Selasa, 08 November 2011

¤ Memandang Guru laksana Buddha (bag. 1) ¤ - 「視師如佛」(一)


¤ Memandang Guru laksana Buddha (bag. 1) ¤
「視師如佛」(一) - "蓮生活佛開示 虹光大成就"
Dharmadesana Maha Guru Lian Sheng "Maha Siddhi Cahaya Pelangi"

Marilah kita membicarakan perihal「Memandang Guru laksana Buddha」
Dalam Tantrayana , melihat Guru sendiri , harus dipandang serupa Buddha .
Jadi ketika Maha Guru menulis surat kepada Acarya sendiri , senantiasa menulis「Buddha Guru , Buddha Guru」, memandang-Nya laksana Buddha . Guru diri sendiri, dipandang serupa dengan Buddha Bodhisattva.

Disini ada sebuah cerita, ada sebuah cerita di Tibet , bernama Lobsang Jin Mei (terjemahan nada) . Ia bersarana kepada Acarya-nya sendiri , rupa pembawaanya sangat baik , Acarya juga memujinya , tetapi siswa yang lain tidak menerimanya. Dia berkata rupa pembawaannya sangat baik , Acarya sangat memujinya , mungkin saja Acarya akan memberikan penurunan silsilah kepada Lobsang Jin Mei. Jadi saudara sepenekunannya memikirkan cara untuk mencelakainya.

Pada suatu ketika , di samping sebuah jurang , saudara sepenekunan Lobsang Jin Mei berkata kepadanya : 「Daya adhistana Guru Acarya , paling banyak dilimpahkan kepada anda , apakah anda berani dari jurang ini lompat ke bawah?」

Lobsang Jin Mei berpikir, harus memandang Guru laksana Buddha , Buddha pasti akan membantu dia , dia terjun ke bawah , pastinya tidak akan apa-apa , dan akhirnya ia benar-benar terjun ke bawah .
Di samping jurang tersebut ada sebuah pohon , dahan pohon tersebut sangat panjang. Ketika dia terjun ke bawah, secara kebetulan jubah Lhama terpaut , jadi tidak mati terjatuh. Ia lalu menganggap : 「Ini adalah Guru Acarya saya , mengeluarkan tangan untuk menangkap jubahku.」Ia makin bertambah keyakinan kepada Guru Acarya-nya sendiri.

Pada suatu ketika kebakaran , rumah dilalap api , masih ada beberapa anak kecil di dalam. Teman di sampingnya mengatakan : 「anda memiliki daya adhisthana Guru Acarya , jika anda masuk ke dalam kobaran api, tentunya anda tidak akan terbakar.」

Ia menganggap itu benar , langsung masuk ke dalamnya , masuk ke dalam rumah yang mendapat musibah kebakaran untuk menyelamatkan orang. Disebabkan keberanian dan caranya sangat bagus, dan juga stamina yang sangat bagus. Dalam situasi berbahaya ini , ia benar-benar menyelamatkan orang-orang tersebut, dan kali ini ia makin percaya kepada daya adhistana Guru Acarya.

Suatu kali , satu cerita yang sangat terkenal, Lobsang Jin Mei beserta Guru Acarya-nya, saudara sepenekunan , kesemuanya tiba di sebuah pinggir sungai , arus sungai sangatlah deras, semuanya bersiap duduk di perahu.

Ada saudara sepenekunan berkata kepadanya : 「anda memiliki daya adhistana Guru Acarya , anda tidaklah perlu duduk dalam perahu , anda bisa berjalan seperti ini saja, juga akan tiba di seberang.」

Ia yang secara kebetulan bersama Guru Acarya , pergi memohon kepada Guru Acarya. Ia berkata : 「Guru Acarya, saya tahu daya adhisthana Engkau berada di tubuhku. Anda adalah Buddha, Anda pasti mampu berikan adhisthana agar saya melewati sungai ini , walaupun arus air sangat deras, saya pasti mampu berjalan melewatinya.」

Guru Acarya tersebut berpikir : 「Siswa ini di keseharian polos dan lugu , jika ia berniat berjalan, yah ijinkan sajalah!」Beliau menganggukkan kepala , saudara sepenekunan yang lain menunggu tontonan yang bakal seru.

Lobsang Jin Mei ini, benar-benar dengan hanya memandang seberang , tidak meliat air lagi, arus air yang sangat deras. Ia lalu 「pha」, 「pha」, 「pha」, dengan berlari menuju kesana. Guru Acarya dan saudara sepenekunan kesemuanya takjub , dia ternyata mampu berjalan di atas air!

Ia berkeyakinan percaya terhadap kekuatan Guru Acarya, beserta kekuatan perlindungan segenap Buddha Bodhisattva , mengakibatkan ia mampu berbuat seperti demikian.

Guru Acarya ini menganggap daya adhisthana pribadinya sudah terlampau banyak, 「dia melafalkan namaku, langsung bisa berjalan di atas permukaan air ini! Jika saya sendiri yang berjalan, tentunya juga bisa.」Dia sendiri adalah Guru Acarya, asalkan melafalkan nama-nya sendiri pasti bisa. Jadinya bagaimana sebagai Guru Acarya itu sendiri tidak bisa? Apa masih perlu menunggu perahu lalu duduk di perahu menuju seberang?

Guru Acarya tersebut berkata dirinya juga bisa, akhirnya dia juga mulai berjalan. Setelah jalan beberapa langkah, Guru Acarya ini lalu dihanyutkan arus air yang datang (Maha Guru tertawa) , Guru Acarya ini lantas tak kembali lagi selamanya.

Makna pelajaran dari cerita ini , mengungkapkan daya kekuatan Sraddha. Sraddha milik seorang Guru Acarya ketika kalah dari milik seorang siswa , maka daya kekuatan Sraddha siswa tersebut akan mampu memberikan keberhasilan bagi dirinya sendiri.

Jadi Guru Acarya juga harus memiliki daya kekuatan Sraddha milik diri pribadi, barulah mampu memberikan pengajaran bimbingan kepada siswa agar memiliki daya kekuatan Sraddha milik sendiri.

Tetapi ada tertulis di atas, dituliskan bahwa seorang Guru Acarya yang memiliki kekuatan , andaikan siswanya sendiri tidak memiliki Sraddha kepada Guru Acarya tersebut, daya kekuatan ini juga tidak akan muncul keluar.

Namun di antara siswa tersebut, kepada Guru Acarya-nya sendiri , andaikan dimiliki Sraddha 100%, Guru Acarya ini walaupun berketidakmampuan , siswa tersebut juga mampu memperoleh keberhasilan. Inilah letak luar biasanya, ini merupakan daya kekuatan hati Sraddha.

Untuk itu di Tibet, ada cerita seperti ini tersebar. Siswa terhadap Guru Acarya memiliki Sraddha, dia akan menghasilkan sebentuk daya kekuatan hati yang berkeyakinan. Malahan Guru Acarya-nya sendiri , bentuk Sraddha-nya kalah dari siswanya sendiri.

Dengan demikian sebagai siswa, andaikan anda memandang Guru laksana Buddha , hal ini akan berakibat adanya adhisthana Buddha dilimpahkan ke tubuh anda. Tatkala anda memandang Guru sendiri seperti orang awam, maka tidak akan adanya daya adhisthana , tidak akan menghasilkan daya adhisthana, point ini sangat penting.

Hal ini bermakna seperti , anda memiliki hati berkeyakinan kepada Guru, memandang Guru laksana Buddha. Anda menekuni Dharma dari Guru, anda akan memperoleh daya kekuatan adhisthana. Anda memandang Guru adalah orang awam, anda akan mencari kesilapannya, sehingga penekunan Dharma anda tidak akan berguna.
Dikarenakan Dharma anda ini , adalah diajarkan dari Guru, anda masih menghujat kesilapan Guru, menekuni Dharma beliau , bagaimana akan menghasilkan sebentuk daya kekuatan keluar? Takkan ada kekuatan.

Untuk itu ada kalimat disini , dikatakan : 「Memandang Guru laksana Buddha. Diri sendiri mengenang kebajikan Guru. Karna daya adhisthana Tri Ratna. Selekasnya mencapai ke-Buddha-an. Memandang Guru laksana awam. Niscaya menelusuri kesalahan Guru. Demikian merendahkan Dharma. Merintangi keberhasilan diri sendiri.

Hari ini berbincang sampai disini.

Om Mani Pemi Hum

diterjemahkan oleh : Funglie Huang

☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆.·.☆


中文翻譯 :

我們來講「視師如佛」。

在密教裡面,看自己的師父,要把他當成佛一樣。

所以師尊寫信給自己的上師的時候,都寫「師佛、師佛」,把他看成佛一樣。自己的師父,就當成佛菩薩一樣的。

因為在「金剛手菩薩灌頂經」裡面講,「所有的金剛乘弟子,視阿闍黎上師當如何?金剛手菩薩答,是為佛、薄伽梵。」薄伽梵就是佛,要看成佛的。

這裡面也有一個故事,西藏有一個故事,叫羅尚金美(音譯)。他皈依自己的上師,他的相貌長得很好,上師也讚揚他,但底下的弟子不服。他說相貌長得好,上師很讚揚他,說不定上師把傳承就交給羅尚金美。所以他的同門,就想辦法要害他。

有一次,在一個懸崖旁邊,羅尚金美的同門就跟他說:「上師的加持力,對你是加持最多的,你敢從懸崖上跳下去嗎?」

羅尚金美就想到,要視師如佛,佛一定會幫助他,他跳下去,一定沒事的,結果他真的跳下去。

懸崖旁邊有一棵樹,樹伸得很長。他跳下去的時候,剛好把他的喇嘛裝勾住,所以沒有摔死。他就認為:「這是我的上師,伸出手抓住我的衣服。」他對於自己的上師更有信心。

有一次火災,房子起火,還有幾個小孩子在裡面。他的同伴就說:「你有上師的加持力,你進到火裡面,火一定不會燒到你。」

他就認為是真的,他就跑進去了,跑到火災的房子裡面救人。由於他的英勇表現很好,而且體力也很好。在這個危險當中,他真的把那些人通通救出來,他這下子更相信上師的加持力。

有一次,很名的一個故事,羅尚金美跟他的上師、同門,通通到一條河邊,河水很急的,大家準備坐船。

那個同門又跟他講:「你有上師的加持力,你不用坐船的,你可以這樣子一走,就走過去。」

他剛好跟上師在一起,他就去祈求上師。他說:「上師,我知道您的加持力在我身上。您是佛,您一定可以加持我走過這條河流的,雖然水流很急,我一定可以走過去。」

那位上師他就想:「這位弟子平時『傻傻的』(台語),他說要走,那麼就讓他走吧!」他就點頭,所有同門都看好戲。

這位羅尚金美,就真的看著對岸,沒有看著水,水流很急。他就「啪」、「啪」、「啪」、「啪」,用跑的,就跑過去了。上師跟所有的同門都很驚奇,他居然能夠在水面上走!

他信仰上師的那一種力量,跟諸佛菩薩護持的力量,使他能夠行使這樣的事。

那位上師就覺得他自己的加持力實在太多了,「他唸我的名字,就能夠走過這個水面耶!那麼我自己來走,當然也可以了。」他自己是上師,他只要唸他的名字就可以。那麼自己上師怎麼不可以呢?還要等船來再坐船過去呢?

這位上師說他自己也可以,結果他也用走的。過了幾步以後,這位上師就被水沖走了(師尊笑),這位上師就永遠回不來了。

這個故事的啟示,是說信心的力量。上師的信心,輸過於弟子的時候,弟子的信心的力量,可以成就自己。

所以上師也要有他本身的信心的力量,才能夠教導弟子本身有信心的那種力量。

但是它上面有寫,它說一個有能力的上師,假如他的弟子本身對這位上師沒有信心的話,這個能力也產生不出來的。

但其中有一位弟子,對自己的上師,假如有百分之百的信心,這位上師縱然是無能的上師,這位弟子也會有成就。這就是很奇妙的地方,這是一種信心的力量。

所以在西藏,也有這樣子的一個故事流傳。弟子對上師有信心,他產生了一種信心的力量出來。但自己的上師,反而是信心輸給自己的弟子。

所以當弟子的,你看師父是佛的話,他有佛的加持力在你身上。當你看自己的師父是一個凡夫,那麼就沒有加持力,就不會產生加持力,這一點很重要。

它的意思是說,你對師父本身有了信心,看師父是佛。你修師父的法,你就得到加持力。你看師父是凡夫,你就會找他的過錯,那麼你修法就沒有用了。

因為你這個法,是師父教給你的,你又批評師父的過失,修他的法,怎麼會產生一種力量出來呢?沒有力的。

所以這裡有話,就說:「視師如佛。自思師之德。由三寶加持力故。速得成佛。視師如凡。必尋師過。有此輕法。自障成就。」

嗡嘛呢唄咪吽。

Tidak ada komentar:

Posting Komentar