Kamis, 24 November 2011

Sebagai Sadhaka Anggaplah Orang yang Memarahi Anda Sebagai Orangtua atau Bodhisattva

(Intisari Ceramah Y.M. Buddha Hidup Lian Sheng pada tanggal 30 Juni 2007 di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle)

Sembah sujud kepada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, dan Guru Thubten Dhargye.
Acarya Lian Huo selaku pemimpin kebaktian, Guru Dhara, Para Acarya, Dharmacarya, para Lama, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, salam sejahtera.
Hari ini kita mendengarkan ceramah dari Acarya Lian Huo tentang bersadhana tanpa penyertaan pikiran adalah Buddha-ratna yang mencapai pencerahan sejati. Beliau juga sempat menjelaskan tentang pikiran baik dan pikiran jahat. Sebenarnya intisari Agama Buddha adalah sebab-akibat dan kebaikan-kejahatan, terutama berharap agar para insan dapat menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan, ini adalah tujuan terpenting pertama di dalam Agama Buddha.
Kedua, Buddhadharma berharap para insan dapat bebas dari tumimbal lahir. Sebab tumimbal lahir identik dengan penderitaan, para insan sebentar baik sebentar jahat, berputar terus di dalam enam alam reinkarnasi, dan tidak pernah bebas dari tumimbal lahir. Jadi tujuan terpenting kedua adalah berharap para insan dapat bebas dari penderitaan akibat tumimbal lahir.
Tujuan ketiga, Buddha menjelaskan tentang prajna alias kebijaksanaan agung, memahami tentang bodhicitta alias mahamaitri-karuna, dengan adanya mahaprajna dan mahamaitri-karuna, seseorang akan mencapai empat alam suci, inilah inti dari Buddhadharma.
Tadi Acarya Lian Huo sempat membahas tentang uang. Menurut Mahaguru, tidak ada seorang pun yang dapat membawa uang seumur hidupnya. Dengan kata lain, uang hanya untuk dipandang seumur hidup Anda, bila uang Anda banyak, Anda pun memandang banyak uang, bila uang Anda sedikit, Anda pun memandang sedikit uang. Sebenarnya banyak atau sedikit tidak jauh beda, sama saja.
Kekayaan kita tidak ada di Dunia Saha tetapi di surga, sekaya apapun seseorang, Mahaguru merasa lebih kaya daripada mereka. Bukan berarti Mahaguru kaya raya, melainkan secara spiritual, Mahaguru lebih kaya dari siapapun juga. Tentu saja perasaan semacam ini tidak dapat dirasakan oleh orang kebanyakan!
Para insan berharap memiliki uang yang lebih banyak lagi, paling tidak seperti yang dikatakan oleh Guru Dhara, ada uang untuk dihamburkan, berusaha menghamburkan, dan tidak habis dihamburkan. Namun dalam hal kaya, kita sebagai sadhaka justru adalah orang terkaya, tidak ada seorang pun yang lebih kaya daripada kita.
Sang Buddha kerap menjelaskan tentang Sad-paramita pada kita khususnya tentang Dana-paramita, artinya kita harus membantu orang lain. Acarya Lian Huo sempat mengatakan bahwa walaupun kita hanya memikirkan dan belum sempat melaksanakannya, namun pahalanya sudah besar, inilah dana-paramita. Mendahulukan kepentingan para insan, bukan kepentingan sendiri, itulah Bodhisattva, itulah Dana-paramita. Inilah "anatman (tiada aku) yang pertama disabdakan oleh Sang Buddha.
Mahaguru berlatih Ksanti-paramita – bersabar. Seseorang kerap berkata pada Mahaguru: Mahaguru mengalami banyak fitnahan, serangan, dan kegagalan sepanjang hidup Mahaguru, tapi mengapa Mahaguru tidak marah? Mahaguru katakan pada Anda semua bahwa sekarang Mahaguru tidak gampang marah. Dulu sepulang dari upacara di Taiwan, media pun melaporkan. Setelah dibaca oleh Acarya Lian Jie, ia pun menulis kata "marah. Banyak umat melihat Acarya Lian Jie menulis tentang marah, mereka pun ikut-ikutan marah, sebab media Taiwan meliput hal-hal yang negatif, jadi semua orang pun marah.
Jangan marah. Asal tahu saja bahwa saya melatih Ksanti-paramita. Pertama, saya anggap orang lain sedang mendidik Mahaguru, yang masuk akal, kita harus bertobat dan mengoreksi diri: yang tidak masuk akal, anggap saja orang tua kita sedang mendidik kita. Sadhaka harus menganggap orang-orang yang mendidik Anda sebagai orang tua Anda. Walaupun dalam kehidupan sekarang mereka bukan orang tua Anda, namun dalam kehidupan lampau mereka mungkin orang tua Anda! Sebab ia begitu suka mendidik Anda. (hadirin tertawa) Orang tua paling pintar mendidik anak-anak. Kita sebagai sadhaka harus berpikir bahwa orang ini mungkin orang tua kita dalam kehidupan yang lampau dan mereka membawa sifat dan kebiasaan sebagai orang tua, ia paling suka menghina Anda, memarahi Anda, dan mendidik Anda. Kita harus menganggap mereka sebagai orang tua kita, ini adalah kesabaran yang pertama. Sadhaka harus menganggap orang yang menghina, mendidik, dan menfitnah Anda sebagai orang tua Anda.
Kedua, kita harus berpikir bahwa dunia ini pada dasarnya sama saja, selama Anda memiliki sesuatu maka orang lain akan iri, cemburu, dan menganggap Anda lebih baik dari dirinya, ia merasa dengki, sehingga ia pun menghina Anda. Anda harus menganggap penghinaan ini adalah hal yang biasa di dunia ini.
Ada yang merasa dengki bila orang lain lebih kaya darinya, atau lebih hebat darinya. Misalnya orang lain sudah menjadi seorang Acarya sementara dirinya masih seorang Lama, atau orang lain adalah seorang Lama sementara dirinya adalah seorang perumahtangga. Semua manusia sama saja, suka membanding-bandingkan.
Mengapa Mahaguru memperkenankan semua Acarya dan Dharmacarya mengenakan rompi naga? Karena Mahaguru menganggap semua Acarya dan Dharmacarya adalah sama. Mahaguru akan memuji bila mereka mengenakan rompi naga. Kalau mereka tidak mau, Mahaguru juga tidak akan berkomentar apa-apa, apa boleh buat, sekarang sudah demokratis.
Yang suka pakai, boleh pakai; yang tidak suka pakai, juga pakai, jangan disuruh lagi oleh Mahaguru! Yang tidak suka pakai juga terpaksa pakai, untuk negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, atau Hong Kong, kalian boleh membuat rompi naga yang lebih tipis supaya lebih nyaman dipakai.
Ada yang berpikir, hanya Mahaguru yang boleh pakai rompi naga, kita jangan pakai rompi naga, sebab Mahaguru lebih terhormat. Mahaguru tidak pernah berpikiran demikian. Mahaguru berpikir bahwa siswa telah membuatkan rompi naga dan mempersembahkannya kepada Mahaguru, bila saya tidak pakai, siswa saya akan sedih. Tahukah kalian bahwa hari ini Mahaguru telah dua kali ganti baju! (hadirin tertawa dan tepuk tangan) Yang pertama buatan Sdri. Mei. Ketika makan Mahaguru harus pakai untuk diperlihatkan pada Sdri. Mei; ketika kembali ke Zhenfo Miyuan saya ganti lagi dengan yang sekarang saya pakai, sebab Sdri. Mei-diao terus bertanya: Mahaguru, rompi naga yang saya berikan pada Mahaguru itu cocok atau tidak? Jadi sekarang saya pakai untuk diperlihatkan pada Anda! Mahaguru selalu ingin membahagiakan Anda semua.
Bukan berarti Mahaguru terhormat, bukan! Anda semua pun terhormat. Hanya saja Mahaguru lebih awal mencapai pencerahan. Mahaguru jelaskan bahwa Anda semua adalah orang terhormat. Seorang umat Buddha tidak ada perasaan cemburu, iri, serakah, maupun cinta; orang lain masih serakah, cinta, iri, dan cemburu, itu biasa, manusia memang demikian. Jadi kalau ada sebagian media yang melaporkan tentang Mahaguru, saya juga tertawa saja, tidak ambil pusing. Memang tidak ada masalah dan tidak ada yang dipikirkan, saya tidak akan marah – Ksanti Paramita, penting sekali.
Ketiga, jika tidak ada orang yang menghina saya, saya akan lengah. Saya akan berlari lebih cepat bila ada yang menghina, memaki, mendidik, dan menfitnah saya. Mereka justru membantu saya, jadi bagi saya mereka adalah bodhisattva. Semua orang yang memaki, mengritik, dan menfitnah Anda adalah bodhisattva.
Bila sadhaka mengerti untuk berlatih ksanti-paramita, anggap orang-orang yang memarahi Anda sebagai bodhisattva yang sangat mulia, dan hormatilah mereka. Amitabha, Sadhu, Sadhu! Sadhu, Sadhu sering diucapkan oleh Sang Buddha, artinya sangat baik atau sangat mulia.
Bila orang lain mendidik, memarahi, menfitnah, menindas, menendang, dan memukul saya, bahkan mendesak saya ke ambang kematian. Namun saya justru akan bangkit dari kematian! Teratai baru akan mekar! Mengerti? Mereka adalah bodhisattva, jangan mengira orang yang memarahi Anda adalah orang jahat, sebenarnya, mereka memarahi, menghina, dan menfitnah Anda, mereka justru memberi Anda kesempatan berlatih kesabaran alias ksanti-paramita. Mundur selangkah langit terbentang luas di hadapan Anda, mundur sepuluh langkah Anda pun mencapai kebuddhaan!
Para Lama jangan selalu memarahi dan mengritik upasaka atau upasika, biarkan mereka senang, sebab mereka belum mencapai keberhasilan dalam sadhana mereka, mereka belum mencapai keberhasilan ksanti-paramita. Mahaguru telah mencapai keberhasilan ksanti-paramita di mana saya semakin dimarahi, saya malah semakin senang! (hadirin tertawa) Mengapa bisa begini? Semakin kotor makian Anda, saya malah merasa semakin senang, luar biasa, semakin suci, dan semakin melampaui.
Jangan karena Mahaguru berkata demikian, kalian para Lama lantas mengira bahwa memarahi orang lain adalah bodhisattva, kalian pun terus memarahi orang lain. (Hadirin tertawa) Bukan itu maksud Mahaguru. Di mata Mahaguru, semua orang yang memarahi Mahaguru adalah bodhisattva. Kalian jangan berpikiran kalau begitu saya saja yang menjadi bodhisattva, biarlah saya saja yang mendidik Anda semua. Jangan!
Orang yang memarahi saya akan saya anggap sebagai orang tua saya atau bodhisattva, atau masa bodoh saja, memang begitulah. Inilah hasil pemikiran saya selama berlatih ksanti-paramita, semoga Anda semua juga dapat melatih ksanti-paramita. Saya malah berharap siapapun Anda, jangan memarahi, mengritik, dan menfitnah lagi. Dalam aspek ksanti-paramita, Mahaguru telah mencapai tahap keseimbangan batin, pada saat ini, pandangan saya terhadap dunia ini berubah, dunia ini menjadi luar biasa. Para insan luar biasa, buddha dan bodhisattva luar biasa, sebab-akibat luar biasa, seseorang sudah sangat luar biasa bila sudah mencapai tingkat spiritual demikian.
Secara teori, jika Anda telah mencapai pencerahan berarti Anda telah memperoleh kebijaksanaan agung. Namun, sebagai seorang sadhaka, bila Anda belum memperoleh kebijaksanaan agung, Anda tidak lebih dari orang awam kebanyakan, sehingga Anda tidak dapat memperlakukan orang lain dengan sikap demikian. Anda harus melatih diri hingga mencapai pencerahan secara teori dan praktek, setelah itu, Anda baru dapat mencapai tingkat spiritual demikian.
Hari ini saya haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Anda semua, rekan-rekan di internet, dan Anda semua yang telah datang dari jauh. Besok pukul 2 sore akan diadakan Homa Yaochi Jinmu, kita menghormati Yaochi Jinmu, sebab Beliau adalah ibunda dari Mahaguru. Terima kasih semuanya. Om Mani Padme Hum.

Sumber : www.tbsn.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar