Rabu, 21 Desember 2011

"勿忘誓約" - 莲生活佛/真佛报-真佛论剑专栏 ¤ Janganlah lupakan Ikrar ¤

 
"勿忘誓約" - 莲生活佛/真佛报-真佛论剑专栏
¤ Janganlah lupakan Ikrar ¤
oleh : Maha Guru Lian Sheng Huo Fo
Koran Zhenfo Bao - Rubrik 'Pedang Komentar Satya Buddha'

Dalam penjelajahan 「langkah dewa」----------

Kujumpai sesosok Dakini , sambil membawa bunga-bungaan segar , menjemputKu di tengah angkasa , Ku perhatikan benar-benar ternyata sosok Dakini ini ialah siswiKu. Ia karena semasa di duniawi , membantuKu menolong insan , maka dengan kemudahan terealisasikan sebagai manusia langit.

Aku sangat terperanjat : 「anda telah wafat!」
Dakini terisak tangis hingga matanya memerah : 「Benar. 」
「Kapankah kejadiannya?」 Aku terharu.
「Sehari sebelumnya masih baik-baik , malamnya ketika check up ulang , langsung “pergi”! 」
Air mataKu bersimbah keluar tak tertahan. Ia sesungguhnya merupakan siswiKu yang baik!

Aku menanyakan :
「Kini kemanakah anda menuju?」
Dakini menjawab :
「Pekerjaan usaha di dunia Saha , pada dasarnya langsung dijalankan oleh saya sendiri. Setelah saya pergi , mereka tak mampu menanganinya , hari ini menemui Maha Guru , adalah karena saya berniat kembali ke dunia Saha untuk membantu usaha saya sekali lagi, agar saya terlahirkan kembali ke dalam keluarga besar untuk membantu usaha tersebut. 」
「Aku beranggapan hal seperti ini sangat menggelikan , segala sesuatu dari dunia Saha adalah urusan duniawi , setelah kematian segalanya usai , anda jika bertumimbal lahir kembali ke dunia , akan ditertawakan dari berbagai penjuru. 」
「Tetapi , saya sangat menseriusi usaha ini!」

Aku menegurnya :
「Anda pulang sajalah ke Maha Padminiloka! Karna sekali hadir kembali ke alam manusia , kuatirnya sukar pulang kembali ke Sukhavati-loka.」
「Saya tidak mau pulang. 」 ujar Dakini dengan mantapnya , ia berniat kembali ke alam manusia.
「Anda telah lupa dengan ikrar semula!」
「Saya dan Maha Guru ada ikrar apa gerangan? 」 Dakini telah lupa.

Aku mewujudkan sebuah 「gambaran penglihatan 」 untuk dilihatnya :
Dahulu kala , pada awal mulanya ia adalah penghuni Tanah Suci Maha Padminiloka , jika ditilik dari ikrar sebelumnya adalah begini : Saya (Lian Seng Huo Fo) turun ke dunia Saha , turut mengajaknya agar memberikan dukungan , pada awalnya ia tidak berkenan karena「5 rintangan kekotoran batin 」dunia Saha sarat penderitaan , oleh sebab itu ia tidak berkenan hadir menjadi insan awam , karena :

Bagaikan batu koral bergantungan di tubuh badak yang rapuh ;
Gemurah ombak lautan derita tiada bertepi.

Aku berkata :
Dan kini Sukhavati tlah terjejaki untuk ditinggali
Perbedaan Arya ataupun insan awam hanyalah setipis benang.

Setelah Aku menasihati berulang-ulang barulah ia turun ke dunia Saha. Ia terlahirkan lebih dahulu , kemudian barulah Ku-lahir , dari segi usia ia lebih tua daripadaKu beberapa tahun.

Aku menyanggupi dia :
Karna adanya Amitabha di hati.
Muncullah seberkas niat melintasi ribuan gunung;
Di antaranya niscaya ada pancaran sinar kembali
Janganlah ikrar dilupai ‘tuk mencari lagi di luar

Aku menyanggupi dia :
Kali ini berpulang kembali ke Sukhavati-loka
Kembali ke kolam teratai tiada ubahnya serupa Avalokitesvara

Inilah ikrar antara Saya (Lian Sheng Huo Fo Lu Sheng-Yen) dan sosok Dakini ini, dan kini , ia telah melupakan segala-galanya , hanya berniat kembali ke dunia manusia mengurusi usahanya.

Ketika Saya menyepi di 「Danau Daun 」, tersadarkan bahwa alam duniawi sukar dijalani , begitu banyaknya jebakan , begitu banyaknya jeratan ikatan , begitu banyaknya derita di alam duniawi , sukar menemukan Buddha Dharma , walaupun telah ditemui Buddha Dharma ini , pun tidak menjamin akan yakin dan dipahami , apalagi untuk dijalani dan dibuktikan.

Oh Dakini ! Anda ingin turun ke duniawi untuk kembali mengurusi usaha , mengapakah tidak menyadari 「Dukkha 」, 「Sunya 」, 「Anitya 」, mampukah anda tidak diputar-balikkan oleh ragam kondisi? Tidak terpengaruh oleh rupa kondisi? Tidak dikacau-balaukan oleh ragam fenomena?

Oh Dakini! Anda pada kehidupan kali ini ber-Sarana kepada-Ku , Aku mengenalimu , anda mengatakan : ini dikarenakan Anda menginginkan saya turun mendukung Satya Buddha (Zhen Fo) , dan kini Aku yang telah bersemayam di 「Danau Daun 」, anda berkeinginan kembali ke duniawi untuk apakah gerangan?

Oh Dakini!
Mampukah anda berbahagia dalam kemurnian?
Mampukah anda mengingati jalan penekunan?
Mampukah anda meninggalkan derita perolehi sukha?
Mampukah anda menyucikan hati?
Mampukah anda pulang kembali ke Maha Padminiloka?

Keberhasilan sepanjang hidup manusia sesungguhnya berada pada kemurnian hati diri sendiri , pandangan hambar akan nama besar dan keuntungan , dan keberhasilan yang terutama adalah menyelamatkan insan keluar dari lingkaran penderitaan , kesucian tanpa ternoda seperti ini barulah tiada akan bertumimbal lahir di 「6 alam kehidupan 」,
Oh Dakini! Anda kembali lagi ke alam manusia , adakah rasa percaya diri, punyakah kepastian?

Usai tuturanKu ini.

Kedua mata Dakini berlinang air mata , sekujur badan gemetaran , Aku tahu , ia sama sekali tidak memiliki rasa kepastian mampu kembali ke atas langit. Inilah apa yang Ku-kuatirkan.

Dakini berkata :
「Maha Guru , sekarang saya harus bagaimana? 」
Dalam hati Dakini bergelut penuh pertentangan.

Aku menguraikan sekali lagi untuk Dakini :
Segenap insan awam karena kemelekatan diri sendiri , terbenamkan dalam lautan penderitaan , bagaikan berada dalam rumah yang dilalap api , di dunia ini manusia bergelut dalam panas dan dingin , setiap orang berkata derita lebih banyak dibandingkan kebahagiaan. Manusia sekarang walaupun berada dalam lautan derita , namun ada berapakah yang sadar dan turut serta ikhlas melepaskan , bagaikan berada di dalam mimpi , tak bisa keluar daripadanya.

Aku menguraikan lagi :
「Kini Buddha-loka Sukhavati alam Barat , segenap suara yang dikeluarkan , tak pelak mengumandangkan Dharma istimewa , air Ratna mengalir di antara teratai , wujud rupa Tathagata dan para Arya tiada bandingan , Cinta-mani Ratna memancarkan cahaya keemasan , beraneka istana ratna mutu manikam , pasir emas melapisi tanah. Buddha-loka sedemikian ini tidak anda datangi , sudah tahu urusan duniawi bagaikan mimpi , tetapi malah mengejar mimpi , sudah tahu ada kemungkinan jatuh ke 3 alam penderitaan , dan apalagi arah pulang kembali pun hanya samar-samar diketahui , belum sadarkah dari mimpi besarmu?」

Dakini berkata :
「Bagaimana dengan anak cucu? 」
Aku tergelak tawa :
「Anak cucu punya peruntungan nasib masing-masing , tiada perlu bersusah payah bagaikan kuda dan kerbau bagi mereka 」
Dakini bertanya :
「Bagaimana menapaki jalan ke Tanah Barat? 」

Aku berkata :
Takkan berat lagi jika asal beban dilepaskan
Teratai seketika bermekaran di bawah kaki;
Jika engkau sepenuh hati menjapa nama Buddha
Dudukan teratai tak perlu dipesan

Dakini menjapakan : 「Namo Sanshiliuwanyi-Yiyishiwan-Jiuqianwubai-Tongmingtonghao-Amituofo. 」

Seketika juga Aku ‘Maha Guru Lian Sheng Huo Fo Lu Sheng-Yen’ menjelma menjadi sosok Dharmakaya dengan 32 tanda agung Sang usia tak terbatas Amitabha Buddha , segenap awan mega di badan memancarkan sinar terang , di dalam tangan memegang sebuah dudukan teratai , segalanya tak berkekurangan. Aku melepaskan dudukan teratai dan dalam seketika Dakini menyertai duduk di atasnya.

Dakini bertanya : 「Bagaimanakah menamai japa Buddha saya ini? 」

「Japa nama Buddha terdapat 10 macam , antara lain japa dalam keheningan, japa suci murni , japa tak ternoda , japa terang , japa tinggalkan keduniawian , japa tinggalkan aneka rupa, japa tinggalkan kekotoran batin, japa pancaran cahaya , japa suka cita , japa tiada rintangan. Satu penjapaan anda tadi , telah melengkapi ke-10 bentuk penjapaan ini. 」

「Bagaimanakah tiba di Seberang? 」 tanya Dakini.

「Dalam satu niat pikiran kan tiba . Dalam seketika juga terlahirkan di Buddha-loka. 」
Pada saat itu pun , Dakini telah tiba di Maha Padminiloka , sekuntum teratai tlah lahir menjelma!

==================================

terjemahan oleh : Lianhua Feng-Li. — with Sandy Dharma Wangsa.