Sabtu, 10 Desember 2011

¤ Baca Buku dengan Tenang ¤ 安安靜靜的讀書 - 文/蓮生活佛


¤ Baca Buku dengan Tenang ¤
安安靜靜的讀書 - 文/蓮生活佛
Oleh: Buddha Hidup Liansheng Sheng-yen Lu

Saya pernah bertanya pada seorang siswa saya, "Apakah Anda baca buku?"

"Saya sangat sibuk!" jawab siswa saya.

"Apa saja kesibukan Anda?"

"Selain bekerja, saya adalah orang yang tidak bisa duduk diam di rumah, sejujurnya saya katakan pada guru bahwa sepulangnya saya ke rumah, saya akan mencari beribu alasan untuk keluar rumah lagi, biarpun hanya sekedar jalan-jalan santai saja. Dengan demikian hidup baru tidak akan membosankan."

"Oh!"

Saya merenungkan masalah siswa saya ini.

Saya bertanya pada siswa saya yang lain, "Apakah Anda baca buku?"

"Pikiran saya tidak bisa tenang!" jawab siswa saya.

"Mengapa?"

"Saya suka arisan dengan teman, saya selalu ikut kalau diajak teman, di samping ngobrol panjang lebar, saya juga suka rekreasi, mendaki gunung, pesta dansa, makan-makan, dan nonton film. Saya tidak terbiasa berdiam diri, bagiku itu sangat membosankan."

Saya bertanya lagi pada siswa saya yang lain, "Apakah Anda baca buku?"

"Saya hanya baca indeks saham!" jawab siswa saya.

"Mengapa Anda hanya baca indeks saham?"

"Ada tiga kesulitan dalam hidup: kesulitan naik ke surga, kesulitan mencari nafkah, dan kesulitan dalam hubungan antar manusia. Yang saya rasakan paling nyata adalah mencari nafkah, rencana saya setiap hari selain saham tetap saham, paling penting adalah mencari nafkah. Kalau baca buku, saya masih belum ada waktu, saya juga rasa itu menghabiskan waktu saja."

"Anda tidak baca buku Maha Guru?"

"Sebagai siswa Maha Guru, saya sudah membeli buku Maha Guru. Kadang-kadang saya membuka-buka buku, kemudian saya berikan buku tersebut kepada orang lain, boleh dikatakan berbuat pahala juga, kan."

"Anda sungguh jujur."

"Baguslah kalau Maha Guru tidak menyalahkan saya!"

Saya merenungkan jawaban dari ketiga siswa saya ini. Memang, kita semakin sulit menemukan orang zaman sekarang yang dapat meluangkan waktunya setiap hari untuk baca buku dengan tenang.

Saya merasa bahwa kesibukan orang zaman sekarang belum tentu juga tidak baik, namun setiap manusia wajib memupuk beberapa kebiasaan baik, misalnya:
1. Olahraga.
2. Komunikasi interaktif antar anggota keluarga, teman, dan kolega.
3. Relaksasi.

Setelah bertahun-tahun berdomisili di AS, saya melihat orang bule relaksasi dengan mencari sebuah panorama laut yang indah, kemudian berbaring dan berjemur matahari sambil minum segelas teh atau bir sembari baca buku.

Saya merasa bahwa baca buku adalah sebuah kebiasaan yang sangat baik. Apa salahnya pada saat luang, di bawah penerangan yang cukup, duduk dengan tenang sambil minum segelas minuman favorit kita dan dengan tenang memasuki dunia sang pengarang, barangkali ada pelajaran yang dapat dipetik dari baca buku.

Setiap hari saya wajib baca buku. Saya baca Sutra Buddhis atau buku-buku di luar dari bidang profesi tertentu.

Perlahan-lahan, kebijaksanaan saya berangsur-angsur meluas.
Saya juga sangat memahami kunci dari baca buku. Apalagi ketika batin saya menyatu dengan buku, justru saat itulah saya mempunyai pemahaman yang mendalam. Ini juga yang menjadi sumber inspirasi saya dalam menulis.

Pepatah kuno mengatakan: "Bila kita tidak baca buku tiga hari, tutur kita pun tidak berbobot lagi." Lagipula kita bisa memperoleh banyak pengetahuan dari dalam buku.

Memang, banyak orang mengalami kesulitan untuk menenangkan pikiran. Namun Anda juga boleh hanya baca beberapa halaman (artikel pendek) saja dulu, kelak Anda boleh baca artikel yang lebih panjang atau artikel yang sangat panjang. Sebenarnya saya juga tidak ingin mengimbau kepada orang-orang untuk menghabiskan satu buku dalam sekali baca, Anda boleh mencicilnya menjadi seminggu, sebulan atau beberapa bulan.

Pokoknya, dipupuk menjadi kebiasaan dan dijalankan setahap demi setahap. Ini adalah kebiasaan yang baik!

Baca buku dengan tenang pasti ada pelajaran yang dapat dipetik darinya. Bila kita dapat menenangkan pikiran kita, kita pun dapat menenangkan pikiran kita untuk bersadhana. Bukankah kita juga perlu tenang dan tidak gundah dalam menekuni suatu sadhana?

Sajak:

Dengan baca Sutra kita akan dipancari cahaya.
Dengan tenang bersadhana kita akan mencapai tujuan.
Dengan pikiran yang tenang dan tanpa kerisauan.
Baca buku atau melatih batin pun menjadi luar biasa.

Buku ke - 178 : Memandang Mega dari Gunung
Sumber : http://indonesia.tbsn.org/modules/news2/article.php?storyid=316

Tidak ada komentar:

Posting Komentar