Rabu, 21 Desember 2011
Senin, 19 Desember 2011
♡ Agama Buddha Yang Sejati ♡ 正信的佛教
♡ Agama Buddha Yang Sejati
♡ 正信的佛教
Source : True Buddha News 878
中天電視,由張佳琪小姐擔任主持
Taiwan CTi TV , Host : Ms Zhang Jiaqi
Translated by Lianhua Jun Shi An
主持人提問:「一般人對真佛宗,往往因不了解而有誤解。
蓮生活佛說:「現在我在講《六祖壇經》,六祖說修出世間
林立仁師兄回應:「這個社會誤解是難免的。白人不懂黑人
蓮生活佛:「他講的非常有道理,每個人都認為自己正別人
我認為不該互相箝制、互相否定、互相攻擊、互相毀謗,這
Presenter : “Orang-orang masih ada yang tidak memiliki pengertian benar dan salah paham terhadap Zhen Fozong , di dalam buku ada sebuah judul Agama Buddha Yang Sejati, sangat menarik dan mudah dipahami, cara pandang Mahaguru penuh dengan Prajna, mohon Mahaguru berkenan membahasnya.”
Buddha Hidup Liansheng :
“Saat ini saya sedang melakukan pembabaran mengenai Sutra Altar Patriak ke 6, Patriak ke 6 mengatakan bahwa merealisasikan lokuttara Dharma (Dharma pembebasan) adalah Dharma yang sejati, yaitu mempunyai tekad untuk bebas dari kemelekatan dunia, terbebas dari dunia. Karena dunia ini adalah samsara, terlalu melekat pada keduniawian adalah sesat, terlepas dari kemelekatan duniawi adalah sejati. Jadi bukannya asal kita memeluk agama Buddha maka disebut agama Buddha sejati, penjelasan macam ini adalah keliru, karena Anda hanya mengenakan agama Buddha, jadi masih termasuk di luar ajaran Buddha. Ajaran Buddha yang sejati adalah dengan berlandaskan ajaran Buddha merealisasikan Dharma lokuttara, merealisasikan Negeri Buddha, merealisasikan Kebodhisattva-an dan Kebuddhaan.
Jika Anda terlampau melekat pada keduniawian, dari siang sampai malam sibuk bertikai demi nama, uang, kekuasaan, iri dengki, cemburu, ingin menang sendiri, pongah, ini semua adalah sesat. Demikian sederhana kita membedakan antara sesat dan yang sejati. Lokuttara adalah sejati, terlampau melekat pada keduniawian adalah sesat. Seperti sifat-sifat yang tidak baik, benci, nafsu yang terlampau besar, hasrat pada nama terlampau berat, terlampau rakus harta, ini adalah sesat.”
Saudara Li Li-ren menambahkan :
“Kehidupan masyarakat memang sukar untuk lepas dari kesalah pahaman, seperti orang kulit putih tidak memahami orang kulit hitam, seperti halnya permasalahan orang kulit hitam tidak memahami orang kulit kuning, orang Utara mengatai budaya orang Selatan lebih rendah, demikianlah kesalah pahaman juga merupakan hal yang kerap terjadi. Sebelum saya bersarana, pernah mengikuti dua kali acara Tujuh Hari Pendalaman Buddhisme dan Retreat musim panas yang diselenggarakan oleh aliran eksoterik, sebenarnya semua agama mengharap supaya yang lain bisa memahaminya. Asalkan kita melakukan tugas kita sendiri kita dengan baik, maka orang lain tidak akan bisa lagi salah paham .”
Buddha Hidup Liansheng :
“Apa yang dikatakan nya sangat beralasan, tiap orang sedang menganggap dirinya sendiri yang benar sedangkan yang lain sesat, agama sendiri adalah yang paling benar, sesungguhnya semua tergantung masing-masing individu. Menurut pandangan saya, asalkan yang dilakukan adalah baik dan bermanfaat, maka dia adalah manusia sejati, hubungan antar manusia telah dibina dengan baik, demikian juga hubungan Ketuhanan pribadinya, telah mempraktekkan Buddha Dharma, semuanya baik. Menjadi seorang yang benar, orang yang berkebajikan, berkeprimanusiaan, sangat baik, ini juga merupakan sebuah tahapan.
Menurut saya, tidak boleh saling menekan, saling menghakimi , saling menyerang dan saling menjelek-jelekkan,
ini semua tidak baik. Dalam Buddhisme sendiri, Buddha sendiri adalah tiada pertikaian, tidak ada kemelekatan pertikaian.”
OM AMOGHA PUJA MANI PADMA VAJRE TATHAGATA VILOKITE SAMANTA PRASARA HUM
Menyelamatkan Jiwa Seorang Manusia dengan Kekuatan Mantra ¤ 以 「咒力」 救人一命 - 文/蓮生活佛
¤ Menyelamatkan Jiwa Seorang Manusia dengan Kekuatan Mantra ¤
以 「咒力」 救人一命 - 文/蓮生活佛
Oleh: Buddha Hidup Liansheng Sheng-yen Lu
Wang Qizhong adalah seorang yogi yang melatih diri. Bolak balik India, Nepal, dan Tibet.
Ia diyakini oleh seorang Rinpoche Nyingmapa sebagai titisan Milarepa, dari awal sudah diakui sebagai seorang acarya.
Wang Qizhong sudah lama bersarana pada saya, kemudian, keliling dunia, berceramah Dharma dan menyeberangkan insan ke mana-mana.
Ia berambut panjang.
Sekujur tubuh berpakaian putih.
Ia mempersembahkan seluruh perbuatan, ucapan, dan pikiran kepada Buddha Hidup Lian Sheng, Sheng-yen Lu, saya menganugrahinya sebuah "rompi naga" yang pernah saya pakai.
Pada tanggal 24 Agustus 2011. Di Ling Shen Ching Tze Temple, Seattle, Washington. Wang Qizhong bertemu muka dengan saya.
Ia bercerita: ia memiliki seorang pacar berkebangsaan Perancis, bule, orang tua sang pacar berwisata ke daratan China.
Terjadi sebuah kecelakaan besar.
Ibunda sang pacar cedera parah, dibawa ke rumah sakit, indeks koma sangat rendah.
Rumah sakit vonis tidak ada tanda-tanda kehidupan lagi.
Dokter vonis meninggal dunia.
Keluarga sang pacar menangis terisak-isak.
Wang Qizhong menjapa mantra hati Mahaguru tanpa tidur maupun istirahat, "Om. Guru. Liansheng. Siddhi. Hum."
Tiga hari tiga malam.
Wang Qizhong melihat Mahaguru Lu datang, tersenyum padanya, kemudian, memancarkan cahaya memberkati ibunda sang pacar, kedua tangan memancarkan cahaya yang sangat terang, kekuatan pemberkatan yang sangat luar biasa.
Wang Qizhong berkata pada pacarnya, "Sudah tertolong! Mahaguru sudah datang!"
Sang pacar berkata, "Mustahil, semua dokter rumah sakit sudah menyerah."
Wang Qizhong yakin sekali.
Ia benar-benar melihat Mahaguru Lu tersenyum padanya, bahkan kedua tangan memancarkan cahaya yang terang-benderang menerangi.
Ia yakin pasti tertolong!
Alhasil: keajaiban terjadi, ibunda sang pacar tak disangka buka mata, hidup kembali, semua dokter rumah sakit tidak berani percaya.
Perancis mengutus pesawat khusus, mengantarkan ibunda sang pacar kembali ke Perancis untuk melanjutkan pengobatan, seluruh keluarga sang pacar pun bersarana pada Zhenfo Zong.
*
Saya jujur memberitahu Anda semua, saya adalah seorang yang berinteraksi dengan "langit dan bumi", "yin dan yang".
Saya adalah orang yang memiliki daya gaib.
Mantra hati saya "Om. Guru. Liansheng. Siddhi. Hum." Tepatnya adalah panggilan "mantra nama".
Dapat memanggil saya dengan "memusatkan kesadaran masuk ke kening", saya pasti "menerima signal", inilah kunci rahasia.
Wang Qizhong 3 hari 3 malam tanpa tidur maupun istirahat memanggil saya, berarti "di luar memadamkan semua sebab dan kondisi", "lubuk hati tidak mengenal lelah", "hati bagaikan tembok", "maka bisa memasuki kebenaran". "Memusatkan perhatian" ini sangat hebat, ia telah menyentuh hati Mahaguru Lu, Mahaguru Lu memberkati dengan "titisan luar tubuh"!
Oleh karena itu: ibunda sang pacar, enam garis Trigrams, garis Trigrams pertama mulai bergerak, "sebuah yang mulai bergerak, segala hal ikhwal terlahirkan", ini adalah langkah pertama ketrampilan dari "mati" berubah menjadi "hidup".
Artikel singkat ini, semua orang mengira tidak ada hubungan dengan "ramalan jitu", sebenarnya ini adalah sebuah tanda-tanda "daya gaib".
Wang Qizhong mengapa yakin ibunda sang pacar bisa hidup?
Karena ia melihat "titisan luar tubuh" dari Mahaguru Lu telah datang memberkati, karena melihat, ia pasti hidup.
Saya mampu melihat semua "keanehan".
Sehingga ramalan saya bisa sangat tepat!
Buku ke-225 : 'Shen Shuan You Gou Zhun' (Betapa Tepatnya Ramalan Jitu)
Sumber : http://indonesia.tbsn.org/
Sabtu, 17 Desember 2011
♡ Adharmik dan Dharma Sejati ♡「正法」和「邪法」
♡ Adharmik dan Dharma Sejati
♡「正法」和「邪法」
Source : Dharma-raja Liansheng Dharmatalk 12 / 11 / 2011
Translated by Lianhua Ĵυή Shi An
☆ 六祖的 《法寶壇經》,「你們所有的弟子,守護這個經典,傳授這
Sutra Altar Dharma-ratna dari Patriak Ke Enam (Hui-neng), “Anda sekalian, para siswa, lindungilah (ajaran) sutra ini , sebar luaskan sutra ini untuk menyelamatkan para insan.”
Asalkan berlandaskan pada Dharma ini, maka disebut Satya Dharma (Dharma sejati), , namun jika tidak berlandaskan pada Dharma ini , maka disebut Adharma. Apa itu Satya Dharma dan apa itu Adharma ?
Sesungguhnya hanya di dunia fana ini barulah ada yang namanya Satya Dharma dan Adharma, jika telah tercerahkan , maka bahkan Satya Dharma dan Adharma tidak akan ada lagi.
Di sini, Patriak ke 6 mengatakan, “Dharma lokuttara (non duniawi) disebut Satya Dharma ; Sedangkan dharma lokiya (duniawi) disebut upaya kausalya (sebuah metode yang digunakan sesuai dengan akar pembawaan calon penerima ajaran, supaya dia mampu memahami makna ajaran yang hendak disampaikan.) .”Sesungguhnya, upaya kausalya disebut juga sebagai Adharma (bukan Dharma sejati).
Terus terang , semua pengetahuan dunia fana adalah tergolong adharmik, hanya Dharma lokuttara yang termasuk sebagai Satya Dharma. Kenapa Patriak ke 6 mengatakan bahwa Beliau tidak perlu mewariskan kembali jubah silsilah ? Karena semua siswa telah memahami Satya Dharma.
◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣
☆「信根淳熟」──非常有正信的,你們本身統統都是有正
“Keyakinan yang murni dan matang.” Memiliki keyakinan yang sangat lurus, jika Anda memiliki pikiran dan keyakinan yang benar, maka semua mengetahui Satya Dharma, (dengan demikian) tidak diragukan lagi bahwa kalian semua boleh mewariskan Dharma.
“Mengemban tanggung jawab agung.” Membabarkan Dharma adalah sebuah aktivitas yang sangat agung, “Anda sekalian mampu mengemban tanggung jawab agung.” . Oleh karena itu, “Bodhidharma Sang Guru Leluhur menyampaikan makna gatha, jubah tak diwariskan.” , Patriak ke 6 mengatakan jubah silsilah ini tidak lagi diwariskan. Kenapa ? karena jika diwariskan akan ada pertikaian, di masa Patriak ke 5, karena pewarisan jubah silsilah, sehingga timbul pertikaian, maka jubah silsilah tidak lagi diwariskan, jika diwariskan malahan akan mengacaukan aktivitas agung (Pembabaran Dharma Sejati). “Anda sekalian para siswa, semuanya mampu mewariskan Dharma.”
Bodhidharma Sang Guru Leluhur mengucapkan sebuah gatha : “Aku datang di tanah ini.” Saya datang di Tiongkok, “Membabarkan Dharma untuk menolong para insan yang kehilangan arah.” , tujuan pewarisan Dharma adalah untuk menyelamatkan semua, yaitu untuk menyelamatkan para insan dari kegelapan batin.
“Satu bunga mekar berkelopak lima.” Sekuntum bunga berkelopak lima, “Menghasilkan buah dengan alamiah.” Sampai pada Patriak ke 6 dengan alamiah membuahkan hasil. Setelah Patriak ke 6, juga sama, satu bunga mekar lima kelopak, yaitu : Sekte Fa-yen (Hozen ), Sekte Yun-men (Ummon ), Sekte Lin-ji (Rinzai), Sekte
Cao-dong (Soto), Sekte Gui-yang (Ikyo), tepat lima sekte, “Satu bunga berkelopak lima” , seakan saat sampai pada Patriak ke 6 menjadi “Satu bunga mekar berkelopak lima.”
OM AMOGHA PUJA MANI PADMA VAJRE TATHAGATA VILOKITE SAMANTA PRASARA HUM
Jumat, 16 Desember 2011
怪夢 [Mimpi Aneh] By: Sheng Yen Lu
一名男士,神色憔悴,求我指點,他是「孟祥于」先生。
孟先生說:「數年來,我每晚入睡,全部怪夢連連,從未有一日停止過,因此,整得我醒來,全身疲憊,精神非常萎靡,有睡等於沒睡,愈睡精神愈差,我實在受不了了,都快精神崩潰了,求求盧師尊,務必救我一命,拜託!拜託!」
我問:「你做什麼夢?」
孟先生答:「與人打架,被打死;與蛇纏鬥,被蛇咬死;在戰場上,被箭射死;被熊追,跌落懸崖而死;與鬼打鬥,被鬼捏死;走投無路,自縊而死。……」
我說:「我幫你做替身法。」
我用一紙人,書上姓名八字,呵氣三口,要「孟祥于」於「除日」午後,面向北方(北斗七星)處,以紙金燒化,便可除去怪夢。
我說:「作法一完,怪夢立止。」我又說:「從今而後,夜晚睡眠一覺到天亮,沒有怪夢了,如果有夢,也是好夢。」
他大喜。
隔了不久,孟祥于回來找我,說:「盧師尊,你真是神人也,實在有夠準,竟然怪夢全沒了,果然一覺到天亮,這是怎麼一回事?」
我說:「你這是沖犯『死神』。」
每一個人沖犯煞氣,是很難解釋得清清楚楚,總之沖犯就是沖犯。
沖犯不一定是外來的。
而是由自己的一念而起,所謂「一念動」,吉凶才外起。跟著人身之內「金木水火土」,也就是「心、肝、脾、肺、腎」全部起變化,這種變化,錯綜複雜,也影響到人的腦波。
腦波一搗亂,就怪夢連連無休無止了,所謂「念一動」氣就動,氣動腦波動,沖犯也就是自己念頭引起的。
我們修行人修的是:「一念不起」。
「天心寂寂」。
這是非常困難的一件事。
所以一般人全在「有為法」之中,而修行人要修「無為法」。
「無為法」是:「念起而不為所動」,「一心不亂」,不跟著「心念」而轉,也就是「知止而後有定,定而後能靜,靜而後能安。」
不能「一心不亂」,就亂糟糟了!
我告訴孟祥于先生:你連連怪夢,是氣脈全亂了,等於腦波全亂了,是死煞。
剪紙人、寫八字、代表了你的精氣神。
北斗七星處是主死的。
(把死煞送到死方)
南斗六星是主生的。
死煞一死。
孟祥于的腦波才能恢復正常。除日午後,正是除去死煞也。
我實實在在的告訴大家,我們打坐,修的這個禪定,不是要看境界出現,因為境界出現,如果隨之而動,動就迷惑了。
很容易「走火入魔」的。
Seorang pria, tampak kuyu, memohon petunjuk saya, ia adalah Bapak Xiang-yu Meng.
Bapak Meng berkata, "Beberapa tahun terakhir, setiap malam saya terus-menerus bermimpi aneh, tidak pernah berhenti sehari pun, sehingga, membuat saya terbangun, sekujur badan saya lelah, tidak bersemangat, tidur namun seperti tidak tidur, semakin tidur, semangat semakin menurun, saya sungguh tidak tahan lagi, saya hampir ambruk, mohon Mahaguru Lu, Anda harus tolong nyawa saya, tolong! Tolong!"
Saya bertanya, "Anda mimpi apa?"
Bapak Meng menjawab, "Berkelahi dengan orang lain, mati dipukul; bertarung dengan ular, mati digigit; di medan perang, mati dipanah; dikejar beruang, jatuh ke jurang dan mati; bertarung dengan hantu, mati dijerat hantu; bertemu jalan buntu, mati gantung diri. .... "
Saya berkata, "Saya bantu Anda menjalankan sadhana tubuh pengganti."
Saya menggunakan selembar orang-orangan kertas, di atasnya ditulis nama dan 8 data kelahiran, mengembuskan napas 3 kali, saya minta Xiang-yu Meng membakarnya bersama kertas sembahyang pada Hari Basmi (Chu-ri) di atas jam 1 siang, menghadap utara (7 bintang utara), mimpi buruk pun akan sirna.
Saya berkata, "Sehabis melakukan ritual, mimpi buruk langsung berhenti." Saya melanjutkan, "Mulai malam ini, Anda akan tidur nyenyak sampai langit terang, tidak ada mimpi aneh lagi, kalau bermimpi pun pasti mimpi indah."
Ia gembira sekali.
Tak lama kemudian, Xiang-yu Meng kembali mencari saya, berkata, "Mahaguru Lu, Anda benar-benar orang sakti, tepat sekali, tak disangka mimpi aneh pun hilang semua, ternyata, begitu tidur sampai pagi, mengapa bisa demikian?"
Saya berkata, "Anda kerasukan Dewa Kematian."
Seorang yang kerasukan hawa negatif, sulit sekali dijelaskan, pokoknya kerasukan ya kerasukan.
Kerasukan belum tentu berasal dari luar.
Melainkan timbul dari satu pikiran kita, yang namanya "satu pikiran bergerak", mujur-malang baru timbul dari luar. Mengikuti elemen "logam, kayu, air, api, tanah" dalam tubuh manusia, dengan kata lain, "jantung, hati, limpa, paru-paru, ginjal" semuanya berubah, perubahan demikian, rumit sekali, juga mempengaruhi gelombang otak manusia.
Begitu gelombang otak bermasalah, maka terus-menerus mengalami mimpi buruk tanpa henti, yang namanya "satu pikiran bergerak", prana pun bergerak, prana bergerak, gelombang otak pun bergerak, kerasukan juga disebabkan oleh pikiran sendiri.
Yang kita sadhaka tekuni adalah: "tidak timbul satu pikiran pun".
"Kening hening".
Ini sangat sulit.
Oleh karena itu, kebanyakan manusia berada di dalam "Dharma berkondisi", sedangkan sadhaka harus melatih "Dharma tak berkondisi".
"Dharma tak berkondisi" adalah: "Pikiran timbul namun tidak goyah", "satu hati tidak galau", tidak terbawa oleh "pikiran", dengan kata lain, "Stabil setelah mengerti untuk menghentikan, setelah stabil baru bisa tenang, setelah tenang baru bisa tenteram."
Jika kita tidak mampu "satu hati tidak galau", maka kacau balau!
Saya beritahu Bapak Xiang-yu Meng: Anda terus-menerus bermimpi aneh, karena prana dan nadi kacau-balau, gelombang otak pun demikian, kacau-balau, itulah hawa kematian.
Menggunting orang-orangan kertas, menulis 8 data kelahiran, melambangkan energi vital, prana, dan kesadaran Anda.
Posisi tujuh bintang utara adalah penguasa kematian.
(Mengantarkan hawa kematian ke posisi kematian)
Enam bintang selatan adalah penguasa kehidupan.
Sekali hawa kematian binasa.
Gelombang otak Xiang-yu Meng baru dapat kembali normal. Hari Basmi (Chu-ri) di atas jam 1 siang, justru untuk membasmi hawa kematian.
Saya sejujurnya memberitahu Anda semua, kita bermeditasi, melatih samadhi, bukan untuk melihat manifestasi alam, karena jika bergerak mengikuti manifestasi alam, maka kita akan bingung.
Kita pun mudah sekali "kerasukan mara".
buku ke : 225{Betapa Tepatnya Ramalan Jitu}
書: {225_神算有夠準}
"中陰身宜處之地" - 莲生活佛/真佛报-真佛论剑专栏 ¤ Tempat bernaung terbaik untuk tubuh bardo ¤
"中陰身宜處之地" - 莲生活佛/真佛报-真佛论剑专栏
¤ Tempat bernaung terbaik untuk tubuh bardo ¤
oleh : Maha Guru Lian Sheng Huo Fo
Koran Zhenfo Bao - Rubrik 'Pedang Komentar Satya Buddha'
Saya melihat dengan 「divya-caksu (mata dewa)」, kebanyakan tubuh bardo (makhluk halus) dikarenakan hembusan 「angin karma」, lebih banyak yang mengembara tak mempunyai tempat tinggal tetap. Seperti helai bulu yang diterbangkan angin , atau seperti kuda liar yang berlari gila-gilaan , ibarat anak kecil yang kehilangan ibundanya lantas bernaung kesana kemari.
Ada tubuh bardo yang dikarenakan hati tidak bertuan , ibaratnya seperti pengembara, pergi berkelana kesana kemari , kondisi demikian menerbitkan iba!
Tubuh bardo berkomat-kamit sendiri :
「Apa yang sedang terjadi ini?」
「Saya sebenarnya ada dimana?」
「Mengapa berubah menjadi begini?」
「Tak ada pagi , tak ada malam , sepanjang hari langit sedemikian suram kelabu , ini sebenarnya tempat apa?!」
Ketika tubuh bardo melihat 「jasad」 diri sendiri terbaring di rumah sakit , baru tersentak : 「saya ini telah mati!」
Tubuh bardo menangis tersedu-sedu, gundah gulana,merana , menderita.
Yang dicari pertama-tama oleh si mati :
Rumah pribadi yang ditinggali.
Kerabat saudara pribadi.
Tempat kerja pribadi semasa hidup di dunia.
Benda perabotan kegemaran diri pribadi.
Akan tetapi , si mati ini akan menyadari , semua orang tidak bisa melihat dirinya , tidak bisa mendengarnya. Rumah tinggal, tempat kerja , benda perabotan kegemaran kesemuanya bukan miliknya lagi, si mati menjadi tiada tempat untuk menaungi badan.
Namun, si mati juga merasakan , tubuh bardo memiliki sejenis daya kekuatan.
Unsur kasar yang tidak serupa dengan tubuh daging semula , mampu pergi sesuai niat tanpa aral , malahan mampu 「melangkah dewa」. Menembus bebatuan, tanah, rumah dan bahkan gunung sungai , tanpa hambatan, selain ke 「tempat suci」, bisa sesuka hati bergerak tanpa rintangan.
Sekali dipikirkan langsung tiba.
Sekali berniat langsung datang.
Bisa melihat 「tubuh bardo lain」.
「Makhluk sejenis」 bisa ditampaki.
Saya sering menuturkan : 「Tiap benda berbaur dengan sejenisnya」.
Jika tubuh Bardo mempunyai divya-caksu yang suci , juga bisa melihat dewa loka, melihat dewata langit. Namun tubuh bardo yang kondisi spiritnya tercerai-berai lebih banyak , mereka hanya bisa berkumpul di dunia Saha , ataupun tempat yang lebih buruk.
Asalkan satu hati menekuni bhavana , satu hati menjapa nama Buddha dan japa mantra , Yidam Buddha Bodhisattva memancarkan cahaya menjemput , maka selekasnya akan tiba di Buddha Loka.
Ataupun , anda boleh pergi ke pagoda Buddha , seharusnya mengetahui dimana ada Pagoda disitu ada Buddha , Pagoda adalah suatu bentuk bangunan tinggi lancip , tentu saja ada berbagai macam Pagoda, ada pagoda 6 tingkat , pagoda 7 tingkat, pagoda 10 tingkat , ada lagi pagoda sarira , dan pagoda non-sarira, setelah Buddha parinirvana pada periode ke-4 dalam 500 ratus tahun , adalah masa dimulainya pendirian vihara dan pembuatan pagoda. Pada pagoda sarira ataupun pagoda non sarira , pasti ada dewa pelindung dari para Arya , dewa pelindung melihat tubuh bardo dari sadhaka Zhenfo Zong , bisa menjemput anda terseberangkan ke Buddha loka yang suci.
Saya berpendapat begini , anda semua beranggapan 「sadhana bersama di Vihara」 itu tidak penting , menganggap 「sadhana bersama di Cetya」 itu tidak penting, 「tempat perkumpulan kebhaktian」 tidak penting , ketika tiba di masa berwujud tubuh bardo , anda baru akan mengetahui. Sepanjang ritus sadhana bersama (thung xiu) , terdapat didalamnya kekuatan hati dan pikiran yang manunggal secara bersama-sama , daya kekuatan hati dan pikiran semacam ini adalah kekuatan penarik yang sangat bagus , satu sadhana yang sempurna adalah penekunan bersandarkan tata cara Dharma Tantra , tiada kemelekatan terhadap segala sesuatu , sebagaimana japa nama Buddha, japa 108 kali mantra , japa ‘sanshiliuwanyi-yishiyiwan
Terlahirkan di Buddha loka Sukhavati , serupa terlahirkan di berbagai Ksetra (tanah suci) para Buddha.
Tubuh bardo bersandarkan daya kekuatan sadhana bersama , daya kekuatan penekunan sadhana saudara-saudari seDharma , dalam seketika ditarik masuk ke dalam Buddha loka ksetra , untuk itu sadhana bersama di Vihara, Cetya, di tempat perkumpulan kebhaktian sangatlah penting.
Saya sering mengatakan :
「Sadhana Catur Prayoga」 sangat penting untuk semua murid , ini adalah Maha Dharma.
「Sadhana Catur Prayoga」 adalah menekuni hati Vajra yang solid, yang merupakan hati agung Bodhisattva , hati agung Bodhisattva itu kokoh dan tak akan rusak , bagaikan Vajra. (tidak takut dihujat)
「Sadhana Catur Prayoga」 hendaknya menekuni sadhana Vajracitta Bodhisattva , pada 52 tingkatan Mahayana , tingkatan ke-51 adalah Bodhisattva , bergelar 「Pencerahan Setara/’Deng Jue’」. Bodhisattva pada tingkatan ini hampir serupa dengan Buddha , untuk itu digelari 「Pencerahan Setara」.
Jika kembali pada bhumi ke-sepuluh (Dharmamega-bhumi) , juga boleh dinamai sebagai Buddha.
Vajradhara, Vajracitta, Vajrasattva, merupakan pangeran Dharma Panca Buddha , merupakan saka guru dalam menyebar luaskan Dharma Tantrayana , adalah Sang Penguasa mazhab.
Sadhana bersama yang hanya menekuni 「Catur Prayoga」 saja , sudah tidak enteng!
Vajracitta Bodhisattva sekali menjemput.
Tubuh bardo seketika tiba di Buddha-ksetra , seketika terbebaskan.
Sadhana bersama itu penting , sangat teramat penting.
terjemahan oleh : Lianhua Feng-Li.
Jodoh Karma Yang Bersifat Negatif (Ceramah Dharma Lian Shen Rinpoche pada 4 Desember 1990)
Jodoh Karma Yang Bersifat Negatif
(Ceramah Dharma Lian Shen Rinpoche pada 4 Desember 1990)
Apakah anda tahu nama nama Mara yang ada di alam nafsu (Kamadhatu) maupun alam Rupadhatu?
Kebanyakan Budhis mengutuk mereka, mendiskriminasi mereka, dan tidak
mau bersangkut paut dengan mereka. Satu satu nya orang yang mau
berhubungan baik dengan Mara adalah Nichiren Daishonin yang memberi
hormat kepada semua Mara di berbagai surga. Nichiren Shoshu, aliran yang
didirikan oleh Nichiren Daishonin, masih hidup dengan subur di dunia
ini, dan saya tidak mau berkomentar tentang pencapaian mereka. Tapi,
menurut pendapat saya, diantara para sadhaka Jepang sejak masa lalu
sampai sekarang, Nichiren Daishonin sungguh seorang yang telah cerah.
Saya menganggap beliau sebagai orang yang telah mencapai keberhasilan
karena beliau tahu memberi hormat kepada para Mara. Ini terbukti dari
fakta bahwa para Mara dipuja/dialtarkan dalam Gonhonshon dan Mandala
dari aliran Nichiren.
Sakyamuni Budha suatu kali berkata,
"Adalah baik bila anda dikelilingi oleh Mara, bagaikan awan awan merah
yang memanggul bulan". Dengan kata lain, kita perlu daun daun hijau
untuk menjadi kontras dengan bunga merah. Tanpa daun daun hijau, bunga
merah itu tidak dapat menunjukkan kecantikannya. Dengan alasan yang
sama, seorang Budha harus ditemani oleh Mara. Ini disebut "Jodoh Karma
Yang Bersifat Negatif". Bagaimana kita membuktikan bahwa rumput itu
kuat? Tanpa angin kencang, daya tahan nya tidak dapat diuji. Jadi para
sadhaka janganlah mengabaikan Mara. Sadhaka harus menghormati dan
memberi hormat kepada Mara. Bila Mara berada di sekitar kita, anda
mempunyai kesempatan yang baik untuk mencapai kebudhaan. Bila mereka
tidak mengganggu anda, tingkat pencapaian anda pasti masih rendah
seperti seorang anak kecil di TK.
Sesungguhnya, bila Mara
meludah kepada anda, anda akan tenggelam. Bila mereka kencing diatas
anda, anda akan mati. Itu sebabnya Sakyamuni Budha menyebut ini sebagai
"karma jodoh yang bersifat negatif". Jadi, adalah salah bagi sadhaka
untuk membenci mereka, mendiskriminasi mereka, dan menjaga jarak dengan
mereka. Bulan baru dapat menunjukkan kecantikan nya bila dikelilingi
oleh awan awan di sekelilingnya untuk memberikan kontras. Nichiren
Daishonin adalah orang besar di dunia ini karena ia adalah orang yang
tahu menghormati Mara.
Kita harus menghargai "jodoh karma yang
bersifat negatif" ini. Bukan hanya Budha membicarakannya, bahkan Alkitab
Kristen pun menyebutkannya. Ada sebuah kitab di Alkitab Kristen
(Catatan: Kitab Ayub di Perjanjian Lama) menceritakan: Suatu hari, setan
pergi menemui Allah dan berkata, "Allah, Kau adalah maha besar, tapi
semua pengikut Mu pasti gagal dalam menghadapi ujian dari saya." Allah
menjawab, "Baiklah kalau demikian. Saya akan memilih seseorang untuk kau
uji." Pilihan Allah jatuh pada orang yang bernama Ayub. Allah berkata,
"Saya mau kau menguji iman nya kepada Saya." Setan benar benar menguji
Ayub secara berat.
Sewaktu Ayub berdoa untuk panen yang baik,
bencana kelaparan yang datang. Namun, iman nya tidak berkurang. Ia
berkata bahwa ini bukan salah Allah karena ia tidak cukup berbakti.
Karena itu, ia malah menjadi lebih berbakti lagi. Lalu ada banjir yang
berkepanjangan sehingga ia tidak dapat panen sepanjang tahun, tapi lagi
lagi ia menyalakan diri sendiri saja. Akhirnya, putra nya meninggal
karena sakit. Menurut perkiraan si Setan, Ayub pasti kehilangan iman nya
pada Allah setelah putra nya meninggal. Tapi sungguh mengejutkan si
setan bahwa Ayub tidak kehilangan iman nya. Ia masih tetap berdoa dan
beriman teguh. Akhirnya setan harus mengaku kalah. Karena kematian putra
Ayub merupakan tindakan paling kejam dalam hidup dimana kebanyakan
orang akan kehilangan iman. Menurut Alkitab Kristen, sewaktu setan
(iblis) menggunakan "jodoh yang bersifat negatif" terhadap Ayub, ini
justru mempercepat keberhasilan rohani Ayub. Bahkan Ayub naik ke surga
dan berjumpa dengan putra nya. Di mata Allah, kehidupan dan kematian
bukanlah hal penting. Itu hanya berlaku pada manusia. Allah mempunyai
hidup yang kekal.
Mara sesungguhnya adalah tubuh jelmaan dari
Bodhisattva tingkat tinggi. Tugas mereka adalah mempunyai "ikatan jodoh
karma yang bersifat negatif" dengan para sadhaka. Jadi, bila anda
mendapatkan ujian tersebut, anda seharusnya bersyukur dan bergembira.
Dalam Tantrayana, ada puji pujian untuk Mara. Anda tahu bahwa bentuk
bulan itu bulat karena sempurna. Bila anda hanya berurusan dengan Budha
dan tidak dengan Mara, pencapaian anda hanya setengah sempurna, tidak
akan pernah bulat karena Mara merupakan setengah dari bulatan itu.
Bila anda berkata, "Saya hanya mau menghormati Budha dan tidak mau
menghormati Mara", maka pencapaian anda maksimal adalah setengah
lingkaran. Untuk menjadi sempurna, kita harus dapat lulus ujian dari
Mara.
Kita tidak boleh membenci atau merasa terganggu oleh
ikatan jodoh yang bersifat negatif. Kita harus dapat mengatasinya dan
bergembira. Saya tidak tahu bagaimana orang akan menanggapi komentar
saya ini, tapi ini adalah yang dilakukan oleh seorang yang benar benar
telah mencapai pencerahan.
Om Mani Padme Hum.
Rabu, 14 Desember 2011
蓮生活佛 第225冊新書──新聞 : 《神算有夠準》 ¤ Bedah Buku Baru Buddha Hidup Lian Sheng ke-225 ¤ ※ BETAPA TEPATNYA RAMALAN JITU ※
蓮生活佛 第225冊新書──新聞 : 《神算有夠準》
¤ Bedah Buku Baru Buddha Hidup Lian Sheng ke-225 ¤
※ BETAPA TEPATNYA RAMALAN JITU ※
translation by : Minarto Yang Ying Min
Minggu, 4 Desember 2011 pukul 3 sore, penulis Dharmaraja Buddha Hidup
Lian Sheng Sheng-yen Lu kembali hadir di galeri Buddha Hidup Lian Sheng,
Pusat Operasional Daden, Dashing, Dapin Taiwan di Wufeng, Taiwan, aktif
mengadakan belah buku baru Buddha Hidup Lian Sheng ke-225 "Betapa
Tepatnya Ramalan Jitu".
Pada hari itu umat datang
berbondong-bondong, Daden Culture selain mempromosikan buku baru, juga
ada promosi beli 5 gratis 1 buku lama, banyak orang pulang dengan hasil
yang memuaskan, berseru ketagihan. Dapin juga mempromosikan rangkaian
dupa Xiangyun, mengundang Mahaguru memberkati.
Tim CTI TV
bekerjasama dengan galeri, dengan pembawa acara Jia-qi Zhang, di tempat
acara juga mengundang Acarya Lianhua Lezhi, Lama Lianyan, Sdr. Li-ren
Lin, dan Sdr. Zheng-wu Huang untuk berbincang bersama.
Sebelum
bincang-bincang dimulai, Ji-zhun Li, Hui-xiang Li, Ze-yi Li yang
sebelumnya sempat ikut acara, memohon bersarana, Mahaguru Buddha Hidup
Lian Sheng langsung menjamah kepala memberkati memberikan abhiseka
sarana. Zhun-ji Li adalah penyiar berita terkenal di Zishen Taiwan.
APAKAH DAYA GAIB ITU?
Isi perbincangan sangat menarik perhatian orang, orang biasa sangat
penasaran dengan daya gaib, sedangkan, Buddha Hidup Lian Sheng pada buku
ke-225 BETAPA TEPATNYA RAMALAN JITU, memberitahu kita semua sebuah
rahasia, yaitu ketika gelombang otak manusia bisa kontak dengan dewa,
dengan kata lain, terhubung dengan alam semesta, maka timbullah "daya
gaib".
Buddha Hidup Lian Sheng berkata, "Letak perbedaan antara
daya gaib dan meramal nasib, daya gaib tergolong kontak antara
spiritual diri sendiri dan roh Buddha Bodhisattva, di dalam Tantra
disebut kontak yoga. Selebihnya seperti 8 data kelahiran, nama,
fengshui, geografi, perbintangan, semua bukan lingkup daya gaib, kecuali
ia menggunakan cara meramal nasib, juga mampu komunikasi dengan dewa,
itu baru disebut daya gaib."
"Ramalan nasib juga suatu logika,
tidak seharusnya mengatakan ramalan nasib itu tahayul. Kecuali si
peramal adalah seorang pengamen, Anda percaya padanya berarti tahayul.
Jika ada ordonansi, ada aturan, ada metode ilmiah, menggunakan logika,
tidak seharusnya dianggap tahayul."
"Banyak orang menganggap
ramalan nasib adalah "tidak bertanya pada orang biasa, bertanya pada
makhluk halus"! Sebenarnya manusia memang memiliki takdir, pertama
takdir, kedua nasib, ketiga fengshui, semuanya jangan diingkari, karena
peradaban zaman kuno, banyak berasal dari I Ching dan ilmu-ilmu sosial.
Meramal nasib tidak boleh dikatakan semuanya adalah tahayul. Namun, kita
tidak fanatik pada daya gaib, tidak fanatik pada cenayang, juga tidak
fanatik pada ramalan jitu."
Acarya Lezhi merespon, "Saat
manusia tidak ada sandaran secara spiritual, akan meminta tolong pada
makhluk halus, orang biasa meminjam makhluk halus untuk membingungkan
insan, namun, segala sesuatu ada sebab akibatnya. Ramalan jitu Mahaguru
adalah daya gaib Buddha, bagi saya, yang saya gunakan hanya cara
kemudahan, yang terpenting adalah menuntun insan belajar Buddha."
Buddha Hidup Lian Sheng berkata, "Sang Buddha sendiri tidak
menganjurkan ramalan nasib, karena takdir sudah ditentukan, diramal
bagaimana pun takdir tetap takdir. Maksud Sang Buddha adalah, kita
jangan hiraukan masalah takdir, asalkan melatih diri berdasarkan ajaran
Sang Buddha, dengan sendirinya nasib bisa diubah. Yang terpenting adalah
Buddhadharma itu sendiri dapat mengubah nasib, hanya menggunakan
cara-cara duniawi, Anda tidak dapat mengubah nasib, kecuali menggunakan
cara-cara non duniawi, Anda baru dapat mengubah nasib."
Lama
Lianyan yang dulu suka sekali diramal nasibnya merespon, "Zaman masih
sekolah bahkan membawa teman-teman pergi diramal, namun, nasib saya,
justru tidak berhasil diramal oleh seorang peramal pun. Sejak bersarana,
saya mulai memahami apa itu melatih diri, melakukan apapun tidak perlu
lagi berkonsultasi, hanya memohon pemberkatan, yakni sebuah keyakinan
yang murni, setelah melewati banyak kejadian, setiap rintangan pun
dilewati dengan penuh keyakinan dan ketekunan."
SIAPA SAJA BISA DISELAMATKAN? SIAPA SAJA TIDAK BISA DISELAMATKAN?
Pembawa acara bertanya, "Di dalam buku, Mahaguru menolong seorang umat
Kristen dari tempat Raja Yama, ia adalah teman dari umat kita. Apakah
Mahaguru akan keberatan jika orang yang diselamatkan bukan murid Zhenfo
Zong? Bagaimana menentukan siapa saja yang bisa diselamatkan, siapa saja
yang tidak bisa diselamatkan? Mengapa?
Buddha Hidup Lian
Sheng, "Poin pertama, dalam aspek agama, Katolik, Kristen, Islam,
Ortodoks, Buddha, ..... agama apapun adalah manusia, semua harus
diselamatkan. Yang namanya menyeberangkan semua insan itu tidak
membeda-bedakan, dalam posisi saya belajar Buddha, saya sama sekali
tidak membeda-bedakan para insan, asalkan bisa diselamatkan, maka harus
diselamatkan."
"Suatu kali, ada sorang umat Hong Kong
melayangkan surat memohon penyeberangan adiknya, saya memusatkan
perhatian mengundang Buddha menjemputnya, di dalam pikiran justru muncul
Bunda Maria, menjemput roh mendiang ke alam surga. Acarya Lianning
segera telepon ke umat Hong Kong dan bertanya, jawabannya adalah adiknya
adalah umat Katolik yang taat. Kontak yoga."
Pembawa acara bertanya, "Bagaimana saling kontak dan saling hidup berdampingan dengan aliran yang berbeda?"
Buddha Hidup Lian Sheng berkata, "Aliran yang berbeda, ini adalah
masalah tingkatan, dengan kata lain, saat naik tangga, terus naik dari
tingkat pertama, tingkat kedua, tingkat ketiga, ada tingkatannya. Tentu
saja setiap agama menganggap dirinya paling besar, ini adalah psikologis
manusia, bukan psikologis dari perintis aliran. Ada dewa, Tuhan, Allah,
hari ini kita tidak membanding-bandingkan, karena bisa menyebabkan
kontroversi. Semua dewa memiliki kekuatan, semua memiliki kekuatan."
"Kita tidak membeda-bedakan siapa bisa diselamatkan, siapa tidak bisa
diselamatkan, semua insan harus diselamatkan, menurut kekuatan saya
sendiri dalam menyelamatkan insan, saya justru melakukan seperti ini.
Kadang-kadang orang ini tidak bisa diselamatkan, mengapa tidak bisa
diselamatkan? Karena rintangan karmanya lebih berat daripada kekuatan
saya menyelamatkannya, saya tidak juga berdaya menyelamatkannya."
Minarto Yang Ying Min SI BUTA TELAH MELIHAT!
Pembawa acara bertanya, "Di dalam buku ada seorang buta, Lama Lianyan
memberikan tisu bekas Mahaguru menyeka mata kepadanya untuk menyeka
mata, tak disangka penglihatannya kembali. Saya sangat tergugah
membacanya, mengapa bisa demikian?
Buddha Hidup Lian Sheng
berkata, "Seharusnya kebetulan. Suatu tahun saya di Diamond True Buddha
Temple, New York, Amerika Serikat, sebelum ceramah Dharma, Lama Lianyan
melihat di mata saya ada "benda", sehingga memberikan saya tisu untuk
menyeka mata, sehabis menyeka saya kembalikan pada Lama, ia pun menaruh
di dalam saku bajunya. Kemudian, Lama terbang kembali ke Chang Hung
Temple, Panama, Amerika Tengah dan Selatan, tak disangka ada seorang
buta memohon pada Lama. Lama tiba-tiba ada ilham, lalu memberikan tisu
tersebut padanya untuk menyeka mata, matanya kembali melihat, sembuh.
Ini seharusnya Buddha Bodhisattva membantunya, bukan saya. Suatu
kebetulan, kedua adalah mata nona ini memang sudah ditakdirkan untuk
sembuh. Matanya rusak karena terkena asap saat rumahnya kebakaran, ia
menggendong anaknya, beberapa tahun kemudian bertemu Lama Lianyan,
kebetulan! Dalam nasib, matanya akan sembuh."
Pembawa acara bertanya, "Banyak penderita sakit keras, semua diselamatkan oleh Mahaguru, apa penyebab utamanya?
Buddha Hidup berkata, "Penderita sakit keras juga harus melihat sebab
dan kondisi, kebetulan bertemu baru bisa dibantu, tidak bertemu apa
boleh buat. Ada seorang dokter kandungan Taiwan, mengalami kecelakaan
lalu lintas yang sangat parah, sudah antri di tempat Raja Yama, saat
namanya diabsen, dr. Wang pun menghampiri. Bertanya padanya baju apa
yang sedang dikenakan, mengapa bisa bercahaya, yaitu sebuah rompi naga,
jiwanya belum saatnya berakhir, sehingga menyelamatkannya kembali hidup
kembali. Setelah ia mengalami kecelakaan, ada orang membawa rompi naga
untuk disandangkan di tubuhnya, di alam baka pun terlhat tubuhnya
bercahaya, kebetulan rompi naga itu pernah saya pakai, juga kebetulan
dengan sebab dan kondisinya. Dr. Wang kembali dari alam baka dan
bercerita pada saya, sehingga ada kejadian seperti ini."
"Dapat
diselamatkan atau tidak justru di sini. Rompi naga yang sama ditaruh
pada tubuh dokter lain, tidak dapat menyelamatkannya, justru dapat
menyelamatkan dr. Wang. Rompi naga yang sama yang pernah saya kenakan,
juga ada yang tidak dapat diselamatkan, masalahnya adalah karmanya
terlalu berat, rompi naga saya itu juga tidak dapat menyelamatkannya."
Photo : wartawan senior 'Li Ji-Zhun' ber-Sarana dalam acara bedah buku
news & pic shared from : https://www.facebook.com/ photo.php?fbid=1015050876019004 2&set=a.381295930041.202189.58 913545041&type=1&theater
Senin, 12 Desember 2011
Sabtu, 10 Desember 2011
Nasib 宿命
Nasib
宿命
Oleh: Buddha Hidup Liansheng Sheng-yen Lu
Sumber: Vihara Triratna
Ketika salah satu sahabat saya menikah, saya tidak menghadiri
pernikahannya. Seseorang lantas bertanya pada saya, "Sheng-yen Lu, Anda
tidak punya alasan untuk tidak menghadiri pernikahan sahabat Anda.
Lagipula ia adalah teman sekamar, rekan sekerja, teman sehobi, dan sobat
Anda. Lantas mengapa Anda tidak hadir?"
Saya hanya menjawab dengan satu kata, "Nasib!"
Banyak orang tidak mengerti alasan ketidakhadiran saya. Tiga tahun
kemudian teka-teki ini pun terjawab. Sahabat saya dan istrinya
bertengkar hebat karena masalah kecil. Akhirnya sahabat saya tidak tahan
lagi dan membunuh istrinya dengan pisau dapur. Sementara ia sendiri
juga bunuh diri. Sungguh tragis!
Kata "nasib" ini merujuk pada
orang yang mengerti nasib seperti saya ini mana berani memberi selamat
atas pernikahan mereka yang berarti memberi selamat pada mereka bahwa
mereka bertemu dengan musuh besar.
Pada suatu kali, atasan saya
dipromosikan. Ia menggelar pesta untuk merayakan kenaikan pangkatnya
dan semua orang menghadirinya. Hanya saya sendiri yang tidak hadir, saya
mencari alasan untuk tidak hadir.
Seseorang bertanya pada saya, "Mengapa di antara orang-orang yang memberi selamat hanya kurang Anda seorang?"
Saya juga hanya menjawab dengan satu kata, "Nasib!"
Tidak lebih dari beberapa tahun kemudian, terjadi kasus korupsi
besar-besaran. Banyak yang terlibat pada waktu itu. Jika atasan saya
tidak naik pangkat, sekarang ia akan baik-baik saja. Dengan kenaikan
pangkatnya, ia otomatis terlibat di dalamnya. Sekali dipenjara, habislah
semuanya.
Saya mana berani memberi selamat kepada atasan saya karena dengan kenaikan pangkatnya, ia justru dipenjara.
Pada suatu kali, seorang umat saya pada akhirnya melahirkan seorang
anak laki-laki setelah berturut-turut melahirkan lima orang anak
perempuan. Umat saya ini girang bukan main.
Umat saya ini
adalah keluarga berada. Pada hari di mana si bayi berusia genap sebulan,
ia menggelar sebuah pesta besar dan berulang kali mengundang saya
sebagai tamu kehormatan.
Saya tidak pergi dan tidak berani pergi.
Seseorang bertanya pada saya, "Pada hari yang berbahagia ini, para tamu
berdatangan memberikan selamat, mengapa hanya Anda seorang saja yang
tidak hadir?"
Saya menjawab, "Nasib!"
Belasan tahun
kemudian, si anak meminta uang pada orang tuanya untuk membeli sebuah
mobil balap mewah. Orang tuanya tidak setuju dan dianggap terlalu boros
yang mengakibatkan anak dan orang tua beradu mulut.
Akhirnya si
anak membantai kedua orang tuanya yang sedang tertidur pulas di atas
ranjang dengan sebilah golok. Lalu si anak menyerahkan diri kepada pihak
berwajib sambil membawa serta goloknya.
Belasan tahun yang
lalu, orang tuanya terus-menerus memohon kehadiran seorang putra,
akhirnya doa mereka terkabul dengan mendapatkan seorang putra dan mereka
sangat menyayangi putranya tersebut.
Satu saja permintaan dari anaknya tidak dituruti, ia justru tertimpa musibah yang tak terduga-duga, sayang sekali!
Mari kita berpikir sejenak. Bagaimana saya dapat memberi selamat
kepadanya atas kelahiran putranya sementara putranya ini adalah musuh
besar mereka!
Benar-benar NASIB! NASIB!
Pada suatu
kali, seorang umat yang dekat dengan saya membeli seunit rumah mewah.
Daun pintunya, dekorasinya, semuanya bermutu tinggi.
Pada hari
perpindahan, para tamu berdatangan memberikan selamat, bahkan gubernur
dan walikota pun hadir. Ia juga mengundang saya. Namun saya tidak hadir
dan tidak berani hadir.
Orang lain bertanya lagi pada saya, "Umat ini sangat percaya pada Anda, mengapa Anda tidak hadir?"
Saya menjawab, "Nasib."
Sekitar 4 tahun kemudian, sebuah kebakaran besar membakar habis rumah
mewah ini. Dari sepuluh orang anggota keluarga umat ini, setengahnya
tewas terbakar dan selebihnya berhasil meloloskan diri.
Saya
berkata pada orang lain, "Itu adalah rumah langganan Dewa Api, mana
berani saya memberikan selamat, bahkan di atas papan ucapan selamat pun
jangan tulis nama saya."
Seseorang pernah mengajukan pertanyaan
demikian pada saya, "Bila Anda mengetahui nasib seseorang, lantas
mengapa Anda tidak mencegahnya dengan mengatakan yang sebenarnya?"
Saya menjawab, "Bila saya mengatakan yang sebenarnya, berarti saya
mengusir kebahagiaan mereka. Dalam suasana berbahagia, sudikah mereka
mendengarkan saya? Apa daya saya bila mereka tidak percaya apa yang saya
katakan!"
Seseorang berkata lagi, "Bila Anda mengetahui nasib
seseorang, mengapa Anda juga sulit mengelak dari bencana Anda sendiri,
apalagi bencana Anda begitu banyak!"
Saya tersenyum kecut,
"Saya memang mengetahui nasib saya sendiri, namun, nasib sangat sulit
dielak. Sekarang saya dapat menyepi dan bertapa pun sudah merupakan
berkah yang luar biasa."
Siapa berani menyangkal manusia
mempunyai nasib? Bersadhanalah dengan sungguh-sungguh, sebab hanya
dengan bersadhana satu-satunya cara mengubah kemalangan menjadi
kemujuran.
Buku ke - 178 : Memandang Mega dari Gunung
¤ Baca Buku dengan Tenang ¤ 安安靜靜的讀書 - 文/蓮生活佛
¤ Baca Buku dengan Tenang ¤
安安靜靜的讀書 - 文/蓮生活佛
Oleh: Buddha Hidup Liansheng Sheng-yen Lu
Saya pernah bertanya pada seorang siswa saya, "Apakah Anda baca buku?"
"Saya sangat sibuk!" jawab siswa saya.
"Apa saja kesibukan Anda?"
"Selain bekerja, saya adalah orang yang tidak bisa duduk diam di rumah, sejujurnya saya katakan pada guru bahwa sepulangnya saya ke rumah, saya akan mencari beribu alasan untuk keluar rumah lagi, biarpun hanya sekedar jalan-jalan santai saja. Dengan demikian hidup baru tidak akan membosankan."
"Oh!"
Saya merenungkan masalah siswa saya ini.
Saya bertanya pada siswa saya yang lain, "Apakah Anda baca buku?"
"Pikiran saya tidak bisa tenang!" jawab siswa saya.
"Mengapa?"
"Saya suka arisan dengan teman, saya selalu ikut kalau diajak teman, di samping ngobrol panjang lebar, saya juga suka rekreasi, mendaki gunung, pesta dansa, makan-makan, dan nonton film. Saya tidak terbiasa berdiam diri, bagiku itu sangat membosankan."
Saya bertanya lagi pada siswa saya yang lain, "Apakah Anda baca buku?"
"Saya hanya baca indeks saham!" jawab siswa saya.
"Mengapa Anda hanya baca indeks saham?"
"Ada tiga kesulitan dalam hidup: kesulitan naik ke surga, kesulitan mencari nafkah, dan kesulitan dalam hubungan antar manusia. Yang saya rasakan paling nyata adalah mencari nafkah, rencana saya setiap hari selain saham tetap saham, paling penting adalah mencari nafkah. Kalau baca buku, saya masih belum ada waktu, saya juga rasa itu menghabiskan waktu saja."
"Anda tidak baca buku Maha Guru?"
"Sebagai siswa Maha Guru, saya sudah membeli buku Maha Guru. Kadang-kadang saya membuka-buka buku, kemudian saya berikan buku tersebut kepada orang lain, boleh dikatakan berbuat pahala juga, kan."
"Anda sungguh jujur."
"Baguslah kalau Maha Guru tidak menyalahkan saya!"
Saya merenungkan jawaban dari ketiga siswa saya ini. Memang, kita semakin sulit menemukan orang zaman sekarang yang dapat meluangkan waktunya setiap hari untuk baca buku dengan tenang.
Saya merasa bahwa kesibukan orang zaman sekarang belum tentu juga tidak baik, namun setiap manusia wajib memupuk beberapa kebiasaan baik, misalnya:
1. Olahraga.
2. Komunikasi interaktif antar anggota keluarga, teman, dan kolega.
3. Relaksasi.
Setelah bertahun-tahun berdomisili di AS, saya melihat orang bule relaksasi dengan mencari sebuah panorama laut yang indah, kemudian berbaring dan berjemur matahari sambil minum segelas teh atau bir sembari baca buku.
Saya merasa bahwa baca buku adalah sebuah kebiasaan yang sangat baik. Apa salahnya pada saat luang, di bawah penerangan yang cukup, duduk dengan tenang sambil minum segelas minuman favorit kita dan dengan tenang memasuki dunia sang pengarang, barangkali ada pelajaran yang dapat dipetik dari baca buku.
Setiap hari saya wajib baca buku. Saya baca Sutra Buddhis atau buku-buku di luar dari bidang profesi tertentu.
Perlahan-lahan, kebijaksanaan saya berangsur-angsur meluas.
Saya juga sangat memahami kunci dari baca buku. Apalagi ketika batin saya menyatu dengan buku, justru saat itulah saya mempunyai pemahaman yang mendalam. Ini juga yang menjadi sumber inspirasi saya dalam menulis.
Pepatah kuno mengatakan: "Bila kita tidak baca buku tiga hari, tutur kita pun tidak berbobot lagi." Lagipula kita bisa memperoleh banyak pengetahuan dari dalam buku.
Memang, banyak orang mengalami kesulitan untuk menenangkan pikiran. Namun Anda juga boleh hanya baca beberapa halaman (artikel pendek) saja dulu, kelak Anda boleh baca artikel yang lebih panjang atau artikel yang sangat panjang. Sebenarnya saya juga tidak ingin mengimbau kepada orang-orang untuk menghabiskan satu buku dalam sekali baca, Anda boleh mencicilnya menjadi seminggu, sebulan atau beberapa bulan.
Pokoknya, dipupuk menjadi kebiasaan dan dijalankan setahap demi setahap. Ini adalah kebiasaan yang baik!
Baca buku dengan tenang pasti ada pelajaran yang dapat dipetik darinya. Bila kita dapat menenangkan pikiran kita, kita pun dapat menenangkan pikiran kita untuk bersadhana. Bukankah kita juga perlu tenang dan tidak gundah dalam menekuni suatu sadhana?
Sajak:
Dengan baca Sutra kita akan dipancari cahaya.
Dengan tenang bersadhana kita akan mencapai tujuan.
Dengan pikiran yang tenang dan tanpa kerisauan.
Baca buku atau melatih batin pun menjadi luar biasa.
Buku ke - 178 : Memandang Mega dari Gunung
Sumber : http://indonesia.tbsn.org/
Langganan:
Postingan (Atom)