Jumat, 28 Oktober 2011

Mencapai Tingkat Buddha Kalachakra Bisa Mengendalikan Tanah, Air, Api, dan Angin

(Ceramah Dharmaraja Buddha Lian Sheng Usai "Upacara Homa Kalachakra" di Rainbow Temple, A.S. Tanggal 29 Juni 2008)

Sembah sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, setulus hati sembah sujud pada Triratna mandala, sembah sujud pada Kalachakra Mahavidyaraja, sembah sujud pada Y.M. Yaochi Jinmu, sembah sujud pada semua yidam. Dirjen Bimas Buddha dan istri yang saya hormati, Gurudhara, para acarya, dharmacarya, para lama, para umat se-Dharma, selamat siang semuanya.

Seperti baru selesai berenang, sekarang sekujur tubuh berkeringat. Cuaca hari ini sangat panas, kalian semua sudah lelah. Saya duduk di Dharmasana homa, seperti sedang panggang sosis, kita orang Taiwan suka makan sosis; juga seperti orang Jepang sedang panggang TAKO, orang Jepang suka makan TAKO yang bentuknya bulat. Saya dengar 4 Juli adalah peringatan HUT kemerdekaan A.S., Rainbow Villa pada malam itu mau panggang daging, sekarang saya sudah tahu bagaimana rasanya panggang daging, minyak pun meletup.

Homa hari ini sangat luar biasa, sebelum menyalakan api, Kalachakra sudah turun, sudah menikmati seluruh persembahan, waktu itu seharusnya lekas disudahi. Mengadakan homa pada cuaca begini, di luar turun hujan lebat, di dalam tubuh turun hujan gerimis, semoga nanti ada waktu mandi sebentar. Persis seperti panggang sosis, dulu tidak pernah sepanas ini. Tuhan selamanya tidak akan memuaskan manusia, turun hujan sangat merepotkan, mendung terkesan sangat murung, turun salju terkesan sangat dingin, seperti cuaca ini terkesan sangat panas, cuaca bagaimana baru baik? Kita hanya bisa berpikir seperti ini, seperti hari ini Mahaguru mengadakan homa, kita juga harus menyatu dengan api, ini adalah detoks, jarang-jarang keringat bisa keluar, tadinya keluar dari bawah, sekarang keluar dari atas, detoks sekujur tubuh, ini juga ada manfaatnya! Terima kasih Allah, terima kasih Tuhan, terima kasih Yesus Kristus, terima kasih Yehovah, terima kasih Para Buddha dan Bodhisattva. (Mahaguru tertawa)

Hari ini kita mengadakan "Homa Kalachakra", Kalachakra boleh dikatakan adalah roda raksasa dari waktu. Roda raksasa dari waktu bisa melahirkan dan menumbuhkan segalanya, seluruh insan, seluruh makhluk dunia, semuanya dihasilkan di dalam roda raksasa dari waktu, tumbuh, kuat, lemah, kemudian, mati, semuanya di dalam roda raksasa dari waktu. Kalachakra mengendalikan waktu tiada awal, semuanya berada di dalam lingkup kendali-Nya, termasuk waktu dan ruang. Semua pembentukan ruang, juga dikendalikan oleh Kalachakra, seperti matahari, bulan, 9 planet besar, seluruh bintang di alam semesta, tanah, air, api, angin, semuanya di dalam kendali Kalachakra.

Di sini ada sedikit yang hendak saya sampaikan, di Tantra Tibet, Sadhana Kalachakra adalah Sadhana Vajra yang terakhir disebarluaskan, boleh dikatakan esensi Dharma dari Sadhana Lima Mahavajra berada di dalamnya. Di dalam Tantrayana, Kalachakra dihormati oleh keempat sekte utama. Sadhana Lima Mahavajra dari Tantra terdiri dari "Hevajra", "Chakrasamvara", "Guhyasamaja", "Mahamayajala Vajra", "Yamantaka", ini adalah Sadhana Lima Mahavajra Tibet, tidak termasuk Kalachakra. Sadhana Kalachakra berada di luar dari Sadhana Lima Mahavajra, namun merupakan sadhana vajra yang paling luar biasa. (Hadirin tepuk tangan)

Di buku "Sunyata di Tengah Mahasukha" (Buku ke-201) saya itu, justru dijelaskan tentang "Hevajra", di belakang buku, "Daden Culture" menyelipkan Sadhana Lima Mahavajra yang ada di buku saya ke-64, waktu itu Sadhana Lima Mahavajra yang saya tulis termasuk "Kalachakra", selain itu juga ada "Sadhana Ucchusma". Sebenarnya waktu itu, saya menuliskan Sadhana Lima Mahavajra menurut pemikiran saya sendiri, Sadhana Lima Mahavajra terdiri dari "Hevajra", "Chakrasamvara", "Guhyasamaja" berubah menjadi "Ucchusma", "Mahamayajala Vajra" berubah menjadi "Kalachakra", selain itu ada satu lagi yaitu "Sadhana Yamantaka". Sebenarnya, menurut Tantra Tibet, "Ucchusma" tidak berada dalam Sadhana Lima Mahavajra, "Kalachakra" seharusnya berada di luar Sadhana Lima Mahavajra. Sebab, perbedaan waktu, buku saya yang ke-64 dan ke-201, selisih waktunya sangat jauh, waktu itu, Sadhana Lima Mahavajra yang saya kenal adalah "Ucchusma" dan "Kalachakra" juga berada di dalamnya, ada sedikit kesalahan tulis. Sesungguhnya, Sadhana Mahavajra yang sebenarnya adalah "Hevajra", "Chakrasamvara", "Guhyasamaja", "Mahamayajala Vajra", dan "Yamantaka", saya tulis jadi "Ucchusma" dan "Kalachakra", tadinya saya tidak melampirkan artikel tersebut, Daden Culture yang melampirkan barang lama, sehingga muncul semacam fenomena kontradiksi. Sadhana Lima Mahavajra yang Mahaguru paparkan dulu beda dengan sekarang, itu kesalahan tulis pada masa lalu, sekarang baru benar. Makanya, saya jelaskan dulu pada kalian.

Banyak orang bertanya, apakah "Ucchusma" adalah "Guhyasamaja", itu tidak benar, keduanya beda. "Ucchusma" adalah "Ucchusma", Ia termasuk Tantra Timur, yang lebih dihormati oleh Tantra Jepang. "Kalachakra" di dalam Sadhana Lima Mahavajra, saya malah anggap tidak salah, sebab Kalachakra dihormati oleh keempat sekte utama Tantra Tibet, dengan demikian, Anda semua mengerti, waktu itu adalah suatu kesalahan tulis, "Guhyasamaja" ditulis jadi "Ucchusma", cara bacanya sepertinya mirip, sebenarnya tidak sama.

"Hevajra" adalah Sadhana Vajra yang muncul pertama kali, Sadhana Vajra selanjutnya hampir ada hubungannya dengan "Hevajra", "Hevajra" tadinya dimiliki oleh keempat sekte, seperti Y.A. Marpa dari Sekte Kargyupa, yidamnya adalah "Hevajra"; secara prinsipil berubah menjadi "Hevajra" yang dihormati oleh Sekte Sakyapa. Homa yang kita adakan hari ini adalah homa "Kalachakra", "Kalachakra" adalah sadhana vajra yang dihormati oleh keempat sekte utama, sebab Ia muncul paling akhir, Ia telah mengambil intisari dari kelima Mahavajra, semua berada di dalam "Sadhana Kalachakra".

Dulu banyak yang mengatakan bahwa Dalai Lama adalah titisan dari Avalokitesvara Berlengan Empat, kita kira Panchen Lama adalah titisan Kalachakra, kekuatan Kalachakra sangat luar biasa. Homa yang hari ini kita adakan, minyak di sekujur tubuh pun kering, pasti hasilnya sangat bagus. Mengadakan homa di cuaca yang panas terik ini, harus bersabar. Bila kita dapat bersabar dan melewatinya, kita pasti akan berhasil. Anda jangan berkata, Mahaguru duduk di sini berpeluh keringat, pakaian dalam pun basah semua, tiba-tiba Anda berdiri dan berkata, "Istirahat sebentar, homa diistirahatkan untuk sementara." Jangan begitu, tetap harus diselesaikan, bagaimana pun keringat bercucuran, kita harus bersabar, bila Anda dapat bersabar dan melewatinya, Anda pun berhasil.

"Sadhana Kalachakra" di dalam Tantra Tibet adalah suatu sadhana yang sangat sempurna, sempurna adalah perfect, di dunia ini jarang ada yang sempurna. Di sini saya ceritakan sebuah fakta, ada seorang salesman, ia khusus memasarkan Buku Ensiklopedia Anak-anak, ia memasarkan pada seorang ibu, ia berkata, "Bu! Buku Ensiklopedia ini akan mengajari anak Anda untuk menjadi anak yang perfect atau sempurna." Kebetulan anaknya ada di samping, dan ia pun berkata, "Nak, apa yang ingin kamu tanyakan, silahkan ajukan, saya akan menemukan jawabannya di dalam Buku Ensiklopedia Anak-anak ini. " Anak itu pun bertanya, "Tuhan mengendarai mobil merek apa?" Begitu salesman ini mendengarnya, ia pun buka Buku Ensiklopedia Anak-anak, gawat, tidak ada, salesman ini menjadi malu, lantas cepat-cepat menyimpan Buku Ensiklopedia Anak-anak, tidak jual lagi.

Maksud saya, Sadhana Kalachakra itu sangat sempurna, perfect, Ia mencakup intisari dari Sadhana Lima Mahavajra, termasuk kelahiran manusia, seluruh struktur jaringan dalam tubuh manusia, terus sampai struktur alam surga. Tubuh manusia sama dengan alam semesta, sadhana ini justru saling memadukan antara tubuh manusia dan alam semesta, alam semesta dan manusia dapat kontak yoga ibarat penyatuan antara dewa dan manusia, inilah Sadhana Kalachakra.

Manusia di tengah alam semesta, di tengah waktu, seperti saat saya menjelaskan "Sadhana Kalachakra" di Taiwan, saya bilang, saat berusia 1 tahun adalah terlahir cemerlang, saat berusia 10 tahun ranking pertama; saat berusia 20 tahun hati remaja bergejolak; saat berusia 30 tahun bergelut dalam karir; saat berusia 40 tahun agak gemuk; saat berusia 50 tahun tua-tua keladi, saat berusia 60 tahun tekanan darah terus naik; saat berusia 70 tahun sering lupa; saat berusia 80 tahun, berjalan terhuyung-huyung; saat berusia 90 tahun, mengidap Alzheimer, sehingga tersesat; saat berusia 100 tahun digantung di tembok. Yang namanya digantung di tembok adalah "Kembali ke Kolam Yao", "Terlahir di Sukhavati", di tengah ditaruh selembar foto. Hidup dari lahir mulai cemerlang, terus hingga digantung di atas tembok, normalnya berusia seratus tahun sudah boleh berakhir, umur di atas seratus tahun sudah luar biasa, di atas umur seratus tahun, tiba-tiba Anda tidak bisa mengendalikan langit-bumi, yin-yang, panas-dingin, lantas Anda pun "pulang lebih awal".

Apa manfaat dari menekuni "Sadhana Kalachakra"? "Sadhana Kalachakra" boleh dibilang menyelidiki hubungan antara manusia dan alam semesta. Jika tanah, air, api, angin tubuh manusia, dan pikiran Anda dapat menyatu dengan kontak yoga dengan tanah, air, api, angin seluruh alam semesta, dan kesadaran asal alam semesta, dengan kata lain, Anda dapat kontak yoga dan menyatu dengan "Kalachakra", Anda bisa menambah usia Anda, Anda bisa mempertahankan kesehatan Anda. Tidak hanya itu saja, kesadaran alam semesta akan tertera di atas kesadaran Anda, dengan kata lain, kesadaran Anda menyatu dengan kesadaran alam semesta, ketika hidup Anda berakhir, kesadaran Anda bisa menjadi kesadaran alam semesta, yakni menjadi alam semesta; karena tubuh fisik Anda berubah menjadi alam semesta, ini adalah tujuan teragung dari "Sadhana Kalachakra". Yakni mengkorfirmasi makrokosmik lewat mikrokosmik Anda, malah kesadaran kecil Anda berubah menjadi kesadaran besar alam semesta yang abadi, sehingga mencapai tingkats keberhasilan. Di sinilah esensi sejati dari Sadhana Kalachakra ini sendiri, boleh dikatakan "penyatuan dewa dan manusia".

Pengertian "penyatuan dewa dan manusia" ini adalah mengkonfirmasi kesadaran seluruh alam semesta melalui penekunan kita manusia, akhirnya berhasil mencapai kesadaran alam semesta.

Apa itu kesadaran alam semesta itu? Kesadaran alam semesta adalah Buddha, tingkat tertinggi adalah Buddha, melalui penekunan "Kalachakra", Anda bisa mencapai tingkat "Buddha Kalachakra". Dalam proses penekunan ini, Anda harus menerapkan prinsip perpaduan antara unsur tubuh anda dan unsur alam semesta, unsur tubuh kita manusia adalah "tanah, air, api, dan angin". "Tanah" adalah kerangka kita, kulit dan daging kita; "air" adalah unsur air dalam tubuh kita, seperti ingus, air mata, darah, semuanya termasuk unsur air, 70 persen manusia terbentuk dari air; "api" adalah suhu badan kita, bila manusia sudah mati tidak ada api lagi, manusia yang hidup ada suhu badan, suhu ini adalah api; satu lagi adalah "angin", yakni napas kita, pernapasan paru-paru kita, napas yang kita hirup dan buang adalah angin. "Angin" ini sendiri berputar di sekujur tubuh kita, jika tidak ada angin, darah kita tidak akan bersirkulasi. Prinsipnya, kita meminjam udara di luar kita untuk saling berpadu dengan udara di dalam tubuh, kemudian, berputar di sekujur tubuh, mengantarkan darah ke setiap bagian dari tubuh, supaya "tanah" kita, sel, kulit, daging, dan kerangka kita bisa kokoh; air bisa membasahi dan menumbuhkan. Sel terdiri dari "air"; "api", suhu badan adalah semacam pembakaran di dalam tubuh kita, dengan adanya "tanah, air, api, dan angin angin" di dalam tubuh kita, kita baru bisa menjadi seorang manusia. Alam semesta juga demikian, terbentuk dari "tanah, air, api, angin, dan akasha".

Di masa yang akan datang, saat saya menerangkan tentang "Hevajra", akan diterangkan, apa itu "Sadhana Api Tummo", Sadhana Api Tummo adalah cara menyalakan api lewat kekuatan angin, itulah "Sadhana Api Tummo"; akan diterangkan pula "Sadhana Bindu", "Sadhana Bindu" adalah cara air di dalam tubuh kita naik dan turun. Apa itu "tanah"? Yakni, ruang yang menggerakkan air dan api, ditambah kita melatih Tu-Na, menghirup disebut Na, mengembuskan disebut Tu, sehingga disebut dengan "Metode Pernapasan Tu-Na". Saat kita menerapkan metode menggerakkan tanah, air, api, dan angin dalam tubuh kita, Anda bisa mengkonfirmasi tanah, air, api, dan angin alam semesta. Ketika kesadaran Anda dapat sepenuhnya kontak yoga dan menyatu dengan kesadaran alam semesta, Anda akan memahami kebenaran alam semesta, yakni "Samyaksambodhi". Setelah Anda memahami "Samyaksambodhi", Anda pun cerah. Anda telah mencapai pencerahan teori secara fisik, Anda juga telah mencapai pencerahan praktek secara kesadaran, saat ini Anda bisa mencapai tingkat kebuddhaan, yakni "Buddha Kalachakra".

Keberhasilan terpenting dan termulia dari "Kalachakra" adalah penekunan tanah, air, api, dan angin awam kita saling berpadu dan kontak yoga dengan tanah, air, api, dan angin alam semesta, kemudian mencapai tingkat "Buddha Kalachakra". Di dalam proses bersadhana Anda, Anda akan menghasilkan kedaya gaiban, kedaya gaiban ini berasal dari tanah, air, api, dan angin alam semesta. Sebab, Anda melatih "Kalachakra", melatih tanah, air, api, dan angin, karena Anda telah kontak yoga dengan tanah, air, api, dan angin alam semesta, saat ini lewat kekuatan sadhana Anda sendiri, Anda bisa mengendalikan gempa bumi, mengendalikan gunung berapi, mengendalikan kadar hujan, mengendalikan angin topan.

Mengapa setelah mencapai tingkat "Buddha Kalachakra", seorang sadhaka dapat mengendalikan angin topan? Karena ia mengendalikan angin alam semesta lewat pernapasan angin tubuhnya sendiri. Mengapa ia dapat mengendalikan gunung berapi? Karena ia mengendalikan api tummo tubuhnya sendiri untuk mempengaruhi meletusnya gunung berapi tersebut. Bindunya dapat naik-turun secara bebas, lewat kekuatan naik-turunnya bindu secara bebas, ia mengendalikan hujan, kekeringan, dan banjir di alam semesta. Dengan demikian, ia pun dapat mengendalikan keempat unsur dari tanah, air, api, dan angin. Dengan napasnya, angin topan dapat dikendalikan. Dengan api tummo-nya, gunung berani dapat dikendalikan. Dengan naik-turun bindunya, air hujan, kekeringan, dan banjir dapat dikendalikan. Dengan kekukuhan badannya, gempa bumi dapat dikendalikan. (Hadirin tepuk tangan) Ini adalah keberhasilan sadhana, setelah Anda mencapai tingkat Buddha Kalachakra, Anda akan memiliki kekuatan demikian, Anda bisa melakukan penjelmaan daya gaib demikian. Oleh karena itu, beragam perubahaan tanah, air, api, dan angin tubuh kita manusia saling berkoordinasi dengan beragam perubahan tanah, air, api, dan angin alam semesta. Anda berhasil mencapai "Buddha Kalachakra", dengan sendirinya Anda bisa mengendalikan tanah, air, api, dan angin, segala penjelmaan daya gaib berada di dalam "Buddha Kalachakra".

Ini sepertinya sangat dalam, sebenarnya saat saya menerangkan tentang "Hevajra", saya akan memaparkan bagaimana cara mengendalikan, metode-metode ini akan diterangkan secara menyeluruh. "Sadhana Kalachakra" adalah perpaduan dari semua jenis sadhana, "Hevajra" adalah sadhana vajra yang muncul pertama kali. Sesungguhnya, di dalam "Sadhana Hevajra" juga mencakup banyak "Sadhana Kalachakra" di dalamnya, Sadhana Lima Mahavajra saling berhubungan satu sama lain. Ini adalah sadhana yang dibabarkan oleh Sang Buddha, sangat luar biasa. Jadi, semoga kita semua dapat menghargai penekunan Sadhana Hevajra dengan sebaik-baiknya. Kita melatih dari dasar seperti Sadhana Caturprayoga, Dhumapuja, juga Sadhana Yidam, kemudian, saat memasuki prana, nadi, bindu, Anda pun hampir memasuki sadhana vajra. Maka dari itu, Sadhana Tantra terdiri dari Sadhana Caturprayoga, Sadhana Guruyoga, Sadhana Yidam, Sadhana Vajra, Anuttarayoga Tantra, kesadaran Anuttarayoga Tantra, terakhir adalah kesempurnaan agung alias Dzogchen. "Sadhana Kalachakra" juga seharusnya dilatih seperti demikian. Asalkan Anda kontak yoga dalam setiap sadhana setingkat demi setingkat, dalam waktu yang singkat, Anda akan kontak yoga dengan banyak sadhana.

Oleh karena itu, ajaran Tantra seharusnya merupakan metode penekunan yang lebih nyata, Anda benar-benar menekuninya, setelah mencapai keberhasilan dalam menekuni "Sadhana Kalachakra", Anda boleh mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang, Anda pun boleh langsung mencapai kebuddhaan tanpa harus melalui alam suci. Makanya, hargailah dengan sebaik-baiknya Mahasadhana demikian. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar