Rabu, 14 Desember 2011

蓮生活佛 第225冊新書──新聞 : 《神算有夠準》 ¤ Bedah Buku Baru Buddha Hidup Lian Sheng ke-225 ¤ ※ BETAPA TEPATNYA RAMALAN JITU ※




蓮生活佛 第225冊新書──新聞 : 《神算有夠準》
¤ Bedah Buku Baru Buddha Hidup Lian Sheng ke-225 ¤
※ BETAPA TEPATNYA RAMALAN JITU ※

translation by : Minarto Yang Ying Min

Minggu, 4 Desember 2011 pukul 3 sore, penulis Dharmaraja Buddha Hidup Lian Sheng Sheng-yen Lu kembali hadir di galeri Buddha Hidup Lian Sheng, Pusat Operasional Daden, Dashing, Dapin Taiwan di Wufeng, Taiwan, aktif mengadakan belah buku baru Buddha Hidup Lian Sheng ke-225 "Betapa Tepatnya Ramalan Jitu".

Pada hari itu umat datang berbondong-bondong, Daden Culture selain mempromosikan buku baru, juga ada promosi beli 5 gratis 1 buku lama, banyak orang pulang dengan hasil yang memuaskan, berseru ketagihan. Dapin juga mempromosikan rangkaian dupa Xiangyun, mengundang Mahaguru memberkati.

Tim CTI TV bekerjasama dengan galeri, dengan pembawa acara Jia-qi Zhang, di tempat acara juga mengundang Acarya Lianhua Lezhi, Lama Lianyan, Sdr. Li-ren Lin, dan Sdr. Zheng-wu Huang untuk berbincang bersama.

Sebelum bincang-bincang dimulai, Ji-zhun Li, Hui-xiang Li, Ze-yi Li yang sebelumnya sempat ikut acara, memohon bersarana, Mahaguru Buddha Hidup Lian Sheng langsung menjamah kepala memberkati memberikan abhiseka sarana. Zhun-ji Li adalah penyiar berita terkenal di Zishen Taiwan.

APAKAH DAYA GAIB ITU?

Isi perbincangan sangat menarik perhatian orang, orang biasa sangat penasaran dengan daya gaib, sedangkan, Buddha Hidup Lian Sheng pada buku ke-225 BETAPA TEPATNYA RAMALAN JITU, memberitahu kita semua sebuah rahasia, yaitu ketika gelombang otak manusia bisa kontak dengan dewa, dengan kata lain, terhubung dengan alam semesta, maka timbullah "daya gaib".

Buddha Hidup Lian Sheng berkata, "Letak perbedaan antara daya gaib dan meramal nasib, daya gaib tergolong kontak antara spiritual diri sendiri dan roh Buddha Bodhisattva, di dalam Tantra disebut kontak yoga. Selebihnya seperti 8 data kelahiran, nama, fengshui, geografi, perbintangan, semua bukan lingkup daya gaib, kecuali ia menggunakan cara meramal nasib, juga mampu komunikasi dengan dewa, itu baru disebut daya gaib."

"Ramalan nasib juga suatu logika, tidak seharusnya mengatakan ramalan nasib itu tahayul. Kecuali si peramal adalah seorang pengamen, Anda percaya padanya berarti tahayul. Jika ada ordonansi, ada aturan, ada metode ilmiah, menggunakan logika, tidak seharusnya dianggap tahayul."

"Banyak orang menganggap ramalan nasib adalah "tidak bertanya pada orang biasa, bertanya pada makhluk halus"! Sebenarnya manusia memang memiliki takdir, pertama takdir, kedua nasib, ketiga fengshui, semuanya jangan diingkari, karena peradaban zaman kuno, banyak berasal dari I Ching dan ilmu-ilmu sosial. Meramal nasib tidak boleh dikatakan semuanya adalah tahayul. Namun, kita tidak fanatik pada daya gaib, tidak fanatik pada cenayang, juga tidak fanatik pada ramalan jitu."

Acarya Lezhi merespon, "Saat manusia tidak ada sandaran secara spiritual, akan meminta tolong pada makhluk halus, orang biasa meminjam makhluk halus untuk membingungkan insan, namun, segala sesuatu ada sebab akibatnya. Ramalan jitu Mahaguru adalah daya gaib Buddha, bagi saya, yang saya gunakan hanya cara kemudahan, yang terpenting adalah menuntun insan belajar Buddha."

Buddha Hidup Lian Sheng berkata, "Sang Buddha sendiri tidak menganjurkan ramalan nasib, karena takdir sudah ditentukan, diramal bagaimana pun takdir tetap takdir. Maksud Sang Buddha adalah, kita jangan hiraukan masalah takdir, asalkan melatih diri berdasarkan ajaran Sang Buddha, dengan sendirinya nasib bisa diubah. Yang terpenting adalah Buddhadharma itu sendiri dapat mengubah nasib, hanya menggunakan cara-cara duniawi, Anda tidak dapat mengubah nasib, kecuali menggunakan cara-cara non duniawi, Anda baru dapat mengubah nasib."

Lama Lianyan yang dulu suka sekali diramal nasibnya merespon, "Zaman masih sekolah bahkan membawa teman-teman pergi diramal, namun, nasib saya, justru tidak berhasil diramal oleh seorang peramal pun. Sejak bersarana, saya mulai memahami apa itu melatih diri, melakukan apapun tidak perlu lagi berkonsultasi, hanya memohon pemberkatan, yakni sebuah keyakinan yang murni, setelah melewati banyak kejadian, setiap rintangan pun dilewati dengan penuh keyakinan dan ketekunan."

SIAPA SAJA BISA DISELAMATKAN? SIAPA SAJA TIDAK BISA DISELAMATKAN?

Pembawa acara bertanya, "Di dalam buku, Mahaguru menolong seorang umat Kristen dari tempat Raja Yama, ia adalah teman dari umat kita. Apakah Mahaguru akan keberatan jika orang yang diselamatkan bukan murid Zhenfo Zong? Bagaimana menentukan siapa saja yang bisa diselamatkan, siapa saja yang tidak bisa diselamatkan? Mengapa?

Buddha Hidup Lian Sheng, "Poin pertama, dalam aspek agama, Katolik, Kristen, Islam, Ortodoks, Buddha, ..... agama apapun adalah manusia, semua harus diselamatkan. Yang namanya menyeberangkan semua insan itu tidak membeda-bedakan, dalam posisi saya belajar Buddha, saya sama sekali tidak membeda-bedakan para insan, asalkan bisa diselamatkan, maka harus diselamatkan."

"Suatu kali, ada sorang umat Hong Kong melayangkan surat memohon penyeberangan adiknya, saya memusatkan perhatian mengundang Buddha menjemputnya, di dalam pikiran justru muncul Bunda Maria, menjemput roh mendiang ke alam surga. Acarya Lianning segera telepon ke umat Hong Kong dan bertanya, jawabannya adalah adiknya adalah umat Katolik yang taat. Kontak yoga."

Pembawa acara bertanya, "Bagaimana saling kontak dan saling hidup berdampingan dengan aliran yang berbeda?"

Buddha Hidup Lian Sheng berkata, "Aliran yang berbeda, ini adalah masalah tingkatan, dengan kata lain, saat naik tangga, terus naik dari tingkat pertama, tingkat kedua, tingkat ketiga, ada tingkatannya. Tentu saja setiap agama menganggap dirinya paling besar, ini adalah psikologis manusia, bukan psikologis dari perintis aliran. Ada dewa, Tuhan, Allah, hari ini kita tidak membanding-bandingkan, karena bisa menyebabkan kontroversi. Semua dewa memiliki kekuatan, semua memiliki kekuatan."

"Kita tidak membeda-bedakan siapa bisa diselamatkan, siapa tidak bisa diselamatkan, semua insan harus diselamatkan, menurut kekuatan saya sendiri dalam menyelamatkan insan, saya justru melakukan seperti ini. Kadang-kadang orang ini tidak bisa diselamatkan, mengapa tidak bisa diselamatkan? Karena rintangan karmanya lebih berat daripada kekuatan saya menyelamatkannya, saya tidak juga berdaya menyelamatkannya."

Minarto Yang Ying Min SI BUTA TELAH MELIHAT!

Pembawa acara bertanya, "Di dalam buku ada seorang buta, Lama Lianyan memberikan tisu bekas Mahaguru menyeka mata kepadanya untuk menyeka mata, tak disangka penglihatannya kembali. Saya sangat tergugah membacanya, mengapa bisa demikian?

Buddha Hidup Lian Sheng berkata, "Seharusnya kebetulan. Suatu tahun saya di Diamond True Buddha Temple, New York, Amerika Serikat, sebelum ceramah Dharma, Lama Lianyan melihat di mata saya ada "benda", sehingga memberikan saya tisu untuk menyeka mata, sehabis menyeka saya kembalikan pada Lama, ia pun menaruh di dalam saku bajunya. Kemudian, Lama terbang kembali ke Chang Hung Temple, Panama, Amerika Tengah dan Selatan, tak disangka ada seorang buta memohon pada Lama. Lama tiba-tiba ada ilham, lalu memberikan tisu tersebut padanya untuk menyeka mata, matanya kembali melihat, sembuh. Ini seharusnya Buddha Bodhisattva membantunya, bukan saya. Suatu kebetulan, kedua adalah mata nona ini memang sudah ditakdirkan untuk sembuh. Matanya rusak karena terkena asap saat rumahnya kebakaran, ia menggendong anaknya, beberapa tahun kemudian bertemu Lama Lianyan, kebetulan! Dalam nasib, matanya akan sembuh."

Pembawa acara bertanya, "Banyak penderita sakit keras, semua diselamatkan oleh Mahaguru, apa penyebab utamanya?

Buddha Hidup berkata, "Penderita sakit keras juga harus melihat sebab dan kondisi, kebetulan bertemu baru bisa dibantu, tidak bertemu apa boleh buat. Ada seorang dokter kandungan Taiwan, mengalami kecelakaan lalu lintas yang sangat parah, sudah antri di tempat Raja Yama, saat namanya diabsen, dr. Wang pun menghampiri. Bertanya padanya baju apa yang sedang dikenakan, mengapa bisa bercahaya, yaitu sebuah rompi naga, jiwanya belum saatnya berakhir, sehingga menyelamatkannya kembali hidup kembali. Setelah ia mengalami kecelakaan, ada orang membawa rompi naga untuk disandangkan di tubuhnya, di alam baka pun terlhat tubuhnya bercahaya, kebetulan rompi naga itu pernah saya pakai, juga kebetulan dengan sebab dan kondisinya. Dr. Wang kembali dari alam baka dan bercerita pada saya, sehingga ada kejadian seperti ini."

"Dapat diselamatkan atau tidak justru di sini. Rompi naga yang sama ditaruh pada tubuh dokter lain, tidak dapat menyelamatkannya, justru dapat menyelamatkan dr. Wang. Rompi naga yang sama yang pernah saya kenakan, juga ada yang tidak dapat diselamatkan, masalahnya adalah karmanya terlalu berat, rompi naga saya itu juga tidak dapat menyelamatkannya."

Photo : wartawan senior 'Li Ji-Zhun' ber-Sarana dalam acara bedah buku
news & pic shared from : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150508760190042&set=a.381295930041.202189.58913545041&type=1&theater