"勿忘誓約" - 莲生活佛/真佛报-真佛论剑专栏
¤ Janganlah lupakan Ikrar ¤
oleh : Maha Guru Lian Sheng Huo Fo
Koran Zhenfo Bao - Rubrik 'Pedang Komentar Satya Buddha'
Dalam penjelajahan 「langkah dewa」----------
Kujumpai sesosok Dakini , sambil membawa bunga-bungaan segar ,
menjemputKu di tengah angkasa , Ku perhatikan benar-benar ternyata sosok
Dakini ini ialah siswiKu. Ia karena semasa di duniawi , membantuKu
menolong insan , maka dengan kemudahan terealisasikan sebagai manusia
langit.
Aku sangat terperanjat : 「anda telah wafat!」
Dakini terisak tangis hingga matanya memerah : 「Benar. 」
「Kapankah kejadiannya?」 Aku terharu.
「Sehari sebelumnya masih baik-baik , malamnya ketika check up ulang , langsung “pergi”! 」
Air mataKu bersimbah keluar tak tertahan. Ia sesungguhnya merupakan siswiKu yang baik!
Aku menanyakan :
「Kini kemanakah anda menuju?」
Dakini menjawab :
「Pekerjaan usaha di dunia Saha , pada dasarnya langsung dijalankan oleh
saya sendiri. Setelah saya pergi , mereka tak mampu menanganinya , hari
ini menemui Maha Guru , adalah karena saya berniat kembali ke dunia
Saha untuk membantu usaha saya sekali lagi, agar saya terlahirkan
kembali ke dalam keluarga besar untuk membantu usaha tersebut. 」
「Aku beranggapan hal seperti ini sangat menggelikan , segala sesuatu
dari dunia Saha adalah urusan duniawi , setelah kematian segalanya usai ,
anda jika bertumimbal lahir kembali ke dunia , akan ditertawakan dari
berbagai penjuru. 」
「Tetapi , saya sangat menseriusi usaha ini!」
Aku menegurnya :
「Anda pulang sajalah ke Maha Padminiloka! Karna sekali hadir kembali ke
alam manusia , kuatirnya sukar pulang kembali ke Sukhavati-loka.」
「Saya tidak mau pulang. 」 ujar Dakini dengan mantapnya , ia berniat kembali ke alam manusia.
「Anda telah lupa dengan ikrar semula!」
「Saya dan Maha Guru ada ikrar apa gerangan? 」 Dakini telah lupa.
Aku mewujudkan sebuah 「gambaran penglihatan 」 untuk dilihatnya :
Dahulu kala , pada awal mulanya ia adalah penghuni Tanah Suci Maha
Padminiloka , jika ditilik dari ikrar sebelumnya adalah begini : Saya
(Lian Seng Huo Fo) turun ke dunia Saha , turut mengajaknya agar
memberikan dukungan , pada awalnya ia tidak berkenan karena「5 rintangan
kekotoran batin 」dunia Saha sarat penderitaan , oleh sebab itu ia
tidak berkenan hadir menjadi insan awam , karena :
Bagaikan batu koral bergantungan di tubuh badak yang rapuh ;
Gemurah ombak lautan derita tiada bertepi.
Aku berkata :
Dan kini Sukhavati tlah terjejaki untuk ditinggali
Perbedaan Arya ataupun insan awam hanyalah setipis benang.
Setelah Aku menasihati berulang-ulang barulah ia turun ke dunia Saha.
Ia terlahirkan lebih dahulu , kemudian barulah Ku-lahir , dari segi usia
ia lebih tua daripadaKu beberapa tahun.
Aku menyanggupi dia :
Karna adanya Amitabha di hati.
Muncullah seberkas niat melintasi ribuan gunung;
Di antaranya niscaya ada pancaran sinar kembali
Janganlah ikrar dilupai ‘tuk mencari lagi di luar
Aku menyanggupi dia :
Kali ini berpulang kembali ke Sukhavati-loka
Kembali ke kolam teratai tiada ubahnya serupa Avalokitesvara
Inilah ikrar antara Saya (Lian Sheng Huo Fo Lu Sheng-Yen) dan sosok
Dakini ini, dan kini , ia telah melupakan segala-galanya , hanya berniat
kembali ke dunia manusia mengurusi usahanya.
Ketika Saya
menyepi di 「Danau Daun 」, tersadarkan bahwa alam duniawi sukar dijalani
, begitu banyaknya jebakan , begitu banyaknya jeratan ikatan , begitu
banyaknya derita di alam duniawi , sukar menemukan Buddha Dharma ,
walaupun telah ditemui Buddha Dharma ini , pun tidak menjamin akan yakin
dan dipahami , apalagi untuk dijalani dan dibuktikan.
Oh
Dakini ! Anda ingin turun ke duniawi untuk kembali mengurusi usaha ,
mengapakah tidak menyadari 「Dukkha 」, 「Sunya 」, 「Anitya 」, mampukah anda
tidak diputar-balikkan oleh ragam kondisi? Tidak terpengaruh oleh rupa
kondisi? Tidak dikacau-balaukan oleh ragam fenomena?
Oh
Dakini! Anda pada kehidupan kali ini ber-Sarana kepada-Ku , Aku
mengenalimu , anda mengatakan : ini dikarenakan Anda menginginkan saya
turun mendukung Satya Buddha (Zhen Fo) , dan kini Aku yang telah
bersemayam di 「Danau Daun 」, anda berkeinginan kembali ke duniawi untuk
apakah gerangan?
Oh Dakini!
Mampukah anda berbahagia dalam kemurnian?
Mampukah anda mengingati jalan penekunan?
Mampukah anda meninggalkan derita perolehi sukha?
Mampukah anda menyucikan hati?
Mampukah anda pulang kembali ke Maha Padminiloka?
Keberhasilan sepanjang hidup manusia sesungguhnya berada pada kemurnian
hati diri sendiri , pandangan hambar akan nama besar dan keuntungan ,
dan keberhasilan yang terutama adalah menyelamatkan insan keluar dari
lingkaran penderitaan , kesucian tanpa ternoda seperti ini barulah tiada
akan bertumimbal lahir di 「6 alam kehidupan 」,
Oh Dakini! Anda kembali lagi ke alam manusia , adakah rasa percaya diri, punyakah kepastian?
Usai tuturanKu ini.
Kedua mata Dakini berlinang air mata , sekujur badan gemetaran , Aku
tahu , ia sama sekali tidak memiliki rasa kepastian mampu kembali ke
atas langit. Inilah apa yang Ku-kuatirkan.
Dakini berkata :
「Maha Guru , sekarang saya harus bagaimana? 」
Dalam hati Dakini bergelut penuh pertentangan.
Aku menguraikan sekali lagi untuk Dakini :
Segenap insan awam karena kemelekatan diri sendiri , terbenamkan dalam
lautan penderitaan , bagaikan berada dalam rumah yang dilalap api , di
dunia ini manusia bergelut dalam panas dan dingin , setiap orang berkata
derita lebih banyak dibandingkan kebahagiaan. Manusia sekarang walaupun
berada dalam lautan derita , namun ada berapakah yang sadar dan turut
serta ikhlas melepaskan , bagaikan berada di dalam mimpi , tak bisa
keluar daripadanya.
Aku menguraikan lagi :
「Kini
Buddha-loka Sukhavati alam Barat , segenap suara yang dikeluarkan , tak
pelak mengumandangkan Dharma istimewa , air Ratna mengalir di antara
teratai , wujud rupa Tathagata dan para Arya tiada bandingan ,
Cinta-mani Ratna memancarkan cahaya keemasan , beraneka istana ratna
mutu manikam , pasir emas melapisi tanah. Buddha-loka sedemikian ini
tidak anda datangi , sudah tahu urusan duniawi bagaikan mimpi , tetapi
malah mengejar mimpi , sudah tahu ada kemungkinan jatuh ke 3 alam
penderitaan , dan apalagi arah pulang kembali pun hanya samar-samar
diketahui , belum sadarkah dari mimpi besarmu?」
Dakini berkata :
「Bagaimana dengan anak cucu? 」
Aku tergelak tawa :
「Anak cucu punya peruntungan nasib masing-masing , tiada perlu bersusah payah bagaikan kuda dan kerbau bagi mereka 」
Dakini bertanya :
「Bagaimana menapaki jalan ke Tanah Barat? 」
Aku berkata :
Takkan berat lagi jika asal beban dilepaskan
Teratai seketika bermekaran di bawah kaki;
Jika engkau sepenuh hati menjapa nama Buddha
Dudukan teratai tak perlu dipesan
Dakini menjapakan : 「Namo Sanshiliuwanyi-Yiyishiwan-Jiuqianwubai-Tongmingtonghao-Amituofo. 」
Seketika juga Aku ‘Maha Guru Lian Sheng Huo Fo Lu Sheng-Yen’ menjelma
menjadi sosok Dharmakaya dengan 32 tanda agung Sang usia tak terbatas
Amitabha Buddha , segenap awan mega di badan memancarkan sinar terang ,
di dalam tangan memegang sebuah dudukan teratai , segalanya tak
berkekurangan. Aku melepaskan dudukan teratai dan dalam seketika Dakini
menyertai duduk di atasnya.
Dakini bertanya : 「Bagaimanakah menamai japa Buddha saya ini? 」
「Japa nama Buddha terdapat 10 macam , antara lain japa dalam
keheningan, japa suci murni , japa tak ternoda , japa terang , japa
tinggalkan keduniawian , japa tinggalkan aneka rupa, japa tinggalkan
kekotoran batin, japa pancaran cahaya , japa suka cita , japa tiada
rintangan. Satu penjapaan anda tadi , telah melengkapi ke-10 bentuk
penjapaan ini. 」
「Bagaimanakah tiba di Seberang? 」 tanya Dakini.
「Dalam satu niat pikiran kan tiba . Dalam seketika juga terlahirkan di Buddha-loka. 」
Pada saat itu pun , Dakini telah tiba di Maha Padminiloka , sekuntum teratai tlah lahir menjelma!
==================================
terjemahan oleh : Lianhua Feng-Li. — with Sandy Dharma Wangsa.