Intisari Ceramah Dharmaraja Lian Sheng pada tanggal 11 September 2011 di Rainbow Temple
Hari
ini menerangkan DIKTAT HEVAJRA Bab X "Sadhana Prayoga" -- Sadhana
Guruyoga. Tantra sangat menghargai Sadhana Guruyoga, di Taiwan ada 2
buku, SADHANA GuruYOGA dari Wen Shaba menyebutkan, di dalam semua
sadhana, Sadhana Guruyoga adalah yang terpenting. Di dalam Tantra, tanpa
Guru, semua Buddha, Dharma, Sangha pun tidak ada, semua altar mandala,
semua makhluk suci pun tidak ada; Guru adalah Mahakalyanamitra.
Bimbingan
Guru dalam Buddhadharma seharusnya sangat dalam, Dharmanya sangat
dalam dan luas, asalkan insan berlindung pada Guru, baru dapat mencapai
yang namanya prayoga, yang namanya bekal, yang namanya dharsana-marga
(jalan menyaksikan Buddhata), yang namanya final dalam melatih diri.
Guru juga dapat membedakan bakar semua murid, karena ia telah mengerti,
telah tahu, telah menyaksikan Buddhata, jadi, ia baru cukup kompeten
disebut sebagai Guru.
Di dalam Tantra sangat menghargai
Guru, ini sudah diketahui umum, semua orang tahu, namkun, selalu
diabaikan, kita menekuni satu kali Sadhana Guruyoga, kita visualisasi
Guru duduk di atas hati kita, di atas ada Amitabha, bahkan kepala
menjunjung yidam. Kita menekuni satu kali Sadhana Guruyoga, sama dengan
menekuni Sadhana Padmakumara, Sadhana Amitabha, sepenuhnya sama. Dalam
bersadhana, kita mengamati hati kita ada Padmakumara, di atas kepala
ada Amitabha, bahkan Guru dan Yidam kita tidak ada bedanya, menyatu.
Jadi, kita telah kontak yoga dengan Guru, Yidam pasti akan kontak yoga.
Hari
ini kita berceramah tentang Hevajra, Ia mengatakan, Sadhana Guruyoga
bahkan lebih agung dari Hevajra. Kalau begitu, siapa yang didahulukan?
Tentu saja Guru yang didahulukan daripada Hevajra. Jadi, Marpa lebih
dulu namaskara pada altar mandala, yaitu Altar Mandala Guhyasamaja.
Marpa melihat Naropa, saat menerima abhiseka, ia melihat altar mandala
Guhyasamaja, ia lebih dulu namaskara pada altar mandala Guhyasamaja.
Saat itu, Naropa berkata pada Marpa, "Anda namaskara seperti ini,
gradasinya sudah terbalik, maka akan ada bencana, seharusnya lebih dulu
namaskara pada Guru, kemudian namaskara pada altar mandala, karena
altar mandala ini adalah penjelmaan dari hati Naropa." Saat sedang
abhiseka, Naropa di dalam hati menjelmakan altar mandala Guhyasamaja.
Jadi, Guru didahulukan, Guhyasamaja berada di dalam hati Guru. Oleh
karena itu, hari ini kita melatih diri, harus lebih dulu visualisasi
Guru, kemudian baru visualisasi altar mandala Hevajra yang dijelmakan
di dalam hati Guru. Oleh karena itu, lebih dulu bernamaskara pada Guru,
kemudian bernamaskara pada Hevajra. Jadi, di dalam Tantra dikatakan,
Sadhana Guruyoga bahkan lebih agung daripada Hevajra. Naropa memberikan
abhiseka Hevajra kepada Marpa, di tengah angkasa menjelma altar
mandala Guhyasamaja dan Hevajra, Marpa lebih dulu namaskara pada altar
mandala Guhyasamaja, terbalik. Jadi, Naropa menyimpan kembali altar
mandala Hevajra ke dalam hatinya, ternyata Guru Akar adalah akar dari
segala Dharma Tantra. Dengan demikian, kalian sudah mengerti apa itu
Sadhana Guruyoga, juga tahu pentingnya Sadhana Guruyoga.
Sadhana
Guruyoga jika tidak mencapai kontak yoga, ia bisa meninggalkan Guru
Akar. Mengapa bisa meninggalkan Guru Akar? Gampang sekali, hati Anda
dan MahaGuru tidak kontak yoga, dulu Anda mengatakan saya menghormati
Guru, menghargai Dharma, dan tekun bersadhana, semuanya bohong. Kalau
begitu, apakah Anda masih sadhaka Tantra? Sama sekali bukan. Singkat
kata, Guru melambangkan segalanya, jika tanpa pemberkatan Guru, semua
sadhana yang Anda tekuni tidak dapat berhasil; semua sadhana harus
diabhiseka oleh Guru, tanpa Guru tidak akan berhasil. Ada sebagian
acarya malah berkata seperti ini "Anda mau ikut Guru Akar atau ikut
saya?" Singkat kata, karena acarya diabhiseka oleh Guru Akar, Anda ikut
dia, ia meninggalkan Guru Akar, benang antara Anda dan Guru akar akan
putus. MahaGuru memiliki banyak Guru, namun, saya tidak pernah
meninggalkan mereka, ini barulah menghormati Guru! Guru memarahi kita,
memukul kita karena di dalam hatinya ada kita. MahaGuru pernah dimarahi
dan dipukuli oleh setiap Guru saya, namkun, MahaGuru juga tidak pernah
meninggalkan Guru saya sendiri, mereka berkata "Anda jangan kembali
lagi", mereka mau menyingkirkan saya, saya tetap datang, ini barulah
disebut menghormati Guru! Anda menghormati Guru baru dapat menghargai
Dharma, Anda sama sekali tidak menghormati Guru ini, lantas, apakah
Dharma masih ada artinya bagi Anda? Sedikit manfaat pun tidak ada lagi.
Anda meremehkan Guru ini, masih bisakah menghargai abhisekanya? Masih
bisakah bernamaskara padanya? Masih bisakah menghormati Guru ini dengan
perbuatan, ucapan, dan pikiran? Masih bisakah menekuni sadhananya?
Jika Anda menggerutu terhadap Guru Anda, mana ada lagi kasih sayang
antara Guru dan murid? Anda tidak akan mencapai keberhasilan dalam
melatih diri, juga tidak perlu abhiseka lagi. Jadi, Sadhana Guruyoga
sangat penting! Hati Anda dan Guru Anda harus selaras sepenuhnya.
Sekarang
kita semua ingin belajar Mahasadhana, semua ingin belajar Sadhana
Anasrava, Sadhana Bindu, Sadhana Api Kundalini, semua ingin membuka nadi
tengah, membuka 5 cakra, mau memahami hati dan menyaksikan Buddhata,
mengira Sadhana Guruyoga tidak penting, tidak perlu ditekuni, langsung
menekuni Sadhana Yidam saja. Sebenarnya, yang paling penting adalah
Sadhana Guruyoga. Tanpa pemberkatan Guru, sadhana apapun tidak akan
berhasil! Jadi, orang biasa hanya tahu teori saja.
Apa itu kontak yoga? Kontak yoga adalah "satu". Apa itu "satu"? Laozi dari China menjelaskan dengan sangat baik:
Jika langit memperoleh "satu", maka "cerah".
Jila bumi memperoleh "satu", maka "tenang".
Jika dewa memperoleh "satu", maka "manjur".
Jika padi-padian memperoleh "satu", maka "makmur".
Jika bangsawan memperoleh "satu", maka "dunia damai".
Apa itu "satu"? "Sehati"! Kontak yoga adalah "sehati". Anda dan MahaGuru tidak ada perbedaan, disebut "satu".
Taoisme
itu sendiri mengatakan "menjaga satu". Taoisme sering bicara tentang
"menjaga satu." Tubuh kita harus menjadi "satu", mata, telinga, hidung,
lidah, tubuh, pikiran, semua menjadi "satu". Dalam tubuh manusia ada 9
lubang, kesembilan lubang semua ditutup, kita mengendalikan hati di
satu tempat, tidak ada masalah yang tidak teratasi! Ini disabdakan oleh
Buddha Sakyamuni. Jika Anda dapat konsentrasi pikiran di satu tempat,
masalah apapun akan terselesaikan.
"Satu" adalah kesucian
perbuatan, ucapan, dan pikiran, kita menekuni Sadhana Guruyoga justru
menyucikan perbuatan, ucapan, dan pikiran. Saat ini, Guru, Yidam,
Dahrmapala Anda pun akan muncul, berarti Andalah Guru, Yidam, dan
Dharmapala. Ia pun ikut "satu", Andalah Guru, Yidam, dan Dharmapala.
Melatih diri justru harus melatih ini, Anda harus "menjaga satu", Anda
tentu harus tarik masuk semua "Dharma", semua dibangun di atas "satu".
Selalu satu. Satu Dharma tembus, berlaksa Dharma pun tembus. Inilah satu
sarana. "Satu" boleh melahirkan segalanya, Taoisme mengatakan "satu"
melahirkan "dua", "dua" melahirkan "tiga", "tiga" melahirkan
"segalanya". Taoisme bicara tentang 2 sayap Yin dan Yang. Manusia,
langit, bumi, yin, dan yang. Jika Yin, Yang kembali ke titik pusat,
itulah "satu". Melatih diri justru harus menghasilkan "satu", ini baru
dapat menghasilkan segalanya. Melatih diri di dalam Tantra, jika tanpa
pemberkatan dan bimbingan Guru, mustahil berhasil. Jadi, jangan
meremehkan Sadhana kecil, kita tentu harus mengenal dengan jelas bahwa
Sadhana Guruyoga adalah Mahasadhana.
Manusia ada
keserakahan, kemarahan, kebodohan, justru Guru lah yang mengajari kita
mengobatinya dengan Sila, Samadhi, dan Prajna. Anda sakit apa, ia pun
memberikan kita obat apa. Dokter adalah Mahakalyanamitra, tahu
memberikan obat apa untuk Anda. Guru ibarat dokter, raja pengobatan
agung, Guru tahu bakat kita, tahu bagaimana kita harus melatih diri,
Guru akan membimbing kita. Anda tidak kontak yoga dengan Guru, mudah
sekali meninggalkan Guru Akar. Karena Anda sama sekali tidak menghargai
Guru! Anda gampang sekali menyimpang. Jadi, apa itu "No.1"? Ingat,
Sadhana Guruyoga adalah nomor satu. Guru akan memberikan abhiseka
berdasarkan bakat setiap orang. Sadhana Guruyoga adalah suatu yoga yang
paling mendasar, Anda telah yoga, baru bisa ada "satu" untuk
melahirkan berlaksa Dharma, fondasi dari segala Dharma berasal dari
Guru, ia akan mengajari kita. Jika kita telah kontak yoga dalam Sadhana
Guruyoga, kita baru dapat kontak yoga dengan berlaksa Dharma. Anda
mengundang yidam manapun, Ia akan datang, karena ini saling berantai.
Antara Buddha dan Bodhisattva saling mengenal, semua ada relasi, Anda
telah kontak yoga dengan satu Yidam, maka boleh meminta-Nya mengundang
Yidam lain. Vajra Dharmapala juga sama, setelah kontak yoga satu Vajra,
Vidyaraja, maka kontak yoga dengan semua Dharmapala. Oleh karena itu,
"satu" adalah banyak, jika Anda telah kontak yoga dalam Sadhana
Guruyoga, Anda pun bisa kontak yoga dengan banyak sadhana.
Hari
ini, Mahaguru berhasil mengecap rasa Dharma. Anda mengerti tingkatan
yoga, telah tahu bermacam-macam rasa Dharma, itulah Mahakalyanamitra.
Selebihnya berasal dari kontak yoga dalam Sadhana Guruyoga.
Buddhadharma sepenuhnya memperkaya diri saya sendiri, saya benar-benar
seorang Vajracarya yang dapat memahami hati dan menyaksikan Buddhata,
ia mengerti bagaimana mengajari murid, bagaimana menundukkan, bagaimana
memberikan obat, bagaimana membimbing murid. Anda ikut siapa, Anda pun
mengecap rasa Dharma apa! Jika bukan Mahakalyanamitra, ia juga akan
memberikan Anda obat, namun, entah apa rasa Dharmanya. Jika Anda telah
kontak yoga dengan Guru, semua rasa Dharma amrta yang terbaik di tengah
angkasa pun bisa dikecap, kerisauan Anda pun hilang, Anda menyatu
dengan semua fenomena angkasa dan alam semesta, Anda pun bahagia dan
bebas leluasa.
Mahaguru sejak mencapai pencerahan,
melihat sangat jelas; setelah mencapai pencerahan, tidak ada masalah
yang penting, segala masalah di kolong langit ini tidak ada yang
penting, ke mana pun saya pergi selalu tenang, kerisauan pun hilang,
setiap hari sangat bahagia, segala sesuatu memang demikian halnya.
Orang
yang meninggalkan aliran, berarti tidak kontak yoga dengan guru; orang
yang mencapai pencerahan dan memahami hati, tidak mungkin menipu, naik
pitam, bertengkar, iri, dan lain sebagainya. Gejolak emotion, manusia
memang demikian. Terhadap masalah apapun, hanya tertawa saja, tidak
akan ada gejolak emosi. Jadi, di dalam Tantra, Guru dan murid harus
saling mengamati, Guru harus mengamati murid apakah si murid itu alat
Dharma atau bukan, murid juga harus mengamati Guru, setelah saling
memahami seutuhnya barulah bersarana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar