Rabu, 26 Oktober 2011

Dharma Tak Berkondisi Membebaskan dari Segala Keinginan

Intisari Ceramah Dharmaraja Lian Sheng pada Kebaktian Sadhana Mahapadmakumara Putih 3 September 2011 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple



本期《六祖壇經》「頓漸品第八」經文:

「一日,命門人志誠曰:『汝聰明多智,可為吾到曹溪聽法。若有所聞,盡心記取,還為吾說。』志 誠稟命至曹溪,隨眾參請,不言來處。時祖師告眾曰:『今有盜 法之人,潛在此會。』志誠即出禮拜,具陳其事。師曰:『汝從玉泉來,應是細作。』對曰:『不是。』師曰:『何得不是?』對曰:『未說即是,說了不是。』師 曰:『汝師若為示眾?』對曰:『常指誨大眾,住心觀靜,長坐不臥。』 師曰:『住心觀靜,是病非禪;長坐拘身,於理何益?聽吾偈曰:「生來坐不臥,死去臥 不坐,一具臭骨頭,何為立功過?」』志誠再拜曰:『弟子在秀大師處學道九年,不得契悟。今聞和尚一說,便契本心。弟子生死事大,和尚大慈,更為教示。』師 云:『吾聞汝師教示學人戒定慧法,未審汝師說戒定慧行相如何?與吾說看。』誠曰:『秀大師說,諸惡莫作名為戒,諸善奉行名為慧,自淨其意名為定。彼說如 此,未審和尚以何法誨人?』師曰:『吾若言有法與人,即為誑汝。但且隨方解縛,假名三昧。如汝師所說戒定慧,實不可思議。吾所見戒定慧又別。志誠曰:『戒 定慧只合一種,如何更別?』師曰:『汝師戒定慧接大乘人,吾戒定慧接最上乘人。悟解不同,見有遲疾。汝聽吾說,與彼同否?吾所說法,不離自性。離體說法, 名為相說,自性常迷。須知一切萬法,皆從自性起用,是真戒定慧法。聽吾偈曰:『心地無非自性戒,心地無癡自性慧,心地無亂自性定,不增不減自金剛,身去身 來本三昧。』」

※ ※ ※

Sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala. Gurudhara, acarya pemandu kebaktian hari ini Acarya Lianchuan, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya.

Hari ini, kita lanjut menerangkan SUTRA ZEN PATRIAK VI. Tempo hari di Taiwan Lei Tsang Temple, sekarang di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple.

Di dalam SUTRA ZEN PATRIAK VI "Bab VIII Seketika dan Bertahap" sempat menyebutkan, utara ada Master Shenxiu, selatan ada Master Huineng. Master Shenxiu di utara, "一日" -- suatu hari, "命門人志誠曰" -- ia berkata pada muridnya Zhicheng, "汝聰明多智,可為吾到曹溪聽法。若有所聞,盡心記取,還為吾說". Master Shenxiu menyuruh muridnya, "Anda lebih pintar, lebih bijaksana, boleh pergi ke Caoxi, Guangdong di Selatan, untuk mendengarkan Dharma dari Patriak VI Huineng.Ingat apa yang Anda dengarkan, sepulangnya ceritakan pada saya."



Saat Patriak VI berceramah Dharma pada orang-orang, berkata, "今有盜法之人,潛在此會。" -- hari ini ada orang datang mendengarkan Dharma untuk mencuri Dharma. Patriak VI sudah tahu. "志誠即出禮拜,具陳其事。" -- Zhicheng pun keluar bernamaskara pada Patriak VI, menjelaskan asal-mula kejadian. Patriak VI bertanya, "汝從玉泉來,應是細作。" -- Anda berasal dari tempat Shenxiu, Anda seharusnya adalah mata-mata. Zhicheng berkata, ia bukan mata-mata, Patriak VI bertanya, "Mengapa bukan?" Zhicheng menjawab, "Jika tidak keluar menjelaskan, sehabis mendengarkan Dharma langsung beranjak, itu barulah mata-mata. Hari ini, saya keluar bernamaskara pada Patriak VI, maka bukan mata-mata lagi." Patriak VI bertanya lagi, "Apa yang Guru Anda ajarkan pada orang-orang?" Zhicheng menjawab, "Master Shenxiu menasihati orang-orang, "Hati harus fokus mengamati keheningan." Memperhatikan kesucian hati sendiri, bahkan duduk dalam waktu yang lama -- "Duduk lama dan tidak berbaring", yaitu sering duduk, tidak tidur. Patriak VI menjawab, "Hati fokus mengamati keheningan", yaitu hati disucikan. Patriak VI berkata, "Ini adalah penyakit, bukan Zen." Ucapan Patriak VI seperti ini sangat aneh, biasanya dikatakan "Dharma mengamati hati", yaitu memperhatikan hati sendiri, supaya hati sendiri bersih! Sebagian besar menjelaskan seperti ini, namun Patriak VI justru mengatakan, "Ini adalah penyakit, bukan Zen." "Selalu duduk adalah mengikat tubuh sendiri, apa manfaat dari teori ini?" Patriak VI mengucapkan sebuah gatha, "生來坐不臥" -- saat hidup, duduk terus tanpa berbaring; "死去臥不坐" -- banyak orang setelah meninggal itu berbaring, juga tidak bisa duduk lagi, setelah mati berarti "berbaring dan tidak duduk lagi"; "元是臭骨頭" -- pada dasarnya adalah tulang busuk di sekujur tubuh, tulang mana ada yang wangi? "何為立功過" -- hanya duduk dan tidak berbaring, apa jasanya, apa salahnya?

Murid Shenxiu, Zhicheng sekali lagi bernamaskara pada Patriak VI, berkata, "弟子在秀大師處學道九年" – ia sudah belajar 9 tahun di tempat Shenxiu, "不得契悟" -- belum mencapai pencerahan, "Hari ini mendengar penjelasan Bhiksu, sesuai dengan hati saya, bagi saya urusan hidup dan mati itu besar, bhiksu mahamaitri-karuna! Mohon Patriak VI memberikan saya petunjuk." Patriak VI berkata, "吾聞汝師教示學人戒定慧法,未審汝師說戒定慧行相如何?與吾說看。" "Konon, guru Anda sedang mengajarkan umat Buddha belajar Dharma dari Sila, Samadhi, Prajna, bagaimana penjelasan guru Anda mengenai Sila, Samadhi, dan Prajna? Coba katakan." Zhicheng menjawab, "秀大師說,諸惡莫作名為戒" -- jangan berbuat kejahatan, itulah "menaati sila"; "諸善奉行名為慧" -- berbuat segala hal baik yang memberikan manfaat untuk insan disebut "prajna"; "自淨其意名為定" -- menyucikan pikiran sendiri disebut "samadhi". Zhicheng mengatakan bahwa Master Shenxiu berkata "tidak berbuat kejahatan adalah sila", ini masuk akal; "berbuat semua kebajikan dinamakan prajna", juga ada masuk akal; "menyucikan pikiran sendiri dinamakan samadhi", ini juga masuk akal. "彼說如此,未審和尚以何法 誨人?" -- Anda mengatakan seperti itu, lantas, Anda mengajarkan orang-orang dengan Dharma apa? Patriak VI berkata, "Jika saya berkata, saya mengajarkan orang dengan Dharma, berarti menipu Anda." Dengarkan baik-baik! "但且隨方解縛" -- membantu orang lain membebaskan ikatan dirinya sesuai kehendak; "假名" -- bukan sejati, disebut "samadhi". "如汝師所說戒定慧,實不可思議" -- sila, samadhi, prajna yang dijelaskan guru Anda, sungguh luar biasa, jugabenar. "Namun, sila, samadhi, dan prajna yang saya lihat beda lagi." Zhicheng bertanya, "Sila, samadhi, dan prajna hanya ada satu macam saja, memangnya ada yang lain lagi?" Patriak VI menjawab, "Sila, samadhi, dan prajna dari Master Shenxiu bisa menuntun orang Mahayana, sedangkan sila, samadhi, dan prajna saya adalah menuntun orang kendaraan tertinggi. Pencerahan dan penjelasannya berbeda, pandangannya ada cepat dan lambat." "汝聽我講,與彼同否?" -- sekarang Anda dengarkan, samakah dengan penjelasan guru Anda? "我所說的法,不離自性" -- tidak meninggalkan Buddhata sendiri; "離體說法,名為相說" -- jika berceramah Dharma tanpa Buddhata sendiri, itulah ceramah Dharma yang berwujud; "自性常迷" -- jati diri sendiri masih di dalam kebingungan; "須知一切萬法,皆 從自性起用" -- semua Buddhadharma diawali dan diterapkan dari dalam jati diri, "Dharma sila, samadhi, dan prajna sejati". "聽吾偈言" -- Patriak VI menjelaskan, sila, samadhi, dan prajna yang sejati, Anda dengarkan satu gatha dari saya; "心地無非自性戒", kalimat yang satu ini sulit sekali dijelaskan, apa yang dimaksud "Sila"? Hati Anda tidak ada lagi "benar" dan "salah", itulah "sila"; "心地無癡自性慧" -- kebodohan! Hati Anda tidak ada kebodohan, disebut "kebijaksanaan"; "心地無亂" -- hati Anda tidak galau, disebut "samadhi" -- "自性定"; "不增不減自金剛" -- tidak bertambah juga tidak berkurang, itulah "vajra"; "身去身來 本三昧" -- tubuh baik pergi maupun datang, semua menetap di dalam samadhi.

Sekian penjelasan kutipan Sutra untuk hari ini. Karena satu paragraf ini sangat sulit. Sulit sekali menjelaskan satu paragraf ini pada Anda semua. Sebenarnya, Master Shenxiu dalam mengajarkan Buddhadharma, ia tergolong Buddhadharma tingkat ketiga. Saya pernah mengatakan, Buddhadharma tingkat pertama, disebut "menjadi manusia saleh", yaitu bagaimana menjadi seorang manusia, bukan maksudnya "membuat manusia", melahirkan anak, "menjadi manusia saleh" adalah manusia berdiri di antara langit dan bumi, tidak bersalah terhadap langit dan bumi, ini adalah Buddhadharma tingkat paling dasar; Buddhadharma tingkat kedua disebut "kebajikan", tidak hanya diri sendiri dapat berdiri di antara langit dan bumi, tidak bersalah sebagai manusia, bahkan harus membantu para insan, disebut "kebajikan"; Buddhadharma tingkat ketiga, yaitu penjelasan dari Master Shenxiu, mengobati keserakahan, kemarahan, dan kebodohan dengan sila, samadhi, dan prajna, memberikan obat sesuai penyakit, Anda diberikan obat sesuai penyakit yang Anda derita, ini adalah Buddhadharma tingkat ketiga, disebut "mengobati".

Buddhadharma yang dijelaskan Patriak VI beda dengan ketiga tingkatan ini, Ia menyampaikan kebenaran pertama, bicara jalan pencerahan, pencerahan seketika. Ketiga tingkatan pertama yang dijelaskan adalah berwujud, dengan kata lain "Dharma berkondisi"; sedangkan, Dharma yang dijelaskan oleh Patriak VI Huineng, yaitu "Dharma tak berkondisi". Di mana perbedaannya? Penjelasan Master Shenxiu untuk sila, samadhi, dan prajna juga sangat masuk akal, luar biasa! "Tidak berbuat kejahatan adalah sila", tidak melakukan semua perbuatan jahat, dinamakan "sila", inilah "menjadi manusia saleh"; "berbuat semua kebajikan dinamakan prajna", inilah Buddhadharma tingkat kedua yang dijelaskan Sang Buddha, membantu orang lain, berbuat semua kebajikan; "menyucikan pikiran sendiri dinamakan samadhi", yaitu menggunakan metode untuk menyucikan jiwa dan raga, inilah "mengobati", baru dianggap sebagai "samadhi". Oleh karena itu, sila, samadhi, prajna adalah mengobati keserakahan, kemarahan, dan kebodohan. "Sila" adalah mengobati "keserakahan"; "prajna" adalah mengobati "kebodohan"; "samadhi" adalah mengobati "kemarahan", oleh karena itu, Dharma yang dijelaskan Master Shenxiu masih dalam lingkup Buddhadharma tingkat ketiga. Patriak VI Huineng berkata, "Yang dijelaskan Master Shenxiu adalah menuntun orang Mahayana, sedangkan yang saya jelaskan adalah menuntun orang kendaraan tertinggi." Mana bedanya? Jika menurut Buddhata, baru ada bedanya, bukan menurut Buddhata, secara lahiriah, semua sama. Mengapa sila, samadhi, dan prajna yang dijelaskan Patriak VI itu beda? Karena Ia adalah Dharma kebenaran pertama; sehingga beda dengan yang dijelaskan guru Zhicheng, Master Shenxiu. Tiga yang pertama adalah "Dharma berkondisi", satu yang terakhir adalah "Dharma tak berkondisi".

Ada satu kalimat yang tidak kalian mengerti, Patriak VI bersabda, "吾若言有法與人,即為誑汝", jika dikatakan saya memiliki Dharma untuk diberikan pada Anda, itu berarti menipu Anda. Tadi, Acarya Lianchuan berkata, "Dharma adalah milik Mahaguru." Sekarang saya berkata, "Dharma bukan milik saya." Kalian kira "Dharma" adalah milik Mahaguru, sehingga, para acarya pun mewariskan Dharma mewakili Mahaguru, namun, "Dharma" juga bukan milik Mahaguru, jika dikatakan saya sendiri memiliki Buddhadharma, saya juga sama dengan menipu insan. Saya jelaskan sebuah contoh sederhana, saya bertanya pada Anda semua, "Apakah di bulan yang tidak ada manusia ada Buddhadharma?" Apakah di bulan ada Buddhadharma? Bulan tentu saja tidak ada Buddhadharma, karena tidak ada manusia! Juga tidak ada orang mewariskan Buddhadharma. Di dalam kebenaran pertama, saya berkata pada Anda semua, justru inilah, mengapa Patriak VI berkata, "Sama sekali tidak ada Buddhadharma, jika ada Buddhadharma, saya menipu Anda."

Patriak VI khusus menjelaskan tentang Sunyata, menjelaskan tentang Buddhata, Ia langsung mencerahi, "Tidak memikirkan kebaikan, tidak memikirkan kejahatan", di atas bumi tentu saja ada kebaikan dan kejahatan. Di bumi, membunuh orang dan membakarnya adalah penjahat, apa itu kebaikan, apa itu kejahatan? Jika Anda seorang diri tinggal di bulan, loncat sana loncat sini, seharian sampai malam berteriak "ini adalah kebaikan, ini adalah kejahatan", bukankah menggelikan sekali? Di bulan mana ada kebaikan dan kejahatan? Ambil sebongkah batu di bulan, sekali lempar, ini adalah kebaikan, atau kejahatan? Berapa kali Amstrong menginjak bulan? Sebenarnya itu kebaikan atau kejahatan? Tidak baik dan tidak jahat! Inilah yang dijelaskan oleh kebenaran pertama. Apakah di bulan ada sebab akibat? Di atas bulan tidak ada manusia, mana ada sebab akibat? Apakah di bulan ada tumimbal lahir? Di atas bulan tidak ada manusia, mana ada tumimbal lahir! Akan tetapi, alam manusia ada sebab akibat dan tumimbal lahir, mengapa bisa demikian? Di Taiwan Lei Tsang Temple, saya bertanya pada orang-orang, "Mengapa bisa ada sebab akibat dan tumimbal lahir? Jika jawaban sesuai dengan kebenaran pertama dari Patriak VI, disebut "pencerahan". Banyak orang tidak bisa jawab. Ada murid menuliskan untuk saya, "Apa itu sebab akibat?" Sebab akibat justru menghendaki kita supaya berhati-hati dalam bersikap, jangan berbuat salah, memperingatkan kita; "Apa itu tumimbal lahir?" yaitu memberikan pelajaran pada kita umat manusia." Ia menulis jawaban ini untuk saya, yang namanya sebab akibat, yaitu jangan berbuat jahat, yang namanya tumimbal lahir adalah memberikan pelajaran pada kita, memperingatkan kita semua manusia. Jawaban ini benar tidak menurut kalian! Jadi, panah yang ia tembakkan miring. Aduh! Ini sulit sekali dijelaskan.

Hari itu saya mengatakan Raja Brahma menciptakan langit bumi. Ada seorang guru agama bertanya, "Siapa yang menciptakan langit bumi?" Tidak ada seorang pun muridnya yang berdiri, guru itu sangat marah, mempelototi seorang murid dan bertanya, "Siapa yang menciptakan langit bumi?" Murid berdiri dan menjawab, "Guru, bukan saya!" Tentu saja bukan dia! Sebenarnya siapa yang menciptakan langit bumi? Raja Brahma berkata Ia-lah yang menciptakan langit bumi, semua Tuhan, seperti Tuhan Katolik, Tuhan Kristen, Tuhan Yahudi, Tuhan Ortodoks, Tuhan Muslim, semua mengatakan, "Akulah yang menciptakan langit bumi." Raja Brahma juga mengatakan, "Akulah yang menciptakan langit bumi." Oleh karena itu, asal mula Tuhan, semua berasal dari Raja Brahma. Namun, di dalam "Sastra Purusa", menurut Agama Buddha adalah "Teori Imigrasi", immigration, imigrasi ke bumi. Di dalam "Sastra Purusa" mengatakan Dewa Prabhasvara imigrasi ke bumi, ini beda dengan "teori evolusi" dan "teori penciptaan".

Banyak teori itu masuk akal, bukan tidak masuk akal, seperti Master Shenxiu mengatakan, juga mengandung kebenaran tersendiri. Oleh karena itu, Patriak VI Huineng tidak bisa menyangkal, karena di dalam kebenaran Dharma tingkat ketiga, mengutarakan tentang "metode mengobati". Seorang guru berkata pada murid, "Anda berdiri, tolong beri contoh dengan kata "guoran" (tak disangka)." Murid ini menjawab, "Lebih dulu makan buah, kemudian minum air soda." Guru berkata, "Kata "Guoran" tidak boleh dipisahkan". Si murid dengan tegas berkata, "Saya belum selesai bicara -- tak disangka sakit perut." Membuat kalimat juga ada prinsip tersendiri. Kita tidak boleh mengatakan yang dikatakan Master Shenxiu tidak masuk akal, karena yang dijelaskannya adalah "metode mengobati", mengobati "kejahatan" dengan "kebaikan", mengobati "hitam" dengan "putih", mengobati "salah" dengan "benar", mengobati "kegelapan" dengan "terang", inilah relatif, mengobati. "Kebaikan" mengobati "kejahatan", "baik" mengobati "jahat", "bersih" mengobati "kotor", semua ini masuk akal. Namun, "prinsip" yang dijelaskan Patriak VI adalah "prinsip sunyata", "prinsip Buddhata", oleh karena itu "prinsip" ini disebut sebagai "samadhi", nama palsunya disebut "samadhi". Sebenarnya, bahkan "samadhi" ini pun tidak ada, ini adalah "Dharma seketika", "Dharma seketika" yang menuntun penekun kenderaan tertinggi di dalam Agama Buddha. "Metode mengobati" adalah menuntun penekun Mahayana, menuntun orang kenderaan tertinggi adalah Dharma kebenaran pertama, yakni yang disabdakan Patriak VI.

Ini sungguh sangat dalam, sedalam apa? Ada seorang guru mengarang menyuruh murid-murid mengarang, judul karangan adalah "pekerjaan yang paling sulit dikerjakan." Orang-orang mulai menulis, hanya ada seorang murid tidak menulis, guru sangat marah, "Mengapa kamu tidak mengarang?" Ia berkata, "Bagi saya, yang paling menjengkelkan, yang paling tidak disukai, paling sulit dikerjakan adalah mengarang." Yang disabdakan Patriak VI paling sulit dilaksanakan, paling dalam, paling seketika, juga paling cepat, orang pintar seharusnya bisa memahami.

Memahami dan tidak memahami, sebenarnya, tidak beda jauh. Mahaguru memahami, sedangkan Anda semua tidak memahami, juga wajar. Karena, bagaimana pun, saya telah cari tahu selama 40 tahun, akhirnya baru tahu, "Oh! Ternyata ini!" Akhirnya memahami hati dan menyaksikan Buddhata. Saya beritahu Anda semua, sekarang banyak Master, Mahaguru, Buddha Hidup, Rinpoche, Buddha Hidup Agung, belum tentu tahu sebenarnya apa yang disabdakan Patriak VI itu, masih belum menemukan jawabannya. Akan tetapi, perbedaan ini sangat besar, asalkan Anda telah mencerahinya, sungguh, apapun Anda boleh letakkan; jika Anda belum mencerahinya, apapun tidak mampu diletakkan. Setelah mencerahinya, di bawah langit mana ada masalah lagi? Tidak ada masalah. Kita mengucapkan satu ungkapan, yaitu "Biarkan 3 x 7 = 21". Orang lain berkata, "Masalah ini penting sekali bagi saya!" Namun, bagi saya, sebenarnya tidak penting, tidak ada satupun masalah yang penting. Setelah Patriak VI mencapai pencerahan seketika, sungguh, tidak ada yang namanya masalah penting. Datang dan perginya murid, itu sama, mana ada yang disebut masalah penting?

Ada seorang guru matematika bertanya pada murid, "3 x 7 = berapa?" Murid menjawab, "3 x 7 = 20." Guru meniup kumis dan mempelototinya, "Tolong ulangi lagi?" "22." Guru lebih marah lagi, "Berapa sebenarnya?" "Paling tidak 23." Masih salah! Guru ini marah besar, "Keluar kamu." Murid menjawab, "Keluar ya keluar, biarkan 3 x 7 = 21."

Yang benar dan tidak benar, sebenarnya tidak jauh beda. Kadang-kadang, kalian asal memanah, juga bisa tepat, namun, jika ditanyakan yang lebih dalam lagi, Anda tidak bisa lagi. Ada seorang murid menuliskan untuk saya sebuah gatha, "Wah! Gatha ini bagus sekali", saya muat di dalam buku, saya sangat kagum. Tak lama kemudian, ia tulis sebuah gatha, "Wah! Habislah", ternyata gatha pertamanya adalah "3 x 7 = 21"! Gatha kedua adalah "3 x 7 = 22", saya bertanya lagi padanya, ia berkata "paling tidak 23"! Makin memanah, makin jauh. Liang Yong dari Brazil, saat awal menulis gatha, saya berkata, "Lumayan! Lumayan! Lumayan! Ini bagus." Menulis gatha lagi, "Oh! Beda jauh sekali." Gatha ketiga, "Oh! Sebongkah bintang terpencil di pinggir langit." Ia mengajarkan yang pertama kepada banyak orang, orang-orang menulis yang pertama, hasilnya kurang lebih, memanah lagi panah kedua, salah lagi. Namun, asalkan Anda telah mencapai pencerahan, tidak mungkin salah lagi, hanya ada satu jawaban, tidak ada jawaban kedua, karena jawaban ini sangat nyata, mutlak sesuai dengan yang dikatakan Patriak VI, multak sesuai dengan yang disabdakan Buddha. Buddha hanya pegang bunga saja, tidak mengatakan apa-apa, Mahakasyapa pun mendapatkan silsilah, Ia juga tahu kebenaran pertama. Ananda tidak tahu! Sampai akhirnya, Mahakasyapa baru mewariskan kepada Ananda, begitulah.

Mengapa ada sebab akibat, tumimbal lahir? Anda harus memecahkan ini, jangan mengatakan "segalanya kosong", orang-orang tahu "segalanya kosong", tokoh politik Taiwan juga tahu "segalanya kosong", karena ia menyebarkan plakat "segalanya kosong" kepada Anda, juga menyebarkan padanya, orang-orang jangan bersaing! "Segalanya kosong". Namun, tetap bersaing setengah mati.

Acarya Lianchuan mengatakan masalah "pukul" dan "marah", saat saya kecil, sering dipukul, banyak dipukul, juga banyak dimarahi. Saya pernah mengatakan, ayah saya bermain saham, ibu saya juga bermain saham, ayah saya berkata, "Bisa naik." Ibu saya berkata, "Bisa jatuh." Mereka berdua bertanya pada saya, "Kamu berdiri di sisi mana?" "Berdiri di sisi ayahmu?" "Atau berdiri di sisi ibumu? Keduanya menatap saya dengan pandangan murka, "Saya berdiri di pinggir saja." Saya sering dipukul, mungkin saat kecil tidak menurut, juga dimarahi, namun, semakin dipukul, semakin tegar. Namun, sekarang, saya tidak pernah pukul Fo-ching, Fo-chi, saya juga berharap Jaden (Lu Hong) dan Junjun jangan dipukul, dipukul itu sangat tidak enak, dipukul atau dimarahi bagaimana pun tidak akan timbul sukacita. Jadi, saya berharap umat Zhenfo Zong untuk saling berbaur dengan harmonis satu sama lain, tidak ada niat bertarung satu sama lain, tidak ada niat saling bersaing satu sama lain, tidak ada yang namanya "keuntungan", juga tidak ada yang namanya "manfaat", tidak ada yang namanya "nama". Ada nama juga tidak lebih dari nama kosong; ada keuntungan, juga dimiliki sementara saja, sampai akhirnya, tubuh datang dan pergi, apapun tidak ada lagi, benar-benar "segalanya kosong", "empat elemen utama pun kosong"!

"Bahagia", yaitu saat kita semua sedang melatih diri, kita semua bisa bahagia, bisa harmonis, tidak ada dendam satu sama lain, bersikap sangat baik terhadap orang lain, tidak ada yang namanya emosi, Bahasa Jepangnya "kimochi", Bahasa Inggrisnya "emotion", kurang lebih sama! Bahasa Taiwannya "qimao", inilah mood, emosi kita harus seimbang, gejolak emosi jangan terlalu besar, stabilkan emosi, kata-kata ini juga ditujukan untuk Patriak Kedua kita. Gejolak emosi jangan terlalu besar, kita semua bahagia dan harmonis. Ada seorang kakek mencari dokter, berkata pada dokter, "Libido saya sangat tinggi." Dokter berkata, "Usia Anda sudah begitu lanjut, libido begitu tinggi, bukankah bagus? Mengapa mau cari saya?" Kakek berkata, "Libido saya tinggi, namun berkumpul di otak. Dokter! Bolehkah Anda menggeser libido di otak saya agak ke bawah sedikit?" Maksud saya menyampaikan cerita ini tetap ada hubungan dengan kimochi.

Kita melatih diri untuk menyeimbangkan jiwa dan raga sendiri, fisik dan mental harus seimbang. Menurut Tantra, menetap dengan tenang di tempat yang sangat lapang dan luas, dengan kata lain, belajar melapangkan hati seluas-luasnya, sebenarnya, ini juga bukan kebenaran pertama, melainkan "Dharma mengobati". Di dalam Tantra mengatakan "apramana" (hati yang tidak terbatas), yakni mengubah hati sendiri menjadi luas tak terhingga, kemudian menetap dengan tenang, tidak dapat dijelaskan! Hanya dapat mengajari Anda, "lapangkan hati Anda", "menetap dengan tenang tanpa batas", "masalah apapun tidak mempengaruhi hati Anda sendiri, tidak bergejolak", ini menurut saya. Karena, asalkan Anda telah mencapai pencerahan, Anda pasti memiliki tanda-tanda demikian, bukan sebaliknya timbul kebencian. Orang semacam ini harus perhatikan, gejolak emosi yang terlalu besar, karena ia selalu menganggap orang lain tidak baik, hanya ia sendiri paling baik, itu tidak benar. Sadhaka harus membahagiakan orang lain, letakkan orang-orang di dunia ini ke dalam hati Anda, sangat lapang dan luas, yang satu ini sangat penting. Ini tidak dapat dijelaskan, sebenarnya, asalkan Anda telah mencapai pencerahan, maka akan menjadi demikian, Anda akan memaafkan orang-orang, mengira apa yang mereka lakukan ada alasan tersendiri.

Hidup kita manusia! Semua demi diri sendiri. Kalian lihat, investasi demi apa? Demi keuntungan! Ahli ekonomi bertanya pada seorang mahasiswa, "Apa yang dimaksud investasi non profit?" Ada seorang mahasiswa menjawab, "Mengajari adik saya berenang adalah invetasi non profit." Jika mengajari wanita cantik lain, wanita yang sangat jelita, merangkul pinggangnya, meluruskan tangannya, keduanya berenang seperti ini untuk Anda, wah! Ini adalah invetasi profit.

Jika manusia berinvestasi demi keuntungan, itu masih duniawi. Ingat! Jika, di dunia ini Anda belajar Buddhadharma demi profit, belajar Buddhadharma demi keuntungan, belajar Buddhadharma demi uang, kelak Anda tidak dapat mencapai pembebasan, sama sekali tidak dapat mencapai pembebasan, ini adalah "Dharma berkondisi"; hanya ada satu cara bisa terbebaskan, inilah "Dharma tak berkondisi" yang disabdakan Patriak VI, hanya "Dharma tak berkondisi", kekayaan, seks, popularitas, makan, tidur, semua terbebaskan, tidak ada benda yang dapat mengikat Anda, tidak ada benda yang dapat membelenggu Anda. Yang disabdakan Patriak VI adalah "Dharma tak berkondisi" pembebasan. Jika Anda mengatakan profit, masih duniawi, jika, terhadap segala yang berbentuk dan berwujud, benda materi, Anda masih mendambakan, masih melekat dan tidak sadarkan diri, berarti tidak ada kebijaksanaan. Dan pendambaan seperti ini, jika terus terpuruk, makin dikejar makin banyak, makin dikejar makin tidak bisa berhenti, sama sekali tidak dapat tenang. Sila, samadhi, prajna pun tidak ada lagi, bahkan Dharma Mahayana pun Anda tidak dapat capai, apalagi "Dharma tak berkondisi" dari Patriak VI?

Dharma Seketika mengandung makna Dharma Seketika di dalamnya, Dharma Bertahap juga mengandung makna Dharma Bertahap di dalamnya, Dharma Bertahap adalah Dharma yang berangsur-angsur mencapai keberhasilan, Dharma Seketika itu begitu mulai, begitu Anda mencapai keberhasilan, segala ikatan pun segera hilang, segera terbebaskan. Di sinilah perbedaan Dharma tak berkondisi dari Patariak VI dan Dharma berkondisi dari Master Shenxiu. Sekian untuk hari ini Om Mani Padme Hum.

Di ambil dari www.tbsn.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar