(Ceramah Y.M. Buddha Hidup Lian Sheng pada kebaktian rutin malam minggu
tanggal 21 Juli 2007 di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle)
Sembah
sujud kepada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI,
dan Guru Thubten Dhargye. Guru Dhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama,
Pandita, para umat se-Dharma, selamat malam semuanya. (hadirin tepuk
tangan)
Sebelumnya kita mendengarkan Acarya Lian Shi bercerita
tentang kegiatan sosial yang diadakan di Malaysia dengan bekerjasama
dengan Vihara Lian Yuan; sementara Lama Lian Xu berceramah tentang
menaklukkan jiwa dan raga. Acarya Lian Shi mengangkat topik tentang
berdana, Beliau sering kali mengangkat tema uang, juga sempat
menyebutkan bahwa Mahaguru adalah Mahaberkah Vajra. Mahaberkah yang
Mahaguru miliki di dunia ini hanya setitik air, mahaberkah saya yang
sesungguhnya ada di surga, dan setitik air ini tidak bisa Mahaguru bawa
setelah Mahaguru mangkat. Sudah pernah dikatakan kepada Anda, dari dulu
sampai sekarang, Mahaguru tidak pernah melihat seorang pun yang pernah
membawa sepeser pun uang ke surga, tidak pernah ada!
Seseorang yang Belajar Jalan Bodhisattva Wajib Melakukan Amisa-dana, Dharma-dana, dan Abhaya-dana
Seorang
Arya Sangha sejati mengganggap uang bukan apa-apa. Seorang sadhaka
sejati, baik Mahayana, Hinayana, atau Vajrayana harus memandang uang
sebagai racun. Sebab bila seorang sadhaka melekat pada uang, Anda pasti
tinggal di dunia ini, hanya dengan tidak melekat pada uang, Anda baru
dapat memperoleh kebenaran – kebijaksanaan Tathagata.
Mengapa
diturunkan sadhana Jambhala atau Dewa Rejeki? Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan lahiriah para insan. Seorang awam akan merasa puas bila
merasakan keberadaan uang, kemudian menuntunnya ke arah kebenaran agung
yang sejati, yakni mengejar tingkat kebijaksanaan tertinggi secara
spiritual. Inilah kehendak dari Buddha. Sehingga banyak metode kemudahan
di dalam ajaran Tantra.
Mahaguru pernah mengatakan bahwa Mahaguru
tidak kagum dengan orang kaya. Ada satu hal yang tidak pernah Mahaguru
lakukan, saya sama sekali tidak pernah meminta uang dari orang lain,
Mahaguru Lu tidak akan pernah meminta uang pada siswa saya sendiri atau
para acarya, Lama/ni, atau siapapun juga. Jika ada yang mengatakan bahwa
Mahaguru menghendaki rumah, mobil, dan lain sebagainya. Itu sama sekali
bukan kehendak saya. Itu justru perbuatan orang lain yang meminjam nama
saya untuk menipu lahan orang lain. Shengji (penanaman benda-benda
keramat dari diri seseorang untuk tujuan tolak bala) yang Mahaguru
adakan tidak memasang tarif, semuanya sukarela! Tidak bayar pun tidak
apa-apa. Memasang altar roh janin pun tidak memasang tarif, semuanya
sukarela! Upacara yang Mahaguru adakan bersifat sukarela! Tidak pernah
memasang tarif. Yang memasang tarif adalah keputusan dari para acarya,
atau Lama/ni atau umat se-Dharma. Bukan permintaan saya. Karena
demikian, saya tidak pernah kekurangan apapun. Kelak Mahaguru juga akan
membangun sebuah Yayasan Amal, saya akan mengembalikan kepada bumi ini
semua yang menjadi milik bumi ini, dan kepada insan semua yang menjadi
milik insan. (Hadirin tepuk tangan)
Hari ini Acarya Lian Shi
berceramah tentang semangat dan makna utama dari berdana, sadhaka
semakin berdana, berkah Anda semakin besar. Semakin Anda tidak mau
berdana, semakin Anda pelit, berkah pun semakin kecil.
Di dalam
Buddhadharma terdapat Amisa-dana, yakni mengeluarkan uang untuk membantu
orang yang layak dibantu; Dharma-dana, menyampaikan kebijaksanaan
Tathagata yang diketahui oleh seorang sadhaka kepada orang lain; dan
Abhaya-dana, sadhaka dapat berkorban sepenuhnya, semangat ini sangat
mulia. Semangat Sang Buddha ini disebut dengan membangkitkan
mahabodhicitta, Sang Buddha dapat mengorbankan segala sesuatu pada
dirinya demi orang lain, demi para insan, bukan demi diri sendiri, ini
barulah bodhicitta yang teragung yang dimiliki oleh seorang bodhisattva.
Inilah Abhaya-dana.
Hari ini bagi yang mengambil Bodhisattva-sila
dan belajar menjadi seorang bodhisattva, Anda wajib melakukan
Dharma-dana, Amisa-dana, dan Abhaya-dana. Di saat bersamaan, sasaran
dana Anda tidak membedakan hubungan kekeluargaan, bukan karena orang itu
adalah keluarga sendiri Anda baru berdana! Tadi Acarya Lian Shi sempat
menyebutkan bahwa berdana jangan membedakan suku maupun hubungan
kekeluargaan, ini termasuk berdana dalam skala lebih besar.
Siapapun
menginginkan uang, bukan hanya Acarya Lian Shi saja, hampir setiap orang
pun menginginkan uang. Namun, bila Anda menginginkannya, Anda justru
tidak akan mendapatkannya. Sebaliknya bila Anda tidak menginginkannya,
Anda justru akan mendapatkan uang. Aneh sekali. Bila Anda berusaha
mencari uang sebanyak-banyaknya, Anda justru tidak mendapatkannya. Bila
seorang sadhaka berusaha keras, namun melakukannya tanpa mengharapkan
imbalan, Anda justru akan mendapatkannya. Agama Buddha mengatakan bahwa
berkah akan datang dengan sendirinya bila sadhaka membangkitkan
bodhicitta terlebih dahulu; bila seorang sadhaka hanya menginginkan uang
saja tanpa membangkitkan bodhicitta, permohonan Anda akan sia-sia saja.
Jadi, bagi yang mau memohon rejeki, ingat membangkitkan bodhicitta
terlebih dahulu.
Dalam menekuni Sadhana Jambhala Kuning ada sebuah
penyaluran jasa: harus membangkitkan bodhicitta, sesudah rejeki
diperoleh, justru harus semakin membangkitkan bodhicitta. Di Taiwan ada
seorang konglomerat, akhir-akhir ini adiknya meninggal dunia,
konglomerat itu mengucapkan sepatah kalimat: ia akhirnya mengerti bahwa
uang tidak dapat mengembalikan kesehatan; orang terkaya di Taiwan,
adiknya telah meninggal dunia, istrinya juga telah meninggal dunia,
orang terkaya juga tidak dapat membeli kembali nyawa orang terdekatnya.
Bebas dari Kerisauan Lewat Menaklukkan Jiwa dan Raga
Lama
Lian Xu sudah lama mengabdi di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle,
sejak adanya Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle, Lama Lian Xu adalah
salah satu dari tiga Lama utama kita. Yang paling awal datang ke Vihara
Ling Shen Ching Tze Seattle adalah Lama Xuanren, kedua adalah Lama Lian
Xu, ketiga adalah Lama Jiuru. Nama Dharma dari Lama Lian Xu cocok
untuknya, sebab perawakannya sangat kurus, ia tidak bisa gemuk. (hadirin
tertawa)
Nama Lama Xuanren juga sangat bagus, kita menyebutnya
xianren (dewa), dewa yang ada di kayangan. Tapi dewa di kayangan juga
sering membunyikan guntur, ia termasuk reinkarnasi dari dewa guntur.
Bila dewa guntur sudah membunyikan guntur, orang di sekitarnya tidak
akan betah. Tapi dia adalah kakak tertua, semua orang harus lebih
menghormatinya. Sementara Lama Lian Xu, Anda lihat tubuhnya yang kurus,
kadang-kadang kalau bercanda ia mirip dengan Sun Go Kong, lumayan juga.
Tapi emosi Sun Go Kong sangat labil. Mahaguru berharap Lian Xu alias Sun
Go Kong, tubuh Anda sudah sangat kurus, Anda harus berlatih berlapang
dada dan bertubuh gemuk, jangan terlalu memperhatikan hal-hal detil,
jangan terlalu tegang, maklumilah semua orang. Lama di Vihara Ling Shen
Ching Tze Seattle kurang adanya kesetaraan. Tapi semua sudah lumayan,
mereka sudah menyumbang banyak tenaga di sini, mereka melakukan tugas
mereka dengan serius. (Hadirin tepuk tangan)
Hari ini Lama Lian Xu
berceramah tentang Menaklukkan Jiwa dan Raga, Mahaguru juga mau
berceramah tentang Menaklukkan Jiwa dan Raga. Sifat seseorang sulit
sekali diubah, sebuah pepatah mengatakan: sungai dan gunung mudah
diubah, namun tidak dengan sifat manusia. Di dalam perkumpulan Sangha,
Lama dan Lamani harus belajar bersabar, jangan menimbulkan gara-gara,
kalian harus saling belajar bersabar. Jangan marah, jangan emosi, karena
marah dan emosi akan mempengaruhi peredaran darah seorang sadhaka,
sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi, pusing, bahkan stroke,
kemudian meninggal dunia. Pikirkanlah hidup dan kesehatan Anda sendiri,
jadi Anda semua jangan marah-marah, tenangkan hati dan emosi Anda, ini
adalah hal-hal yang mendasar.
Lama Lian Xu sempat menyebutkan bahwa
para insan mempunyai kerisauan, memang benar. Jalan pembebasan yang
dikemukan oleh Sang Buddha bertujuan untuk membebaskan para insan dari
kerisauan. Jika kerisauan Anda telah hilang, Anda pun mencapai
pembebasan. Bila Anda masih memiliki kerisauan, artinya Anda belum
mencapai pembebasan. Anda harus pahami kalimat yang pernah diucapkan
oleh patriak Zen: dua ekor sapi lumpur saling beradu, kemudian keduanya
jatuh ke dalam laut, hingga sekarang tidak ada kabarnya lagi.
Tahun
depan, tahun 2008 akan diselenggarakan pertandingan Olimpiade di
Beijing, China. Semua atlet terkemuka dari seluruh dunia akan berkumpul
di sana untuk beradu kemampuan fisik, tujuan utama mereka adalah
memperoleh medali emas.
Tahukah kalian bahwa mereka sungguh berlatih
gila-gilaan, tanpa dibekali latihan selama 10 atau 20 tahun, mereka
tidak mungkin meraih piagam emas tersebut. Ketika mereka meraih piagam
emas tersebut, kesannya dunia ini seakan-akan miliknya. Kecemerlangannya
menerangi seluruh jagat, popularitasnya mendunia. Bila berhasil meraih
medali emas ibarat naga yang terbang ke langit, bila tidak berhasil
seakan-akan berubah menjadi seekor ulat. Karena medali emas inilah,
namanya menjadi populer di seluruh dunia.
Hari ini kita sebagai
sadhaka yang melatih diri, asal tahu saja, prinsipnya sama saja. Tanpa
dibekali latihan selama 10 atau 20 atau 30 tahun bahkan seumur hidup,
Anda tak akan memperoleh pembebasan. Apakah pembebasan begitu mudah
diperoleh? Mahaguru beritahu kalian bahwa masyarakat ibarat sebuah
tempayan asinan yang besar, kebudayaan tempayan asinan bangsa Korea
sangat hebat. Mereka memasukkan benda apa saja, seperti sayuran,
semuanya dimasukkan ke dalam tempayan asinan, tak lama kemudian semuanya
berubah menjadi asinan. Apa itu asinan? Yaitu sifat dan kebiasaan para
insan. Kalian mengira kalian tidak akan tercemar dan tetap bersih
setelah masuk ke dalam tempayan asinan, untuk berenang di dalam tempayan
asinan saja sulit sekali.
Hari ini tujuan Vihara Ling Shen Ching Tze
Seattle berdiri di sini adalah membebaskan kerisauan semua orang dengan
kebijaksanaan dari Tathagata, dengan kata lain bebas dari tempayan
asinan. Suatu kesempatan yang sangat langka kalian bisa datang ke Vihara
Ling Shen Ching Tze Seattle! (Hadirin tepuk tangan) Hari ini kalian
datang mendengarkan ceramah, pada saat ini hati kalian telah bersih.
Mendengarkan Dharma di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle adalah hal
yang baik, dengan mendengarkan Dharma, kerisauan kita hilang, kita juga
memahami segala sesuatu di dunia ini bahwa semua hasrat materi adalah
hampa. Semua barang berwujud seperti emas dan perhiasan hanya
dipinjamkan untuk dipandang saja, uang untuk digunakan sementara saja,
rumah untuk didiami sementara saja, mobil untuk disetir sementara saja,
makanan yang telah disantap, besok sudah tidak ada lagi. Anda kira
makanan yang sudah Anda makan masih ada besok atau lusa. Memang masih
ada! Yang tertinggal adalah racun di dalam tubuh Anda. (hadirin tertawa)
Bumi
adalah sebuah tempayan asinan. Para insan jatuh ke dalam tempayan
asinan, sehingga tercemar oleh zat warna, bahan-bahan asinan, dan Anda
pun tidak bisa bebas darinya. Jadi di dalam ajaran Tantra terdapat
ritual abhiseka, diabhiseka bersarana berarti membersihkan perbuatan,
ucapan, dan pikiran Anda dengan air bersih. Ibarat mengeluarkan Anda
dari dalam tempayan asinan, kemudian membersihkannya dengan air, agar
hakikatnya kembali seperti semula, dengan kata lain memunculkan Buddhata
yang sebenarnya, kembali menjadi sangat bersih dan tidak tercemar lagi.
Hari ini tujuan Anda semua datang belajar Buddhadharma supaya tidak
tercemar lagi, tidak ada kerisauan lagi, kita harus menerapkan
kebijaksanaan untuk memperoleh kebijaksanaan Tathagata. Anda semua harus
tahu, mengapa seseorang dapat mencapai tingkat bodhisattva karena tidak
dapat apa-apa. Anda harus paham, karena tidak dapat apa-apa, seorang
sadhaka baru tidak akan memohon apa-apa, maka berkah akan datang dengan
sendirinya. Bila berkah sudah datang dengan sendirinya, apa lagi yang
masih Anda kejar? Karena Anda sudah bersih, dengan sendirinya Anda dapat
pergi ke Sukhavatiloka Barat, ke Buddhaloka yang bersih, Anda bisa tiba
di alam suci tanpa Anda kejar; bila seorang sadhaka fokus melafalkan
nama Buddha dan bermeditasi, hati yang terang pun muncul, dengan
sendirinya Anda akan tiba di Buddhaloka yang bersih.
Baik orang yang
terkaya atau termiskin atau yang berdiri di tengah-tengah pun mempunyai
kerisauan tersendiri. Cara terbaik untuk menyingkirkan kerisauan adalah
memperoleh kebijaksanaan Tathagata, menyingkirkan keserakahan,
kebencian, dan kebodohan sadhaka, serta menyingkirkan kegelapan batin,
obsesi, dan pandangan sesat.
Karena masyarakat adalah sebuah tempayan
asinan, sifat dan kebiasaan para insan sulit sekali diubah. Namun
sadhaka harus bersadhana dengan sebaik-baiknya untuk membersihkan sifat
dan kebiasaan yang bertumpuk selama turun temurun. Ada sebuah lelucon
mengenai sifat dan kebiasaan yang diceritakan oleh Sdri. Chen
Chuan-fang: di atas gunung ada seorang peternak babi, di bawah gunung
juga ada seorang peternak babi. Babi di atas gunung adalah babi betina,
babi di bawah gunung adalah babi jantan. Suatu hari peternak babi di
atas gunung menulis surat kepada peternak babi di bawah gunung, saya
harap babi jantan Anda bisa pergi ke atas gunung untuk dikawinkan dengan
babi betina, lalu babi-babi kecil yang dilahirkan oleh babi betina akan
kita bagi rata. Peternak babi di bawah gunung merasa ini ide yang
cemerlang, ia punya babi betina, sementara saya punya babi jantan! Lalu
peternak babi di bawah gunung pun mendorong babinya dengan kereta sampai
ke atas gunung, lalu urusan pun beres.
Keesokan harinya, peternak
babi di atas gunung menulis lagi sepucuk surat kepada peternak babi di
bawah gunung, sekali sepertinya kurang, kegagalan bisa saja terjadi,
jadi saya harap babi jantan Anda dapat dibawa ke atas gunung sekali
lagi. Setelah melalui dua kali kunjungan, lusa paginya, begitu si
peternak babi di bawah gunung membuka pintu pagi-pagi, ia melihat babi
jantan duduk di atas kereta, tertawa sipit. Ia mungkin mengira hari
ketiga masih mau naik gunung lagi. (hadirin tertawa) Inilah sifat dan
kebiasaan!
Jangan Menggeluti Usaha yang Berhubungan dengan Pejagalan, Prostitusi, dan Perjudian
Setelah
manusia di dunia Saha tercemar oleh berbagai sifat dan kebiasaan,
mereka sulit sekali mengubah sifat dan kebiasaan mereka lagi. Ada tiga
jenis profesi yang sama sekali tidak boleh digeluti oleh seorang
sadhaka, pertama adalah pembunuhan atau pejagalan, kedua adalah
prostitusi, ketiga adalah perjudian. Seorang sadhaka perumahtangga lebih
baik menghindari ketiga jenis profesi ini. Sebab ketiga jenis profesi
ini mudah sekali menyebabkan sifat dan kebiasaan yang tidak baik dari
orang lain itu keluar.
Hari ini Anda semua dapat bersadhana
bersama-sama di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle, ini adalah
kesempatan yang sangat langka, apalagi bila Anda konsisten bersadhana
dan menjapa mantra, Anda dapat menenangkan pikiran Anda dan
berkonsentrasi, bila kebiasaan seperti ini diasah terus selama 10 atau
20 atau 30 tahun, suatu hari nanti Anda akan meraih piagam emas. Maksud
dari piagam emas adalah Anda telah memperoleh pembebasan, Anda bebas
dari kerisauan, dan Anda telah memperoleh kebijaksanaan Tathagata.
Melalui samadhi dan kebijaksanaan Tathagata, sadhaka membuktikan apa
yang dimaksud dengan pencerahan sejati. Pada saat itu, sadhaka disebut
sebagai Arya Sangha. Bila seorang sadhaka telah memahami kebijaksanaan
Buddha, jalan pembebasan menuju alam suci, dan telah mencapai suatu raga
yang telah memahami pikiran dan menemukan jati diri, inilah tiga
tingkat spiritual dalam satu raga. Para Lama/ni adalah Arya Sangha,
sebenarnya jika upasaka atau upasika perumahtangga berhasil bebas dari
kerisauan, mereka sama dengan Lama/ni atau Arya Sangha. Semoga Anda
semua dapat bersadhana dengan sungguh-sungguh, setiap orang berhasil
meraih piagam emas. (Hadirin tepuk tangan) Om Mani Padme Hum.
Sumber : www.tbsn.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar