Jodoh Karma Yang Bersifat Negatif (Ceramah Dharma Lian Shen Rinpoche pada 4 Desember 1990)
Jodoh Karma Yang Bersifat Negatif
(Ceramah Dharma Lian Shen Rinpoche pada 4 Desember 1990)
Apakah anda tahu nama nama Mara yang ada di alam nafsu (Kamadhatu) maupun alam Rupadhatu?
Kebanyakan Budhis mengutuk mereka, mendiskriminasi mereka, dan tidak
mau bersangkut paut dengan mereka. Satu satu nya orang yang mau
berhubungan baik dengan Mara adalah Nichiren Daishonin yang memberi
hormat kepada semua Mara di berbagai surga. Nichiren Shoshu, aliran yang
didirikan oleh Nichiren Daishonin, masih hidup dengan subur di dunia
ini, dan saya tidak mau berkomentar tentang pencapaian mereka. Tapi,
menurut pendapat saya, diantara para sadhaka Jepang sejak masa lalu
sampai sekarang, Nichiren Daishonin sungguh seorang yang telah cerah.
Saya menganggap beliau sebagai orang yang telah mencapai keberhasilan
karena beliau tahu memberi hormat kepada para Mara. Ini terbukti dari
fakta bahwa para Mara dipuja/dialtarkan dalam Gonhonshon dan Mandala
dari aliran Nichiren.
Sakyamuni Budha suatu kali berkata,
"Adalah baik bila anda dikelilingi oleh Mara, bagaikan awan awan merah
yang memanggul bulan". Dengan kata lain, kita perlu daun daun hijau
untuk menjadi kontras dengan bunga merah. Tanpa daun daun hijau, bunga
merah itu tidak dapat menunjukkan kecantikannya. Dengan alasan yang
sama, seorang Budha harus ditemani oleh Mara. Ini disebut "Jodoh Karma
Yang Bersifat Negatif". Bagaimana kita membuktikan bahwa rumput itu
kuat? Tanpa angin kencang, daya tahan nya tidak dapat diuji. Jadi para
sadhaka janganlah mengabaikan Mara. Sadhaka harus menghormati dan
memberi hormat kepada Mara. Bila Mara berada di sekitar kita, anda
mempunyai kesempatan yang baik untuk mencapai kebudhaan. Bila mereka
tidak mengganggu anda, tingkat pencapaian anda pasti masih rendah
seperti seorang anak kecil di TK.
Sesungguhnya, bila Mara
meludah kepada anda, anda akan tenggelam. Bila mereka kencing diatas
anda, anda akan mati. Itu sebabnya Sakyamuni Budha menyebut ini sebagai
"karma jodoh yang bersifat negatif". Jadi, adalah salah bagi sadhaka
untuk membenci mereka, mendiskriminasi mereka, dan menjaga jarak dengan
mereka. Bulan baru dapat menunjukkan kecantikan nya bila dikelilingi
oleh awan awan di sekelilingnya untuk memberikan kontras. Nichiren
Daishonin adalah orang besar di dunia ini karena ia adalah orang yang
tahu menghormati Mara.
Kita harus menghargai "jodoh karma yang
bersifat negatif" ini. Bukan hanya Budha membicarakannya, bahkan Alkitab
Kristen pun menyebutkannya. Ada sebuah kitab di Alkitab Kristen
(Catatan: Kitab Ayub di Perjanjian Lama) menceritakan: Suatu hari, setan
pergi menemui Allah dan berkata, "Allah, Kau adalah maha besar, tapi
semua pengikut Mu pasti gagal dalam menghadapi ujian dari saya." Allah
menjawab, "Baiklah kalau demikian. Saya akan memilih seseorang untuk kau
uji." Pilihan Allah jatuh pada orang yang bernama Ayub. Allah berkata,
"Saya mau kau menguji iman nya kepada Saya." Setan benar benar menguji
Ayub secara berat.
Sewaktu Ayub berdoa untuk panen yang baik,
bencana kelaparan yang datang. Namun, iman nya tidak berkurang. Ia
berkata bahwa ini bukan salah Allah karena ia tidak cukup berbakti.
Karena itu, ia malah menjadi lebih berbakti lagi. Lalu ada banjir yang
berkepanjangan sehingga ia tidak dapat panen sepanjang tahun, tapi lagi
lagi ia menyalakan diri sendiri saja. Akhirnya, putra nya meninggal
karena sakit. Menurut perkiraan si Setan, Ayub pasti kehilangan iman nya
pada Allah setelah putra nya meninggal. Tapi sungguh mengejutkan si
setan bahwa Ayub tidak kehilangan iman nya. Ia masih tetap berdoa dan
beriman teguh. Akhirnya setan harus mengaku kalah. Karena kematian putra
Ayub merupakan tindakan paling kejam dalam hidup dimana kebanyakan
orang akan kehilangan iman. Menurut Alkitab Kristen, sewaktu setan
(iblis) menggunakan "jodoh yang bersifat negatif" terhadap Ayub, ini
justru mempercepat keberhasilan rohani Ayub. Bahkan Ayub naik ke surga
dan berjumpa dengan putra nya. Di mata Allah, kehidupan dan kematian
bukanlah hal penting. Itu hanya berlaku pada manusia. Allah mempunyai
hidup yang kekal.
Mara sesungguhnya adalah tubuh jelmaan dari
Bodhisattva tingkat tinggi. Tugas mereka adalah mempunyai "ikatan jodoh
karma yang bersifat negatif" dengan para sadhaka. Jadi, bila anda
mendapatkan ujian tersebut, anda seharusnya bersyukur dan bergembira.
Dalam Tantrayana, ada puji pujian untuk Mara. Anda tahu bahwa bentuk
bulan itu bulat karena sempurna. Bila anda hanya berurusan dengan Budha
dan tidak dengan Mara, pencapaian anda hanya setengah sempurna, tidak
akan pernah bulat karena Mara merupakan setengah dari bulatan itu.
Bila anda berkata, "Saya hanya mau menghormati Budha dan tidak mau
menghormati Mara", maka pencapaian anda maksimal adalah setengah
lingkaran. Untuk menjadi sempurna, kita harus dapat lulus ujian dari
Mara.
Kita tidak boleh membenci atau merasa terganggu oleh
ikatan jodoh yang bersifat negatif. Kita harus dapat mengatasinya dan
bergembira. Saya tidak tahu bagaimana orang akan menanggapi komentar
saya ini, tapi ini adalah yang dilakukan oleh seorang yang benar benar
telah mencapai pencerahan.
Om Mani Padme Hum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar