(Ceramah Dharmaraja Buddha Lian Sheng Usai "Upacara Homa Kalachakra" di Rainbow Temple, A.S. Tanggal 29 Juni 2008)
Sembah
sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI,
Guru Thubten Dhargye, setulus hati sembah sujud pada Triratna mandala,
sembah sujud pada Kalachakra Mahavidyaraja, sembah sujud pada Y.M.
Yaochi Jinmu, sembah sujud pada semua yidam. Dirjen Bimas Buddha dan
istri yang saya hormati, Gurudhara, para acarya, dharmacarya, para lama,
para umat se-Dharma, selamat siang semuanya.
Seperti
baru selesai berenang, sekarang sekujur tubuh berkeringat. Cuaca hari
ini sangat panas, kalian semua sudah lelah. Saya duduk di Dharmasana
homa, seperti sedang panggang sosis, kita orang Taiwan suka makan
sosis; juga seperti orang Jepang sedang panggang TAKO, orang Jepang
suka makan TAKO yang bentuknya bulat. Saya dengar 4 Juli adalah
peringatan HUT kemerdekaan A.S., Rainbow Villa pada malam itu mau
panggang daging, sekarang saya sudah tahu bagaimana rasanya panggang
daging, minyak pun meletup.
Homa hari ini sangat luar
biasa, sebelum menyalakan api, Kalachakra sudah turun, sudah menikmati
seluruh persembahan, waktu itu seharusnya lekas disudahi. Mengadakan
homa pada cuaca begini, di luar turun hujan lebat, di dalam tubuh turun
hujan gerimis, semoga nanti ada waktu mandi sebentar. Persis seperti
panggang sosis, dulu tidak pernah sepanas ini. Tuhan selamanya tidak
akan memuaskan manusia, turun hujan sangat merepotkan, mendung terkesan
sangat murung, turun salju terkesan sangat dingin, seperti cuaca ini
terkesan sangat panas, cuaca bagaimana baru baik? Kita hanya bisa
berpikir seperti ini, seperti hari ini Mahaguru mengadakan homa, kita
juga harus menyatu dengan api, ini adalah detoks, jarang-jarang
keringat bisa keluar, tadinya keluar dari bawah, sekarang keluar dari
atas, detoks sekujur tubuh, ini juga ada manfaatnya! Terima kasih
Allah, terima kasih Tuhan, terima kasih Yesus Kristus, terima kasih
Yehovah, terima kasih Para Buddha dan Bodhisattva. (Mahaguru tertawa)
Hari
ini kita mengadakan "Homa Kalachakra", Kalachakra boleh dikatakan
adalah roda raksasa dari waktu. Roda raksasa dari waktu bisa melahirkan
dan menumbuhkan segalanya, seluruh insan, seluruh makhluk dunia,
semuanya dihasilkan di dalam roda raksasa dari waktu, tumbuh, kuat,
lemah, kemudian, mati, semuanya di dalam roda raksasa dari waktu.
Kalachakra mengendalikan waktu tiada awal, semuanya berada di dalam
lingkup kendali-Nya, termasuk waktu dan ruang. Semua pembentukan ruang,
juga dikendalikan oleh Kalachakra, seperti matahari, bulan, 9 planet
besar, seluruh bintang di alam semesta, tanah, air, api, angin,
semuanya di dalam kendali Kalachakra.
Di sini ada sedikit
yang hendak saya sampaikan, di Tantra Tibet, Sadhana Kalachakra adalah
Sadhana Vajra yang terakhir disebarluaskan, boleh dikatakan esensi
Dharma dari Sadhana Lima Mahavajra berada di dalamnya. Di dalam
Tantrayana, Kalachakra dihormati oleh keempat sekte utama. Sadhana Lima
Mahavajra dari Tantra terdiri dari "Hevajra", "Chakrasamvara",
"Guhyasamaja", "Mahamayajala Vajra", "Yamantaka", ini adalah Sadhana
Lima Mahavajra Tibet, tidak termasuk Kalachakra. Sadhana Kalachakra
berada di luar dari Sadhana Lima Mahavajra, namun merupakan sadhana
vajra yang paling luar biasa. (Hadirin tepuk tangan)
Di
buku "Sunyata di Tengah Mahasukha" (Buku ke-201) saya itu, justru
dijelaskan tentang "Hevajra", di belakang buku, "Daden Culture"
menyelipkan Sadhana Lima Mahavajra yang ada di buku saya ke-64, waktu
itu Sadhana Lima Mahavajra yang saya tulis termasuk "Kalachakra",
selain itu juga ada "Sadhana Ucchusma". Sebenarnya waktu itu, saya
menuliskan Sadhana Lima Mahavajra menurut pemikiran saya sendiri,
Sadhana Lima Mahavajra terdiri dari "Hevajra", "Chakrasamvara",
"Guhyasamaja" berubah menjadi "Ucchusma", "Mahamayajala Vajra" berubah
menjadi "Kalachakra", selain itu ada satu lagi yaitu "Sadhana
Yamantaka". Sebenarnya, menurut Tantra Tibet, "Ucchusma" tidak berada
dalam Sadhana Lima Mahavajra, "Kalachakra" seharusnya berada di luar
Sadhana Lima Mahavajra. Sebab, perbedaan waktu, buku saya yang ke-64
dan ke-201, selisih waktunya sangat jauh, waktu itu, Sadhana Lima
Mahavajra yang saya kenal adalah "Ucchusma" dan "Kalachakra" juga
berada di dalamnya, ada sedikit kesalahan tulis. Sesungguhnya, Sadhana
Mahavajra yang sebenarnya adalah "Hevajra", "Chakrasamvara",
"Guhyasamaja", "Mahamayajala Vajra", dan "Yamantaka", saya tulis jadi
"Ucchusma" dan "Kalachakra", tadinya saya tidak melampirkan artikel
tersebut, Daden Culture yang melampirkan barang lama, sehingga muncul
semacam fenomena kontradiksi. Sadhana Lima Mahavajra yang Mahaguru
paparkan dulu beda dengan sekarang, itu kesalahan tulis pada masa lalu,
sekarang baru benar. Makanya, saya jelaskan dulu pada kalian.
Banyak
orang bertanya, apakah "Ucchusma" adalah "Guhyasamaja", itu tidak
benar, keduanya beda. "Ucchusma" adalah "Ucchusma", Ia termasuk Tantra
Timur, yang lebih dihormati oleh Tantra Jepang. "Kalachakra" di dalam
Sadhana Lima Mahavajra, saya malah anggap tidak salah, sebab Kalachakra
dihormati oleh keempat sekte utama Tantra Tibet, dengan demikian, Anda
semua mengerti, waktu itu adalah suatu kesalahan tulis, "Guhyasamaja"
ditulis jadi "Ucchusma", cara bacanya sepertinya mirip, sebenarnya
tidak sama.
"Hevajra" adalah Sadhana Vajra yang muncul
pertama kali, Sadhana Vajra selanjutnya hampir ada hubungannya dengan
"Hevajra", "Hevajra" tadinya dimiliki oleh keempat sekte, seperti Y.A.
Marpa dari Sekte Kargyupa, yidamnya adalah "Hevajra"; secara prinsipil
berubah menjadi "Hevajra" yang dihormati oleh Sekte Sakyapa. Homa yang
kita adakan hari ini adalah homa "Kalachakra", "Kalachakra" adalah
sadhana vajra yang dihormati oleh keempat sekte utama, sebab Ia muncul
paling akhir, Ia telah mengambil intisari dari kelima Mahavajra, semua
berada di dalam "Sadhana Kalachakra".
Dulu banyak yang
mengatakan bahwa Dalai Lama adalah titisan dari Avalokitesvara
Berlengan Empat, kita kira Panchen Lama adalah titisan Kalachakra,
kekuatan Kalachakra sangat luar biasa. Homa yang hari ini kita adakan,
minyak di sekujur tubuh pun kering, pasti hasilnya sangat bagus.
Mengadakan homa di cuaca yang panas terik ini, harus bersabar. Bila
kita dapat bersabar dan melewatinya, kita pasti akan berhasil. Anda
jangan berkata, Mahaguru duduk di sini berpeluh keringat, pakaian dalam
pun basah semua, tiba-tiba Anda berdiri dan berkata, "Istirahat
sebentar, homa diistirahatkan untuk sementara." Jangan begitu, tetap
harus diselesaikan, bagaimana pun keringat bercucuran, kita harus
bersabar, bila Anda dapat bersabar dan melewatinya, Anda pun berhasil.
"Sadhana
Kalachakra" di dalam Tantra Tibet adalah suatu sadhana yang sangat
sempurna, sempurna adalah perfect, di dunia ini jarang ada yang
sempurna. Di sini saya ceritakan sebuah fakta, ada seorang salesman, ia
khusus memasarkan Buku Ensiklopedia Anak-anak, ia memasarkan pada
seorang ibu, ia berkata, "Bu! Buku Ensiklopedia ini akan mengajari anak
Anda untuk menjadi anak yang perfect atau sempurna." Kebetulan anaknya
ada di samping, dan ia pun berkata, "Nak, apa yang ingin kamu
tanyakan, silahkan ajukan, saya akan menemukan jawabannya di dalam Buku
Ensiklopedia Anak-anak ini. " Anak itu pun bertanya, "Tuhan
mengendarai mobil merek apa?" Begitu salesman ini mendengarnya, ia pun
buka Buku Ensiklopedia Anak-anak, gawat, tidak ada, salesman ini
menjadi malu, lantas cepat-cepat menyimpan Buku Ensiklopedia Anak-anak,
tidak jual lagi.
Maksud saya, Sadhana Kalachakra itu
sangat sempurna, perfect, Ia mencakup intisari dari Sadhana Lima
Mahavajra, termasuk kelahiran manusia, seluruh struktur jaringan dalam
tubuh manusia, terus sampai struktur alam surga. Tubuh manusia sama
dengan alam semesta, sadhana ini justru saling memadukan antara tubuh
manusia dan alam semesta, alam semesta dan manusia dapat kontak yoga
ibarat penyatuan antara dewa dan manusia, inilah Sadhana Kalachakra.
Manusia
di tengah alam semesta, di tengah waktu, seperti saat saya menjelaskan
"Sadhana Kalachakra" di Taiwan, saya bilang, saat berusia 1 tahun
adalah terlahir cemerlang, saat berusia 10 tahun ranking pertama; saat
berusia 20 tahun hati remaja bergejolak; saat berusia 30 tahun bergelut
dalam karir; saat berusia 40 tahun agak gemuk; saat berusia 50 tahun
tua-tua keladi, saat berusia 60 tahun tekanan darah terus naik; saat
berusia 70 tahun sering lupa; saat berusia 80 tahun, berjalan
terhuyung-huyung; saat berusia 90 tahun, mengidap Alzheimer, sehingga
tersesat; saat berusia 100 tahun digantung di tembok. Yang namanya
digantung di tembok adalah "Kembali ke Kolam Yao", "Terlahir di
Sukhavati", di tengah ditaruh selembar foto. Hidup dari lahir mulai
cemerlang, terus hingga digantung di atas tembok, normalnya berusia
seratus tahun sudah boleh berakhir, umur di atas seratus tahun sudah
luar biasa, di atas umur seratus tahun, tiba-tiba Anda tidak bisa
mengendalikan langit-bumi, yin-yang, panas-dingin, lantas Anda pun
"pulang lebih awal".
Apa manfaat dari menekuni "Sadhana
Kalachakra"? "Sadhana Kalachakra" boleh dibilang menyelidiki hubungan
antara manusia dan alam semesta. Jika tanah, air, api, angin tubuh
manusia, dan pikiran Anda dapat menyatu dengan kontak yoga dengan
tanah, air, api, angin seluruh alam semesta, dan kesadaran asal alam
semesta, dengan kata lain, Anda dapat kontak yoga dan menyatu dengan
"Kalachakra", Anda bisa menambah usia Anda, Anda bisa mempertahankan
kesehatan Anda. Tidak hanya itu saja, kesadaran alam semesta akan
tertera di atas kesadaran Anda, dengan kata lain, kesadaran Anda menyatu
dengan kesadaran alam semesta, ketika hidup Anda berakhir, kesadaran
Anda bisa menjadi kesadaran alam semesta, yakni menjadi alam semesta;
karena tubuh fisik Anda berubah menjadi alam semesta, ini adalah tujuan
teragung dari "Sadhana Kalachakra". Yakni mengkorfirmasi makrokosmik
lewat mikrokosmik Anda, malah kesadaran kecil Anda berubah menjadi
kesadaran besar alam semesta yang abadi, sehingga mencapai tingkats
keberhasilan. Di sinilah esensi sejati dari Sadhana Kalachakra ini
sendiri, boleh dikatakan "penyatuan dewa dan manusia".
Pengertian
"penyatuan dewa dan manusia" ini adalah mengkonfirmasi kesadaran
seluruh alam semesta melalui penekunan kita manusia, akhirnya berhasil
mencapai kesadaran alam semesta.
Apa itu kesadaran alam
semesta itu? Kesadaran alam semesta adalah Buddha, tingkat tertinggi
adalah Buddha, melalui penekunan "Kalachakra", Anda bisa mencapai
tingkat "Buddha Kalachakra". Dalam proses penekunan ini, Anda harus
menerapkan prinsip perpaduan antara unsur tubuh anda dan unsur alam
semesta, unsur tubuh kita manusia adalah "tanah, air, api, dan angin".
"Tanah" adalah kerangka kita, kulit dan daging kita; "air" adalah unsur
air dalam tubuh kita, seperti ingus, air mata, darah, semuanya
termasuk unsur air, 70 persen manusia terbentuk dari air; "api" adalah
suhu badan kita, bila manusia sudah mati tidak ada api lagi, manusia
yang hidup ada suhu badan, suhu ini adalah api; satu lagi adalah
"angin", yakni napas kita, pernapasan paru-paru kita, napas yang kita
hirup dan buang adalah angin. "Angin" ini sendiri berputar di sekujur
tubuh kita, jika tidak ada angin, darah kita tidak akan bersirkulasi.
Prinsipnya, kita meminjam udara di luar kita untuk saling berpadu
dengan udara di dalam tubuh, kemudian, berputar di sekujur tubuh,
mengantarkan darah ke setiap bagian dari tubuh, supaya "tanah" kita,
sel, kulit, daging, dan kerangka kita bisa kokoh; air bisa membasahi
dan menumbuhkan. Sel terdiri dari "air"; "api", suhu badan adalah
semacam pembakaran di dalam tubuh kita, dengan adanya "tanah, air, api,
dan angin angin" di dalam tubuh kita, kita baru bisa menjadi seorang
manusia. Alam semesta juga demikian, terbentuk dari "tanah, air, api,
angin, dan akasha".
Di masa yang akan datang, saat saya
menerangkan tentang "Hevajra", akan diterangkan, apa itu "Sadhana Api
Tummo", Sadhana Api Tummo adalah cara menyalakan api lewat kekuatan
angin, itulah "Sadhana Api Tummo"; akan diterangkan pula "Sadhana
Bindu", "Sadhana Bindu" adalah cara air di dalam tubuh kita naik dan
turun. Apa itu "tanah"? Yakni, ruang yang menggerakkan air dan api,
ditambah kita melatih Tu-Na, menghirup disebut Na, mengembuskan disebut
Tu, sehingga disebut dengan "Metode Pernapasan Tu-Na". Saat kita
menerapkan metode menggerakkan tanah, air, api, dan angin dalam tubuh
kita, Anda bisa mengkonfirmasi tanah, air, api, dan angin alam semesta.
Ketika kesadaran Anda dapat sepenuhnya kontak yoga dan menyatu dengan
kesadaran alam semesta, Anda akan memahami kebenaran alam semesta, yakni
"Samyaksambodhi". Setelah Anda memahami "Samyaksambodhi", Anda pun
cerah. Anda telah mencapai pencerahan teori secara fisik, Anda juga
telah mencapai pencerahan praktek secara kesadaran, saat ini Anda bisa
mencapai tingkat kebuddhaan, yakni "Buddha Kalachakra".
Keberhasilan
terpenting dan termulia dari "Kalachakra" adalah penekunan tanah, air,
api, dan angin awam kita saling berpadu dan kontak yoga dengan tanah,
air, api, dan angin alam semesta, kemudian mencapai tingkat "Buddha
Kalachakra". Di dalam proses bersadhana Anda, Anda akan menghasilkan
kedaya gaiban, kedaya gaiban ini berasal dari tanah, air, api, dan angin
alam semesta. Sebab, Anda melatih "Kalachakra", melatih tanah, air,
api, dan angin, karena Anda telah kontak yoga dengan tanah, air, api,
dan angin alam semesta, saat ini lewat kekuatan sadhana Anda sendiri,
Anda bisa mengendalikan gempa bumi, mengendalikan gunung berapi,
mengendalikan kadar hujan, mengendalikan angin topan.
Mengapa
setelah mencapai tingkat "Buddha Kalachakra", seorang sadhaka dapat
mengendalikan angin topan? Karena ia mengendalikan angin alam semesta
lewat pernapasan angin tubuhnya sendiri. Mengapa ia dapat mengendalikan
gunung berapi? Karena ia mengendalikan api tummo tubuhnya sendiri untuk
mempengaruhi meletusnya gunung berapi tersebut. Bindunya dapat
naik-turun secara bebas, lewat kekuatan naik-turunnya bindu secara
bebas, ia mengendalikan hujan, kekeringan, dan banjir di alam semesta.
Dengan demikian, ia pun dapat mengendalikan keempat unsur dari tanah,
air, api, dan angin. Dengan napasnya, angin topan dapat dikendalikan.
Dengan api tummo-nya, gunung berani dapat dikendalikan. Dengan
naik-turun bindunya, air hujan, kekeringan, dan banjir dapat
dikendalikan. Dengan kekukuhan badannya, gempa bumi dapat dikendalikan.
(Hadirin tepuk tangan) Ini adalah keberhasilan sadhana, setelah Anda
mencapai tingkat Buddha Kalachakra, Anda akan memiliki kekuatan
demikian, Anda bisa melakukan penjelmaan daya gaib demikian. Oleh karena
itu, beragam perubahaan tanah, air, api, dan angin tubuh kita manusia
saling berkoordinasi dengan beragam perubahan tanah, air, api, dan
angin alam semesta. Anda berhasil mencapai "Buddha Kalachakra", dengan
sendirinya Anda bisa mengendalikan tanah, air, api, dan angin, segala
penjelmaan daya gaib berada di dalam "Buddha Kalachakra".
Ini
sepertinya sangat dalam, sebenarnya saat saya menerangkan tentang
"Hevajra", saya akan memaparkan bagaimana cara mengendalikan,
metode-metode ini akan diterangkan secara menyeluruh. "Sadhana
Kalachakra" adalah perpaduan dari semua jenis sadhana, "Hevajra" adalah
sadhana vajra yang muncul pertama kali. Sesungguhnya, di dalam "Sadhana
Hevajra" juga mencakup banyak "Sadhana Kalachakra" di dalamnya,
Sadhana Lima Mahavajra saling berhubungan satu sama lain. Ini adalah
sadhana yang dibabarkan oleh Sang Buddha, sangat luar biasa. Jadi,
semoga kita semua dapat menghargai penekunan Sadhana Hevajra dengan
sebaik-baiknya. Kita melatih dari dasar seperti Sadhana Caturprayoga,
Dhumapuja, juga Sadhana Yidam, kemudian, saat memasuki prana, nadi,
bindu, Anda pun hampir memasuki sadhana vajra. Maka dari itu, Sadhana
Tantra terdiri dari Sadhana Caturprayoga, Sadhana Guruyoga, Sadhana
Yidam, Sadhana Vajra, Anuttarayoga Tantra, kesadaran Anuttarayoga
Tantra, terakhir adalah kesempurnaan agung alias Dzogchen. "Sadhana
Kalachakra" juga seharusnya dilatih seperti demikian. Asalkan Anda
kontak yoga dalam setiap sadhana setingkat demi setingkat, dalam waktu
yang singkat, Anda akan kontak yoga dengan banyak sadhana.
Oleh
karena itu, ajaran Tantra seharusnya merupakan metode penekunan yang
lebih nyata, Anda benar-benar menekuninya, setelah mencapai
keberhasilan dalam menekuni "Sadhana Kalachakra", Anda boleh mencapai
kebuddhaan dalam tubuh sekarang, Anda pun boleh langsung mencapai
kebuddhaan tanpa harus melalui alam suci. Makanya, hargailah dengan
sebaik-baiknya Mahasadhana demikian. Om Mani Padme Hum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar