkata, "Saya memang punya sedikit uang,
cuma orang lain tidak tahu saja." Ia memang punya sejumlah uang, bukan
tidak ada, ia ganti rugi sejumlah besar uang, wanita itu juga puas dan
pergi.
Fengfeng berkata, "Selanjutnya adalah Anda." Ia
berkata, "Mengapa saya?" Ia berkata, "Ia pergi ke Seattle untuk mencari
Anda." Saya berkata, "Tidak ada! Tidak ada yang mencari saya!" Ia
berkata, "Ada! Dialah orangnya!" Saya berkata, "Aduh! Ceritakan apa
yang terjadi?" Fengfeng berkata pada saya, "Sebenarnya tidak terjadi
apa-apa, tapi ia selalu mengatakan terjadi sesuatu, lantas Anda harus
memberikannya uang." Saya bertanya pada Fengfeng, "Kalau tidak
memberikannya uang?" Ia berkata, "Ia akan mengganggu hidup Anda." Saya
bertanya pada Fengfeng, "Siapa yang Anda jumpai?" Ia berkata, "Tidak
boleh dikatakan." Wah! Saya pura-pura mengerti sebentar, "OK!" Saya
berkata, "Ada masalah apa lagi?" "Sekarang saya sudah menjadi seperti
ini, masih ada masalah apa lagi." Ia berkata, "Sekarang, reputasi Anda
lebih buruk dari saya." Reputasi saya lebih buruk darinya? Saya
berkata, "Saya tidak ada reputasi! Reputasi saya tidak buruk, justru
reputasi Anda yang buruk. Anda masih melekat pada reputasi, saya adalah
seorang yang tidak memiliki reputasi." (Hadirin tepuk tangan) "Hari
ini Anda datang menemui saya, atau ada yang Anda harapkan, saya tidak
masalah." Namun, Fengfeng berkata, "Anda memang tidak masalah, namun,
insan ada masalah." Saya berkata, "Tidak peduli ada masalah atau tidak,
pada akhirnya tidak ada masalah." (Hadirin tepuk tangan) Fengfeng
berkata, "Kalau begitu, karena Anda tidak ada masalah, saya sia-sia
saja cerita pada Anda. Tidak apa-apa, kita lanjutkan membahas
Buddhadharma." Saya pun melanjutkan pembahasan Buddhadharma dengannya.
Kita akan uraikan lain kali.
Saya tidak pernah berpikir,
Fengfeng juga menjumpai kejadian demikian. Saya tentu pernah menjumpai
kejadian demikian, yang saya jumpai lebih banyak daripada Fengfeng.
Saya bertanya pada Anda semua, "Saat itu, apa yang harus Anda lakukan?"
Kejadian pertama, saya bertanya pada Anda, ini pernah saya jumpai.
Suatu hari, saya mengadakan konsultasi di ruang konsultasi, seorang
gadis datang dari jauh, bersujud dan bernamaskara pada saya, ia
mengatakan bahwa ia sakit. Saya berkata, "Kalau begitu silahkan
berdiri, tidak perlu bernamaskara, lalu duduk di atas kursi." Ia pun
berdiri dan berkata, "Aduh! Kepala saya sangat sakit, Mahaguru tolong
saya!" Saat itu, Acarya Lian Ning kebetulan tidak ada, Acarya Changzhi
juga tidak ada, pintu tidak tertutup, pintu setengah tertutup, wanita
itu pun mau jatuh, "Aduh! Saya pusing, mau jatuh."
Sekarang,
saya bertanya pada Anda semua, "Saat itu, apa yang harus Anda
lakukan?" Apakah Anda mengulurkan tangan memapahnya? Atau membiarkannya
jatuh dan terdengar bunyi "Phong!"? Saya bertanya pada Anda, "Harus
memapah bagian mana?" Sekarang, saya bertanya pada Anda semua, ini
sebuah pertanyaan loh! Sudah pernah saya jumpai, ia berkata, "Saya mau
jatuh, saya hampir pingsan." Benar-benar mau pingsan, tidak
berpura-pura, agak dibuat-buat, namun, tidak kelihatan pura-pura, mirip
sekali. Perawakan wanita ini malah sangat cantik, bagaimana? Kalian
tidak bisa menjawabnya, kita akan uraikan lain kali. (Hadirin tertawa)
Ada yang angkat tangan ("Dengan keras memanggil orang di luar untuk
masuk.") Dengan keras memanggil orang di luar untuk masuk? Ia sudah
jatuh, tidak sempat lagi, ibarat telur di ujung tanduk, asal tahu saja,
ia mau pingsan, sampai orang di luar mau masuk, apakah sempat?
Bolehkah dipapah? Saya sudah di sampingnya, ia jatuh ke arah saya."
(Hadirin tertawa) Baiklah! Jangan diceritakan lagi, pokoknya, sudah
berlalu.
Mahaguru menemui banyak cobaan dalam melatih
diri, semua ini adalah wanita. Suatu kali, setelah saya selesai makan,
kembali ke Miyuan, saya berjalan seorang diri, ada seorang gadis, ia
bergegas menghampiri saya dari arah depan, ia berkata, "Mahaguru, saya
ada satu pertanyaan untuk Mahaguru." Saya berkata, "Pertanyaan apa?"
Ia berkata, "Mahaguru, apakah Anda benar-benar telah berhasil dalam
SADHANA ANASRAVA?" Saya berkata, "Tentu benar, saya tentu benar-benar
telah berhasil dalam SADHANA ANASRAVA, saya sama sekali tidak
berbohong." Ia memberikan saya nomor kamar hotelnya, "Ini kamar hotel
saya, dengan sangat serius saya berkata pada Mahaguru, saya harus
buktikan sendiri." Sangat serius loh! Ekspresinya sangat serius! "Saya
harus buktikan sendiri." Saya mengambil memonya, kembali ke kamar, lalu
buang ke tempat sampah, langit tahu, seluruh makhluk halus pun tahu.
Ini juga sebuah ujian. Jika Anda adalah Mahaguru, bertemu murid
demikian, murid itu berambut panjang, wajahnya sangat ayu, perawakannya
kelas menengah ke atas, lumayan, jika Anda adalah Mahaguru, apa yang
Anda lakukan? Jadi, ujian Mahaguru sangat banyak.
Fengfeng
juga ada ujian, ia berpakaian compang-camping, seakan-akan tidak
mandi. Rumahnya di Vancouver juga kecil, masih ada yang memeras dan
menfitnahnya. Mahaguru sendiri menyetir Bentley, berpakaian sangat
mewah, tangan memakai jam tangan emas atau berlian Rolex lagi. Begitu
orang lain melihat Rainbow Villa Mahaguru pun tahu, Mahaguru pasti
punya sesuatu yang bagus. Namun, Mahaguru ada satu prinsip, sepeser pun
tidak akan berikan, uang saya lebih penting daripada reputasi.
(Hadirin terbahak)
Sepanjang hidup, ibu saya sangat
hemat, ibu saya pernah berkata, "Satu uang diikat 9 simpul." Uang zaman
dulu dibungkus 9 lapis, diikat 9 simpul, orang lain tidak dapat
mengambilnya. Sekarang saya juga boleh beritahu ibu saya, "Saya lebih
pelit daripada Anda." Namun, di masa yang akan datang, saya bisa
mengeluarkan uang untuk sosial dan membantu orang lain. Jika
mengeluarkan uang demi reputasi, ini tidak ada, sama sekali tidak ada.
(Hadirin tepuk tangan)
Vajrasattva ini sangat penting,
saya melihat dari luar, seperti emas, di dalam setahu saya, (Mahaguru
bertanya, "Yang mana?" Siswa menjawab, "Milik saya, dibeli dari Taiwan,
dibeli di toko alat sembahyang Lai Sanji." ) Dibeli di tempat Lai
Sanji? Dari luar emas, di dalamnya sama sekali bukan emas. Tapi,
pratima ini dari luar kelihatan sungguh seperti emas, di dalam pasti
bukan emas. Dibeli di tempat Lai Sanji, entah punya siapa? (Jawab,
"Punya Lama Lian Zhong.") Namun, beratnya hampir sama dengan emas
murni, berat sekali, tapi, tentu bukan semuanya dari emas."
Kita
belajar semangat Vajrasattva, yang namanya Vajra itu tidak berubah
bentuk. Vajra-Nya sendiri, karena Ia sendiri tidak rusak, jadi tidak
berubah bentuk. Vajra juga tidak berubah warna, warna emas murni,
selamanya tidak berubah. Hari ini, Mahaguru bisa berkata demikian, hari
ini kita menekuni Vajrasattva, Vajrasattva juga merupakan bagian
terakhir dari Sadhana Caturprayoga--Sadhana Bodhisattva Vajracitta,
yakni melatih hati sadhaka/Anda sendiri untuk menjadi sama seperti
Vajrasattva, Ia sama sekali tidak akan berubah warna, juga tidak akan
berubah bentuk, tidak rusak selamanya. (Hadirin tepuk tangan)
Hari
ini kita menekuni Vajrayana, yakni bhavana kita tidak rusak dan tidak
berubah warna, selamanya memiliki kekuatan yang terbesar, bisa
menngendalikan samsara, bisa menghentikan kerisauan, bisa terlahir di
alam suci, bisa mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang. Inilah
Vajrasattva, disebut Bodhisattva Vajra.
Hari ini kita
harus belajar dari Vajrasattva, tidak berubah bentuk, tidak berubah
warna, bertemu kondisi apapun, baik adhistana positif maupun adhistana
negatif, keyakinan Anda tidak akan pudar selamanya. Keyakinan Anda
tidak rusak, itulah Vajracitta; Dharmabala yang Anda hasilkan dari
bhavana Anda, yakni Vajra Tangan, Bodhisattva Vajrapani; hati Anda
telah berhasil mencapai kebuddhaan, itulah Bodhisattva Vajracitta; Anda
membabarkan Dharma dan menyeberangkan insan, itulah Vajrasattva.
Mengerti? Jadi, semua orang harus menjadi Vajrasattva sejati, jangan
menjadi Vajrasattva palsu, boleh dikatakan, setiap Tantrika bersarana
pada Vajrasattva. "Bersarana pada Buddha, bersarana pada Dharma,
bersarana pada Sangha, dan bersarana pada Vajracarya", semuanya
bersarana pada diri Vajrasattva.
Ada sebuah cerita lucu,
seseorang mengerti empat macam bahasa, luar biasa, orang yang mengerti 4
macam bahasa, sebagian besar orang keturunan Tionghoa mengerti banyak
bahasa, Mahaguru bicara bahasa Inggris, semua orang tertawa, Gurudhara
mengatakan bahasa Inggris Mahaguru adalah "Funny English", "So funny!"
Seseorang mengerti 4 macam bahasa, seseorang bertanya padanya apa
keempat macam bahasa yang ia mengerti, "Berbohong, omong kosong,
membual, dan basa-basi."
Hari ini kita juga harus
mengenal dengan jelas, acarya mana adalah Vajrasattva sejati, acarya
mana adalah Vajrasattva palsu, juga harus bisa dibedakan. Kita berusaha
sekuat tenaga, semoga Vajrasattva memberkati seluruh acarya,
memberkati seluruh sadhaka, agar setiap acarya dan setiap sadhaka adalah
Vajrasattva sejati. (Hadirin tepuk tangan) Om. Mani Padme Hum!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar