Rabu, 26 Oktober 2011

Tiga Jenis Tubuh Ilusi dalam Melatih Diri

(Ceramah Y.M. Buddha Hidup Lian Sheng pada tanggal 18 November 2006 usai Upacara Pertobatan Bhaisajyaguru Buddha di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle)

Malam ini, kita telah mendengarkan Acarya De-hui bercerita tentang sebab dan kondisinya. Dulu, sewaktu saya memberikannya nama Dharma, pernah terlintas dalam benak saya untuk memberikannya nama Dharma yang terdiri dari dua kata, namun, begitu teringat kata ‘De-hui’, saya merasa kedua kata ini sangat bagus, yang berarti moral dan kecemerlangan. Jadi, saya tidak mengubahnya, langsung menjadikan ‘De-hui’ sebagai nama Dharmanya, ia selamanya memiliki moral dan kecemerlangan. Jadi, nama Dharmanya bukan terdiri dari dua kata, melainkan empat kata – Lian-hua De-hui, ini adalah salah satu keistimewaannya. Dulu, nama Dharma dari Y.M. Xu-yun adalah De-qing, moral yang bersih, sebab dengan moral yang bersih, seseorang baru akan menghasilkan kecemerlangan, jadi saya pikir De-qing dan De-hui adalah nama yang sangat bagus.
Kita terima kasih sekali kepada Acarya De-hui yang telah berkenan menjabat sebagai ketua Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle, sekarang sudah berapa tahun Anda menjabat? (Acarya menjawab: 8 tahun) Wah! Delapan tahun. Kita berharap ia terus menjabat. (Hadirin tepuk tangan meriah) Mengapa? Karena tadi ia mengucapkan sepatah kalimat, "Lagipula tidak ada yang menjabat, jadi saya pun menjabat." (Mahaguru tertawa) (Hadirin terbahak) Jadi, kita tetap meminta Beliau terus menjabat.
Sudah hampir 6 tahun Mahaguru menyepi. Sebelum benar-benar pergi ke Tahiti, sudah hampir setahun saya menyepi. Pada waktu itu, saya hanya mengadakan sebuah upacara Kalachakra di Hong Kong. Lalu, saya menyepi lagi selama 5 setengah tahun. Dan selama itu, Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle diketuai dan dipimpin oleh Acarya De-hui. Tentu saja, ini adalah masa-masa tersulit baginya untuk mengatur vihara ini, ia menghadapi banyak kesulitan dan banyak tugas yang sulit dijalankan. Kita semua mengerti semua kesulitannya. Namun, Acarya De-hui dapat melewati semua ini saja sudah sangat tidak mudah. (Hadirin tepuk tangan meriah) Inilah yang disebut dengan mampu menjalankan apa yang sulit dijalankan, mampu bersabar dari apa yang sulit untuk bersabar.
Tadi ia sempat mengatakan bahwa sejak ia bersarana hingga menjadi bhiksu, lalu menjadi acarya, serta menjabat sebagai ketua Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle, ia bahkan tidak tahu siapa dirinya, dan apa yang telah dilakukannya. Ini luar biasa sekali. (Hadirin tepuk tangan meriah) Mengapa sangat luar biasa? Sebab, inilah bukti bahwa ia telah mencapai ‘tubuh ilusi’. Ia tidak mengenal siapa dirinya, berarti dirinya telah mencapai ‘tubuh ilusi’. Sesungguhnya, alam semesta yang tidak terbatas luasnya juga bukan alam semesta! Tubuh Anda juga bukan milik Anda! Sebab, tubuh kita pada dasarnya adalah sebuah ‘tubuh ilusi’ yang merupakan perpaduan dari 4 unsur palsu.
Di dalam ajaran Tantra terdapat istilah tiga jenis ‘tubuh ilusi’, ‘tubuh ilusi’ pertama adalah ‘tubuh ilusi kasar’. Diri kita yang kita lihat sewaktu kita sedang bercermin adalah ‘tubuh ilusi kasar’. Tubuh ini kasar atau kasat mata, bukan hanya bisa dilihat oleh kita sendiri, bahkan setiap orang pun bisa melihatnya. Sang Buddha menyebutnya dengan istilah Nirmanakaya.
Di dalam tradisi Tantra, kita mengetahui tiga jenis tubuh yang terdiri dari Dharmakaya, Sambhogakaya, dan Nirmanakaya. Setiap orang harus ingat, bahwa kita tidak hanya memiliki sebuah ‘tubuh ilusi kasar’ saja, kita masih memiliki sebuah ‘tubuh halus’, itulah Sambhogakaya. Setelah Anda mencapai ‘tubuh halus’ dalam bersadhana, Anda boleh melihat sekuntum teratai, dan di atasnya terdapat sebuah cahaya sebesar jari kelingking, inilah Sambhogakaya Anda, juga disebut sebagai ‘tubuh ilusi halus’.
Sementara Dharmakaya itu tidak berwujud, tidak ada manusia yang mampu melihatnya. Lalu, siapa yang bisa melihatnya? Hanya sesama Buddha yang mampu melihatnya. Itulah yang disebut ‘tubuh ilusi terhalus’, dalam Agama Buddha disebut sebagai Dharmakaya. Anda semua harus memahami bahwa ketika sadhaka menekuni Sadhana Kalachakra, sadhaka harus tahu bahwa dirinya adalah sebuah ‘tubuh ilusi’. Dari luar, yang sadhaka lihat adalah ‘tubuh ilusi kasar’; setelah bersih, sadhaka pun menjadi ‘tubuh ilusi halus’ atau Sambhogakaya; terakhir, setelah sadhaka memperoleh keberhasilan, Anda pun menjadi Buddha Dharmakaya atau ‘tubuh ilusi terhalus’. Pada saat itu, hanya sesama Buddha yang mampu melihatnya. Bahkan Sambhogakaya pun belum tentu dapat kita lihat, sebab Anda belum mencapai keberhasilan dalam sadhana Anda, asalkan Anda mencapai keberhasilan dalam sadhana Anda, Anda pun mampu melihatnya.
Dulu ketika Yaochi Jinmu membuka mata batin saya, Beliau membawa saya melihat Padmakumara. Waktu itu, saya pun melihat Padmakumara dalam wujud sebuah cahaya yang cemerlang di atas teratai. Jadi, yang saya lihat adalah Sambhogakaya. Saya pernah mengatakan bahwa di dalam suatu kitab Sutra pernah menyebutkan tentang Padmakumara, namun, semua yang ada di dalam Goa ke-314 dari Goa Dunhuang adalah Padmakumara. Ketika kalian pergi berkunjung, kalian tinggal minta tolong mereka untuk mengantarkan kalian berkunjung ke Goa ke-314, kalian pun akan melihat Padmakumara memenuhi seluruh ruangan goa batu, Padmakumara tersebut adalah tingkatan Sambhogakaya Buddha, mereka menjelma dan terlukis di seluruh ukiran batu dan tembok.
Tujuan kita melatih diri adalah melatih ‘tubuh ilusi’ kita. Hari ini kita mengadakan pembersihan dan pertobatan Bhaisajyaguru Buddha, tujuannya untuk melatih kebersihan. Setelah Anda membaca kitab pertobatan, Anda akan tahu apa yang telah Anda lakukan. Namun, asalkan Anda bertobat, Anda pun menjadi bersih, bagaikan sebuah mangkuk, banyak ampas tertinggal di dalamnya, begitu Anda membersihkannya dengan air bersih, mangkuk pun menjadi bersih. Tujuan pertobatan adalah membersihkan semua yang pernah kita lakukan pada masa silam. Jadi, hari ini, boleh dikatakan bahwa kita telah ‘De-qing’, moral telah bersih, bahkan kita pun telah ‘De-hui’, moral telah memancarkan kecemerlangan. Asalkan membuktikan ‘tubuh ilusi’, sekali bercahaya, Anda pun mencapai keberhasilan.
Di dalam ajaran Tantra terdapat istilah Enam Yoga Naropa, di dalamnya terdapat Sadhana Cahaya Ilusi yang bertujuan untuk melatih ‘tubuh ilusi’ kita. Acarya De-hui tidak kenal siapa dirinya, dan begitu pula dengan saya, tidak mengenal lagi siapa diri saya. Setiap orang pun tidak mengenal siapa dirinya, namun, mengapa hidup di dunia ini? Lantas ke manakah Anda nanti setelah Anda lanjut usia kemudian meninggal dunia atau parinirvana? Di dalam proses hidup dan mati ini, sebenarnya apa yang telah Anda lakukan? Saya pernah memberi contoh misalnya menimba ilmu, sejak anak-anak sampai kita mulai tumbuh dewasa, kita pun mulai menimba ilmu; setelah selesai menimba ilmu, kita pun mulai berkarir; setelah berkarir dan mempunyai sedikit tabungan, lalu, kita pun menikah, setelah menikah, kita pun melahirkan dan membesarkan anak-anak; ketika Anda melihat anak-anak tumbuh dewasa, mereka mengulangi apa yang pernah Anda lakukan, lalu apa yang masih Anda lakukan?
Acarya De-hui tidak tahu apa yang sedang dilakukannya, banyak orang pun demikian. Pada kunjungan saya ke North California kali ini, seseorang bertanya pada saya, "Mahaguru, apa tujuan kedatangan saya di dunia ini?" Saya pun menjawab, "Justru ini pertanyaan yang hendak saya tanyakan pada Anda." (Mahaguru tertawa) (Hadirin tertawa) Apa tujuan kedatangan saya di dunia ini? Saya justru mau bertanya pada Anda tapi mengapa malah Anda yang bertanya pada saya?! (Mahaguru tertawa) (Hadirin tertawa) Acarya De-hui juga berkata, "Saya tidak tahu apa yang mau saya lakukan." Sebenarnya, kita masih tahu sedikit apa yang sedang kita lakukan; kita sedang membersihkan ‘tubuh kasar’ kita. Selama kita masih hidup dalam ‘tubuh kasar’, kita harus membersihkannya. Tujuan kita bersadhana di sini adalah membersihkan mangkuk kita; dan melalui pertobatan, kita membersihkan tubuh kita sendiri.
Kita tidak hanya membersihkan ‘tubuh kasar’ saja, tapi juga harus membersihkan ‘kematian’, misalnya lewat penyeberangan. Di dalam ajaran Tantra terdapat Metode Keberhasilan Bardo, di mana ketika seorang mendiang masih berada dalam kondisi roh, dalam waktu 49 hari, rohnya dibersihkan. Jadi, di sini ada beberapa jenis pembersihan! Ketika kita masih hidup dalam ‘tubuh kasar’, kita harus dibersihkan. Ketika kita ‘meninggal dunia’ pun demikian, justru pada periode ‘bardo’ ini, roh kita dibersihkan. Apalagi, bila Anda memahami metode pembersihan, pada akhirnya Anda akan mencapai pencerahan (memahami hati dan menemukan jati diri) lewat petunjuk dari Sang Guru; bahkan Anda akan melihat Sambhogakaya Buddha dan Dharmakaya Buddha Anda sendiri. Dengan kata lain, Anda akan memasuki ‘tubuh ilusi halus’ Anda, bahkan mencapai tahap yang lebih tinggi lagi yaitu memasuki ‘tubuh ilusi terhalus’ Anda. Sehingga, Anda pun mencapai keberhasilan.
Selama beberapa tahun Mahaguru menyepi, kita patut berterima kasih kepada ketua dari Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle – Acarya De-hui, juga berterima kasih kepada seluruh Acarya, Dharmacarya, dan Lama di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle, serta seluruh umat se-Dharma di Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle yang telah mendukung selama ini. Sehingga pada saat kita kembali, kita pun merasakan bahwa Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle masih Vihara Ling Shen Ching Tze Seattle yang bersih. Segala sesuatu yang pernah terjadi, semua telah berlalu; dan semuanya telah bersih lewat pertobatan. Kita berharap kita tetap dapat mempertahankan ‘moral yang bersih’ dan ‘moral yang cemerlang’ dalam diri kita. Terima kasih semuanya. (Hadirin tepuk tangan meriah) Om. Mani Padme Hum.

Sumber : tbsn.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar