(Intisari Ceramah Y.M. Buddha Hidup Lian Sheng pada tanggal 30 Juni 2007 di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle)
Sembah sujud kepada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, dan Guru Thubten Dhargye.
Acarya
Lian Huo selaku pemimpin kebaktian, Guru Dhara, Para Acarya,
Dharmacarya, para Lama, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di
internet, salam sejahtera.
Hari ini kita mendengarkan ceramah dari
Acarya Lian Huo tentang bersadhana tanpa penyertaan pikiran adalah
Buddha-ratna yang mencapai pencerahan sejati. Beliau juga sempat
menjelaskan tentang pikiran baik dan pikiran jahat. Sebenarnya intisari
Agama Buddha adalah sebab-akibat dan kebaikan-kejahatan, terutama
berharap agar para insan dapat menghindari kejahatan dan melakukan
kebajikan, ini adalah tujuan terpenting pertama di dalam Agama Buddha.
Kedua,
Buddhadharma berharap para insan dapat bebas dari tumimbal lahir. Sebab
tumimbal lahir identik dengan penderitaan, para insan sebentar baik
sebentar jahat, berputar terus di dalam enam alam reinkarnasi, dan tidak
pernah bebas dari tumimbal lahir. Jadi tujuan terpenting kedua adalah
berharap para insan dapat bebas dari penderitaan akibat tumimbal lahir.
Tujuan
ketiga, Buddha menjelaskan tentang prajna alias kebijaksanaan agung,
memahami tentang bodhicitta alias mahamaitri-karuna, dengan adanya
mahaprajna dan mahamaitri-karuna, seseorang akan mencapai empat alam
suci, inilah inti dari Buddhadharma.
Tadi Acarya Lian Huo sempat
membahas tentang uang. Menurut Mahaguru, tidak ada seorang pun yang
dapat membawa uang seumur hidupnya. Dengan kata lain, uang hanya untuk
dipandang seumur hidup Anda, bila uang Anda banyak, Anda pun memandang
banyak uang, bila uang Anda sedikit, Anda pun memandang sedikit uang.
Sebenarnya banyak atau sedikit tidak jauh beda, sama saja.
Kekayaan
kita tidak ada di Dunia Saha tetapi di surga, sekaya apapun seseorang,
Mahaguru merasa lebih kaya daripada mereka. Bukan berarti Mahaguru kaya
raya, melainkan secara spiritual, Mahaguru lebih kaya dari siapapun
juga. Tentu saja perasaan semacam ini tidak dapat dirasakan oleh orang
kebanyakan!
Para insan berharap memiliki uang yang lebih banyak lagi,
paling tidak seperti yang dikatakan oleh Guru Dhara, ada uang untuk
dihamburkan, berusaha menghamburkan, dan tidak habis dihamburkan. Namun
dalam hal kaya, kita sebagai sadhaka justru adalah orang terkaya, tidak
ada seorang pun yang lebih kaya daripada kita.
Sang Buddha kerap
menjelaskan tentang Sad-paramita pada kita khususnya tentang
Dana-paramita, artinya kita harus membantu orang lain. Acarya Lian Huo
sempat mengatakan bahwa walaupun kita hanya memikirkan dan belum sempat
melaksanakannya, namun pahalanya sudah besar, inilah dana-paramita.
Mendahulukan kepentingan para insan, bukan kepentingan sendiri, itulah
Bodhisattva, itulah Dana-paramita. Inilah "anatman (tiada aku) yang
pertama disabdakan oleh Sang Buddha.
Mahaguru berlatih
Ksanti-paramita – bersabar. Seseorang kerap berkata pada Mahaguru:
Mahaguru mengalami banyak fitnahan, serangan, dan kegagalan sepanjang
hidup Mahaguru, tapi mengapa Mahaguru tidak marah? Mahaguru katakan pada
Anda semua bahwa sekarang Mahaguru tidak gampang marah. Dulu sepulang
dari upacara di Taiwan, media pun melaporkan. Setelah dibaca oleh Acarya
Lian Jie, ia pun menulis kata "marah. Banyak umat melihat Acarya Lian
Jie menulis tentang marah, mereka pun ikut-ikutan marah, sebab media
Taiwan meliput hal-hal yang negatif, jadi semua orang pun marah.
Jangan
marah. Asal tahu saja bahwa saya melatih Ksanti-paramita. Pertama, saya
anggap orang lain sedang mendidik Mahaguru, yang masuk akal, kita harus
bertobat dan mengoreksi diri: yang tidak masuk akal, anggap saja orang
tua kita sedang mendidik kita. Sadhaka harus menganggap orang-orang yang
mendidik Anda sebagai orang tua Anda. Walaupun dalam kehidupan sekarang
mereka bukan orang tua Anda, namun dalam kehidupan lampau mereka
mungkin orang tua Anda! Sebab ia begitu suka mendidik Anda. (hadirin
tertawa) Orang tua paling pintar mendidik anak-anak. Kita sebagai
sadhaka harus berpikir bahwa orang ini mungkin orang tua kita dalam
kehidupan yang lampau dan mereka membawa sifat dan kebiasaan sebagai
orang tua, ia paling suka menghina Anda, memarahi Anda, dan mendidik
Anda. Kita harus menganggap mereka sebagai orang tua kita, ini adalah
kesabaran yang pertama. Sadhaka harus menganggap orang yang menghina,
mendidik, dan menfitnah Anda sebagai orang tua Anda.
Kedua, kita
harus berpikir bahwa dunia ini pada dasarnya sama saja, selama Anda
memiliki sesuatu maka orang lain akan iri, cemburu, dan menganggap Anda
lebih baik dari dirinya, ia merasa dengki, sehingga ia pun menghina
Anda. Anda harus menganggap penghinaan ini adalah hal yang biasa di
dunia ini.
Ada yang merasa dengki bila orang lain lebih kaya darinya,
atau lebih hebat darinya. Misalnya orang lain sudah menjadi seorang
Acarya sementara dirinya masih seorang Lama, atau orang lain adalah
seorang Lama sementara dirinya adalah seorang perumahtangga. Semua
manusia sama saja, suka membanding-bandingkan.
Mengapa Mahaguru
memperkenankan semua Acarya dan Dharmacarya mengenakan rompi naga?
Karena Mahaguru menganggap semua Acarya dan Dharmacarya adalah sama.
Mahaguru akan memuji bila mereka mengenakan rompi naga. Kalau mereka
tidak mau, Mahaguru juga tidak akan berkomentar apa-apa, apa boleh buat,
sekarang sudah demokratis.
Yang suka pakai, boleh pakai; yang tidak
suka pakai, juga pakai, jangan disuruh lagi oleh Mahaguru! Yang tidak
suka pakai juga terpaksa pakai, untuk negara-negara tropis seperti
Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, atau Hong Kong, kalian boleh
membuat rompi naga yang lebih tipis supaya lebih nyaman dipakai.
Ada
yang berpikir, hanya Mahaguru yang boleh pakai rompi naga, kita jangan
pakai rompi naga, sebab Mahaguru lebih terhormat. Mahaguru tidak pernah
berpikiran demikian. Mahaguru berpikir bahwa siswa telah membuatkan
rompi naga dan mempersembahkannya kepada Mahaguru, bila saya tidak
pakai, siswa saya akan sedih. Tahukah kalian bahwa hari ini Mahaguru
telah dua kali ganti baju! (hadirin tertawa dan tepuk tangan) Yang
pertama buatan Sdri. Mei. Ketika makan Mahaguru harus pakai untuk
diperlihatkan pada Sdri. Mei; ketika kembali ke Zhenfo Miyuan saya ganti
lagi dengan yang sekarang saya pakai, sebab Sdri. Mei-diao terus
bertanya: Mahaguru, rompi naga yang saya berikan pada Mahaguru itu cocok
atau tidak? Jadi sekarang saya pakai untuk diperlihatkan pada Anda!
Mahaguru selalu ingin membahagiakan Anda semua.
Bukan berarti
Mahaguru terhormat, bukan! Anda semua pun terhormat. Hanya saja Mahaguru
lebih awal mencapai pencerahan. Mahaguru jelaskan bahwa Anda semua
adalah orang terhormat. Seorang umat Buddha tidak ada perasaan cemburu,
iri, serakah, maupun cinta; orang lain masih serakah, cinta, iri, dan
cemburu, itu biasa, manusia memang demikian. Jadi kalau ada sebagian
media yang melaporkan tentang Mahaguru, saya juga tertawa saja, tidak
ambil pusing. Memang tidak ada masalah dan tidak ada yang dipikirkan,
saya tidak akan marah – Ksanti Paramita, penting sekali.
Ketiga, jika
tidak ada orang yang menghina saya, saya akan lengah. Saya akan berlari
lebih cepat bila ada yang menghina, memaki, mendidik, dan menfitnah
saya. Mereka justru membantu saya, jadi bagi saya mereka adalah
bodhisattva. Semua orang yang memaki, mengritik, dan menfitnah Anda
adalah bodhisattva.
Bila sadhaka mengerti untuk berlatih
ksanti-paramita, anggap orang-orang yang memarahi Anda sebagai
bodhisattva yang sangat mulia, dan hormatilah mereka. Amitabha, Sadhu,
Sadhu! Sadhu, Sadhu sering diucapkan oleh Sang Buddha, artinya sangat
baik atau sangat mulia.
Bila orang lain mendidik, memarahi,
menfitnah, menindas, menendang, dan memukul saya, bahkan mendesak saya
ke ambang kematian. Namun saya justru akan bangkit dari kematian!
Teratai baru akan mekar! Mengerti? Mereka adalah bodhisattva, jangan
mengira orang yang memarahi Anda adalah orang jahat, sebenarnya, mereka
memarahi, menghina, dan menfitnah Anda, mereka justru memberi Anda
kesempatan berlatih kesabaran alias ksanti-paramita. Mundur selangkah
langit terbentang luas di hadapan Anda, mundur sepuluh langkah Anda pun
mencapai kebuddhaan!
Para Lama jangan selalu memarahi dan mengritik
upasaka atau upasika, biarkan mereka senang, sebab mereka belum mencapai
keberhasilan dalam sadhana mereka, mereka belum mencapai keberhasilan
ksanti-paramita. Mahaguru telah mencapai keberhasilan ksanti-paramita di
mana saya semakin dimarahi, saya malah semakin senang! (hadirin
tertawa) Mengapa bisa begini? Semakin kotor makian Anda, saya malah
merasa semakin senang, luar biasa, semakin suci, dan semakin melampaui.
Jangan
karena Mahaguru berkata demikian, kalian para Lama lantas mengira bahwa
memarahi orang lain adalah bodhisattva, kalian pun terus memarahi orang
lain. (Hadirin tertawa) Bukan itu maksud Mahaguru. Di mata Mahaguru,
semua orang yang memarahi Mahaguru adalah bodhisattva. Kalian jangan
berpikiran kalau begitu saya saja yang menjadi bodhisattva, biarlah saya
saja yang mendidik Anda semua. Jangan!
Orang yang memarahi saya akan
saya anggap sebagai orang tua saya atau bodhisattva, atau masa bodoh
saja, memang begitulah. Inilah hasil pemikiran saya selama berlatih
ksanti-paramita, semoga Anda semua juga dapat melatih ksanti-paramita.
Saya malah berharap siapapun Anda, jangan memarahi, mengritik, dan
menfitnah lagi. Dalam aspek ksanti-paramita, Mahaguru telah mencapai
tahap keseimbangan batin, pada saat ini, pandangan saya terhadap dunia
ini berubah, dunia ini menjadi luar biasa. Para insan luar biasa, buddha
dan bodhisattva luar biasa, sebab-akibat luar biasa, seseorang sudah
sangat luar biasa bila sudah mencapai tingkat spiritual demikian.
Secara
teori, jika Anda telah mencapai pencerahan berarti Anda telah
memperoleh kebijaksanaan agung. Namun, sebagai seorang sadhaka, bila
Anda belum memperoleh kebijaksanaan agung, Anda tidak lebih dari orang
awam kebanyakan, sehingga Anda tidak dapat memperlakukan orang lain
dengan sikap demikian. Anda harus melatih diri hingga mencapai
pencerahan secara teori dan praktek, setelah itu, Anda baru dapat
mencapai tingkat spiritual demikian.
Hari ini saya haturkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Anda semua, rekan-rekan di
internet, dan Anda semua yang telah datang dari jauh. Besok pukul 2 sore
akan diadakan Homa Yaochi Jinmu, kita menghormati Yaochi Jinmu, sebab
Beliau adalah ibunda dari Mahaguru. Terima kasih semuanya. Om Mani Padme
Hum.
Sumber : www.tbsn.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar