Rabu, 26 Oktober 2011

Tiga Sandaran Utama dalam Tantra Melambangkan Welas Asih, Kebijaksanaan, dan Kekuatan

(Intisari Ceramah Dharmaraja Buddha Lian Sheng Saat Pemberkatan Boye Leizangsi di Malaysia pada 19 Oktober 2007)

Sembah sujud kepada Guru Silsilah Zhenfozong, Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud kepada para yidam di mandala.
Guru Dhara, Para Acarya, Dharmacarya, Para Lama, Para Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Para Ketua Cetiya, Para Ketua Vihara, para umat se-Dharma. Selamat pagi, semuanya. (Hadirin tepuk tangan)
Tadi, Guru Dhara sempat menerangkan tentang fenomena kejayaan Zhenfozong di Malaysia, kemudian, Beliau menerangkan lagi tentang asal muasal dari Boye Leizangsi, dan esensi dari Prajna (boye), dengan demikian Guru Dhara telah menerangkan semua topik politik di Malaysia dan esensi dari Boye Leizangsi, sehingga saya tidak perlu menerangkannya lagi. (Mahaguru tertawa)
Doktrin dari Sang Buddha, Beliau menjadikan sila sebagai landasan. Berdasarkan esensi Buddhadharma, belajar Buddhisme seharusnya berlandaskan "sila". Ini adalah hal penting pertama. Sang Buddha menyebutkan hal penting kedua, yaitu berporoskan "prajna", seluruh Buddhadharma Mahayana berpusat pada prajna, sehingga "prajna" sangat penting. Untuk mengamalkan metode prajna, seharusnya menggunakan "ajaran Tantra". Kita belajar ajaran Tantra, apakah itu ajaran Tantra? Sebuah metode, sebuah fungsi, lewat bhavana ajaran Tantra, kemudian memperoleh kebijaksanaan Tathagata—prajna. Oleh karena itu, ajaran Tantra adalah suatu Dharma yang sangat penting. Bagi orang zaman modern, kita harus berlandaskan pada sila, berpusat pada prajna, dan menggunakan ajaran Tantra, inilah rangkuman sabda Sang Tathagata selama 49 tahun, di sinilah intisari dari Buddhadharma. (Hadirin tepuk tangan)
Di dalam ajaran Tantra terdapat istilah tiga sandaran utama. Pertama, Avalokitesvara Bodhisattva, sebab Avalokitesvara Bodhisattva melambangkan welas asih, disebut dengan sandaran utama dari welas asih. Sandaran utama kedua, menjadikan prajna sebagai sandaran utama, yakni Manjushri Bodhisattva, disebut dengan sandaran utama dari prajna atau kebijaksanaan. Ketiga, menjadikan kekuatan atau tingkat pencerahan atau fungsi sebagai sandaran utama, yakni Vajrasattva. Vajrasattva adalah yidam utama dalam ajaran Tantra, boleh dikatakan Beliau adalah pendiri Tantrayana, Beliau adalah pangeran Dharma dari Panca Buddha, ajaran Tantra menjadikan kekuatan sebagai sandaran utama, yakni Vajrasattva. Jadi, Avalokitesvara Bodhisattva, Manjushri Bodhisattva, Vajrasattva adalah tiga sandaran utama Buddhadharma kita. Bila Anda menekuni welas asih, Anda harus menjadikan Avalokitesvara Bodhisattva sebagai sandaran utama. Bila Anda menekuni kebijaksanaan, Anda harus menjadikan Manjushri Bodhisattva sebagai sandaran utama. Bila Anda menekuni tingkat pencerahan, menekuni karma (usaha), menekuni tingkat kebuddhaan, Anda pun harus menjadikan Vajrasattva sebagai sandaran utama. Sebentar lagi saya akan menjelaskan pada kalian tentang abhiseka, abhiseka ini adalah Bradha Kumbha Prana, Api Kundalini, dan Homa, ketiga abhiseka ini berasal dari Vajrasattva. Sebab, Vajrasattva adalah pendiri Tantrayana kita, pangeran Dharma dari Panca Buddha, Vajrasattva membabarkan ajaran Tantra sampai ke seluruh dunia, sehingga disebut sebagai Vajrapani (tangan Vajra), menunjukkan kekuatan pada diri-Nya.
Delapan tahun yang lalu, saya datang ke Malaysia. Waktu itu, Acarya Koh membawa saya melihat "pasar" di tempat ini, saya mengatakan tempat ini akan terlihat sangat agung bila dibangun. Kedatangan kali ini, begitu saya lihat, wah! Mandala ini sangat agung. Tidak hanya mandala ini saja, di dalam ada Dharmasala Guru Sesepuh, ada Dharmasala Jambhala (dewa rejeki), ada banyak Dharmasala. Buddha dan Bodhisattva di dalamnya sangat agung, bahkan thangka, lukisan dinding, kantor Persekutuan Agama Buddha Tantrayana Chen Foh Chong Malaysia, kantor Acarya, juga pusat pertemuan, Pusdiklat, tempat mengajar yang ada di sini. Di atas terdapat banyak lukisan dinding, lukisan dinding itu dilukis di Nepal kemudian ditempel di sini. Saya terus berpikir, mengapa Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle begitu kecil, Zhenfo Miyuan adalah kantor TBF, juga ada pusat pembalasan surat, benar-benar kecil sekali, bagaimana bisa dibandingkan dengan orang lain, saya merasa sangat malu. Orang lain hanya dalam waktu 8 tahun saja telah memiliki beberapa Vihara Lei Zang, di Malaysia masih ada Vihara Lei Zang yang lebih besar dan lebih agung. (Hadirin tepuk tangan) Dipikir-pikir, orang miskin bertekad rendah. (tertawa) Walaupun Vihara Ling Shen Ching Tze adalah lokasi vihara perintis, sebuah rumah abu dari Vihara Lei Tsang Taiwan—Xi Fang Jing, saya bahkan merasa lebih agung daripada Vihara Ling Shen Ching Tze. Fasilitas kantor dari Persekutuan Agama Buddha Tantrayana Chen Foh Chong Malaysia dan ruang pertemuan Acarya jauh lebih bagus daripada Zhenfo Miyuan. Setelah melihatnya, saya sendiri merasa saya sangat malu dan kehilangan muka.
Tapi, saya tidak berpikiran demikian. Saya berpikiran bahwa semua Acarya Zhenfozong membabarkan Dharma Tantra di luar, Vihara Lei Zang yang mereka bangun, makin lama makin besar, ini juga suatu hal yang menggembirakan, yang belakangan muncul semuanya berada di atas Vihara Ling Shen Ching Tze, dengan demikian Vihara Ling Shen Ching Tze alias vihara perintis juga terasa sangat mulia. (Mahaguru tertawa, hadirin tertawa) Sebaliknya, bila vihara Ling Shen Ching Tze kita adalah vihara terbesar sedunia, sementara Vihara Lei Zang di setiap negara di dunia makin lama makin kecil, saya juga malu, ini juga sangat memalukan! Oleh karena itu, walaupun malu, sekarang dipikir-pikir, biarkan semuanya berjalan alami saja!
Bila mampu, saya ingin sekali membeli rumah-rumah kecil di sekitar Vihara Ling Shen Ching Tze, lalu dicat menjadi Dharmasala yang berbeda-beda, walaupun Vihara Lei Zang di luar besar, sedangkan Vihara Ling Shen Ching Tze kita kecil, namun kita tersebar luas (Mahaguru tertawa, hadirin tepuk tangan) Sehingga jauh lebih baik bila dibandingkan, hati pun lebih lega. Tadinya bangunan dari Vihara Ling Shen Ching Tze sudah sangat usang, agak kuno, makanya Vihara Ling Shen Ching Tze mempunyai sebuah ciri khas, bangunan yang termasuk Vihara Ling Shen Ching Tze, sekarang dicat oleh Lama-Lama di dalamnya, dicat menjadi warna yang orang lain tidak berani pakai untuk mencat, lain kali kalau kalian datang, kalian pun merasa, wah! Segar sekali, sudah bukan warna bernuansa tua yang dulu itu lagi.
Sadhana yang saya transmisikan pada upacara besok adalah Sadhana Satya Vajrakila Kalachakra. Yang merupakan sadhana rahasia yang belum pernah ditransmisikan di dalam ajaran Tantra, serta tidak boleh diterangkan secara terbuka di hadapan puluhan ribu orang. Dulu, sewaktu guru saya mengajarkan saya sadhana ini, Beliau menyuruh saya masuk ke kantornya, kemudian dijelaskan secara empat mata. Satu mendengar, empat telinga mendengarkan, keempat telinga ini maksudnya dua orang, kedua telinga sang guru dan kedua telinga sang siswa. Jadi, sadhana ini termasuk suatu sadhana yang tidak ditransmisikan pada telinga keenam, hari ini saya menerangkan secara terbuka, makanya jodoh Dharma sangat luar biasa. Namun, asal tahu saja, ada yang boleh tekuni, ada yang tidak boleh tekuni. Orang yang tidak menerima abhiseka Sadhana Satya Vajrakila, jangan sekali-kali menekuninya, sebab bila Anda menekuninya sebaliknya akan mendatangkan rintangan. Jadi, kalian yang datang demi Dharma, saya merasa sangat gembira. Coba kalian dengarkan, apakah yang saya katakan sangat nyata. Coba kalian dengarkan pula, sadhana yang saya terangkan adalah sadhana yang sungguh mencapai kontak yoga. Mahabhiseka dari Kalachakra sangat luar biasa, Sadhana Satya Vajrakila luar biasa dan tak terungkapkan dengan kata-kata. Saya merasa jika Anda semua dapat memenuhi persyaratan untuk menekuni sadhana ini, juga sangat serius menekuni sadhana ini, serta yakin terhadap sadhana, yakin terhadap Mulaguru, dan yakin terhadap Guru Silsilah, bila kita menekuni sadhana ini, keberhasilan yang kelak akan kita capai tidak terhingga. (Hadirin tepuk tangan)
Banyak siswa pergi ke Malaysia untuk melihat Mahaguru, banyak yang belum pernah bertemu dengan Mahaguru, sebab saya menyepi selama kurang lebih enam tahun. Oleh karena itu, begitu keluar, saya berkata pada kalian, "Lama tak jumpa." Semoga Anda semua mencapai keberhasilan dan sungguh-sungguh menyeberangkan para insan melalui aplikasi sadhana Tantra, dengan demikian kita juga tidak perlu menghiraukan kritik dari orang lain. Sebab, ketika turun dari pesawat, Acarya Koh memperlihatkan saya sebuah surat kabar, sebuah pernyataan bersama berkata, "Grup kita tidak mengakui True Buddha School." Jawaban saya demikian, "Kita mengakui mereka!" Orang lain tidak mengakui kita, tapi kita harus mengakui mereka, sebab mereka adalah aliran yang benar. (Hadirin tepuk tangan meriah) Mahaguru juga membaca sedikit novel silat, setelah dilperhatikan, saya merasa saya malah seperti Tio Bu Ki! Kita tidak sebanding dengan aliran yang benar, kita adalah Ling Hu-chong dari segerombolan orang yang tak terorganisasi. Di dunia persilatan maklum saja ada kejadian demikian, lantas kita pun menertawai dengan gagah dunia persilatan. Apapun yang dikatakan orang lain, yang penting kita berbuat baik, yang penting kita berbuat benar! (Hadirin tepuk tangan) Orang lain tidak mengakui kita, kita mengakui mereka. Because, we are a poor, so poor group, True Buddha School is a poor group—pengemis! Yang Mahaguru pegang adalah tongkat bambu hijau yang dipegang oleh ketua kelompok pengemis, lumayan juga sih! (Hadirin tertawa, tepuk tangan) Marilah kita bersadhana dengan rajin, mencapai kontak yoga, mencapai keberhasilan, itulah yang terpenting! Om Mani Padme Hum!

Sumber : tbsn.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar